Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rumah Tuhan

15 Oktober 2019   07:19 Diperbarui: 15 Oktober 2019   07:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang anak perempuan menatap tajam purnama

Matanya mencari-cari

Hatinya bertanya-tanya

Mungkinkah di sana Sang Pencipta bertahta

Mengawasi setiap gerak-gerik ciptaannya

Matanya berubah sendu 

Berharap Sang Penguasa memenuhi inginnya

Meletakkannya di jalan yang benar

Sehingga ia tidak perlu lagi bersusah-susah 

Menunggu sebuah kepastian akan nasibnya

Sehingga ia tidak perlu lagi dipenuhi keraguan

Memilih atau dipilih

Matanya masih memandangi purnama 

Titik air mata keemasan mengalir di pipinya

Jiwanya dipenuhi takut

Takut nasibnya seburuk nasib ibunya

Purnama masih di tempatnya

Masih memandanginya

Tuhan peluk aku...bisiknya lirih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun