Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengubur Kebencian

24 Agustus 2018   06:02 Diperbarui: 24 Agustus 2018   07:08 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dua puluh lima tahun untuk sebuah karir bukanlah perjalanan hidup yang pendek.  Jika hingga saat ini karir saya masih sama seperti ini, itu karena saya harus bertahan.

Memang tidak ada yang mengharuskan saya untuk bertahan, namun sudah menjadi habit yang mengalir di dalam tubuh saya untuk selalu bisa bertahan.

Musuh utama saya di karir yang panjang ini adalah perasaan saya sendiri, yaitu rasa benci.  Menghapus kebencian dari diri saya sendiri selalu menguras tenaga.  Dan perasaan benci itu timbul tenggelam di sepanjang karir saya.

Di awal karir, saya muda adalah saya yang idealis.  Keidealisan saya kerap bertentangan dengan senior-senior saya pada masa itu.  Dengan demikian sulit bagi saya untuk mengekspresikan ide-ide yang mengalir deras di tubuh saya.

Setiap kali sebuah ide ditentang bahkan diinjak-injak oleh orang lain, maka yang akan muncul pertama kali adalah perasaan benci.  Meski tak pernah menunjukkan perasaan itu ke muka publik, tetap saja saya kerepotan menghadapi perasaan benci ini.

Dan terus seperti itu prosesnya.  Hingga dengan kebaikan Tuhan saya mencapai puncak karir di tahun kelima saya bekerja.

Membawahi empat puluhan orang dengan karakter yang berbeda memang perlu perjuangan.  Namun bukan pula pekerjaan yang sulit selama orang orang ini berada di atas rel yang sama.

Menjadi sulit ketika harus berhadapan dengan oknum provokator, penentang, ataupun orang-orang yang berseberangan dengan kita.  Apalagi jenis orang orang yang menjadi musuh dalam selimut.

Dan orang orang seperti ini selalu ada, seperti udara, bukan hanya oksigen yang terhirup tetapi juga jenis udara lainnya...

Kemudian ketika kelicikan mereka tak lagi terbendung, maka perasaan benci kepada orang-orang ini akan kembali mencuat. Bergejolak di hati saya.

Namun menghadapi mereka dengan kebencian itu hanya akan merusakkan syaraf syaraf di tubuh saya.  Oleh karena itu, harus ada cara lain untuk menangani mereka.

Dan yang pertama harus dilakukan adalah menetralisir kebencian yang mengalir di tubuh saya.  Setelah itu solusi biasanya akan menyertai. Hingga akhirnya saya bisa berdamai dengan orang orang ini dan bisa terus bertahan hingga hari ini.

Kini dua puluh lima tahun hampir terlewati.  Mulai muncul perasaan lain tentang orang orang yang telah mewujudkan mimpi-mimpi saya selama hampir seperempat abad ini.

Keinginan untuk berbagi kesempatan agar orang orang ini dapat menduduki puncak karir seperti saya.  Dua puluh tahun berada di posisi yang sama perlu adanya penyegaran bukan hanya buat orang orang yang berada di sekitar saya, namun juga buat saya pribadi.

Sudah saatnya bagi saya untuk berhenti bertahan.  Membangun hidup tanpa serangan serangan dari orang orang yang selalu mencoba menjatuhkan saya selama bertahun-tahun.  

Menguburkan kebencian pada masa lalu, menanamkan harapan pada orang orang baru yang akan menjadi pimpinan saya.M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun