Media dan politik saling membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, media massa tak lepas dari politik, begitupun juga politik tak lepas dari media. Hal ini dapat dilihat lebih jelas lagi saat-saat menjelang PEMILU. Dan media yang sangat dibutuhkan yaitu TV untuk kampanye.
Menjelang PEMILU, partai-partai politik akan sering muncul di TV. Tak puas hanya partainya yang ditayangkan, maka calon-calon kandidat PEMILU pun mulai bermunculan di berbagai media. Seakan-akan media massa khususnya TV adalah cara yang tepat untuk mempromosikan diri sebagai kandidat yang tepat. Persepsi masyarakat akan sangat mudah dipengaruhi oleh informasi yang ditangkap secara keseluruhan. Media massa digunakan dalam dunia politik yaitu saat-saat menjelang PEMILU pesan yang disampaikan akan serentak diketahui oleh orang banyak di segala penjuru dan juga dapat diulang penayangannya. Persepsi maupun opini publik mudah dipengaruhi lewat iklan maupun berita dalam media. Disini adanya keuntungan bagi masyarakat dengan adanya keterlibatan media dalam PEMILU. Namun di sisi lain media digunakan menjelang PEMILU untuk berkampanye. Kampanye melalui media, dan cenderung dinilai terkesan tertutup. Seharusnya kampanye itu bersifat terbuka agar dapat didiskusikan dan dikritisi oleh masyarakat. Sebenarnya media menjadi sarana pencerahan dan transformasi nilai-nilai kebenaran agar masyarakat dapat melihat secara apa adanya. Seharusnya tidak ada keberpihakan dalam masa kampanye PEMILU. Media harus mampu bersikap objektif dalam penayangan berita.
Masyarakat berperan ganda dalam hal ini yaitu, sebagai audiens (penikmat media) dan juga sebagai penentu dalam kemenangan PEMILU. Jadi masyarakat harus mampu memfilter informasi yang ada pada media agar dapat menentukan siapa yang tepat menjadi pemimpin bangsa kita yang tercinta ini.
PRIMA JANUARIA KEHI
ILMU KOMUNIKASI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H