Mohon tunggu...
Primadi Wicaksana
Primadi Wicaksana Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Sekretariat Wakil Presiden

Saat ini bekerja sebagai analis kebijakan di kantor Sekretariat Wakil Presiden. Pernah tinggal di Bandung sejak tahun 1998 hingga 2013 sebelum hijrah ke Tangerang Selatan. Saat ini menikah dengan seorang istri yang juga hobi menulis dan dikaruniai 1 putra dan 1 putri. Menulis dan traveling adalah hobi yang dijalankan. Pengalaman menulis di media online dan beberapa buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

VoB: Pahlawan Metal Pembela Hak Perempuan

13 November 2022   15:16 Diperbarui: 13 November 2022   15:28 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tanggal 10 November, Bangsa Indonesia selalu memperingatinya sebagai hari pahlawan. Hari untuk mengenang momen ketika para pejuang di Kota Surabaya bertempur melawan balatentara sekutu tanpa rasa gentar. 

Para pejuang dengan senjata seadanya bertempur secara gagah berani melawan Sekutu yang bersenjata lengkap dan canggih. Meskipun demikian, pertempuran tersebut justru dianggap sebagai neraka oleh serdadu Inggris karena saking alotnya perlawanan.

Sudah 77 tahun berlalu, bangsa Indonesia telah mengalami pergantian zaman. Dari zaman revolusi kemerdekaan, orde baru, hingga kini memasuki zamannya generasi milenial yang ditandai oleh kemajuan teknologi informasi. 

Banyak pihak kemudian bertanya-tanya, peran kepahlawanan apa yang bisa diberikan pemuda di era milenial ini? Kemajuan teknologi informasi yang cepat ternyata dianggap moral banyak pemuda mengalami degradasi. 

Saat ini, pemuda dianggap kehilangan jati diri dan nasionalismenya dengan lebih mementingkan urusan personal keduniawian. Saya pun sempat terpengaruh pada pernyataan-pernyataan seperti itu walaupun sesungguhnya saya juga harus introspeksi, jangan-jangan sayalah yang tidak memiliki kontribusi pada bangsa dan negara. Lantas, kepahlawanan seperti apa yang relevan dengan konteks masa kini?

Keajaiban teknologi informasi memang mengagumkan karena banyak hal bisa diakses dalam satu genggaman, termasuk mendengarkan musik. Pada suatu ketika, setelah berdiskusi tentang kesehatan mental dengan istri saya, dia membuka gawainya untuk membuka youtube untuk mencari lagu. 

Istri saya menunjukkan sebuah band yang terdiri dari tiga personel perempuan berhijab. Hal yang membuat mereka unik adalah genre mereka musik metal dan yang lebih mengesankan adalah mereka telah tur Eropa dua kali pada tahun 2021 dan 2022.

Mencari informasi mereka di internet ternyata adalah candu. Dua hari pertama setelah mendengar musik mereka, saya menghabiskan waktu 3 jam hanya untuk menggali lebih jauh tentang VoB. Firda 'Marsya' Kurnia pada vokal/gitar, Euis Siti Aisyah pada drum, dan Widi Rahmawati pada bass, mereka bertiga telah membuat saya kembali ke jamaah metaliyah yang sudah saya tinggalkan sejak berhenti menjadi musisi dulu.

Secara singkat, mereka adalah band yang berasal dari kecamatan Singajaya yang berjarak dua jam perjalanan dari Kota Garut. Mereka tergabung dalam grup band dengan tidak sengaja. 

Mereka ini adalah anak-anak "nakal" yang menjadi langganan masuk ruang bimbingan konseling (BK). Namun, guru BK mereka yang bernama Abah Erza, mengalirkan energi "kenakalan" mereka ke bentuk seni.

Perjuangan mereka sebagai anak band ternyata tidak mudah. Mereka tinggal di lingkungan yang konservatif dimana musik metal masih dianggap musiknya pemuja setan. 

Selain itu, status mereka sebagai perempuan berhijab membuat karir mereka tidak mulus. Diskriminasi dan dogma bahwa seorang perempuan seharusnya tidak bermusik dan kenyataan bahwa anak-anak perempuan di sana banyak yang menikah dini, menjadi tantangan yang mereka hadapi setiap harinya.

Situasi sosial yang mereka hadapi akhirnya dituangkan ke dalam lagu-lagu yang sarat kritik sosial. Sebagai contoh, lagu School Revolution. Lagu ini mereka angkat dari pengalaman mereka bersekolah. Personel VoB merasa bahwa sekolah mengekang cita-cita anak muda karena lembaga itu hanya berkutat pada masalah akademis.

Padahal, dunia ini tidak hanya soal kemampuan akademis dan nilai rapor semata, tetapi juga ada ruang-ruang kreativitas yang dapat bertumbuh dari seorang siswa. Mereka juga mengkritik sekolah yang anti kritik. Lagu ini sejatinya menggambarkan secara umum kondisi sekolah di negara ini. Perlu ada revolusi nyata agar sistem pendidikan kita menjadi lebih baik.

Lagu mereka yang lain, God Allow Me Please to Play Music menceritakan curahan hati mereka yang sempat dilarang bermain musik oleh orang tua dan lingkungan sekitar mereka. 

Mereka juga menghadapi sekelompok orang yang meminta mereka berhenti bermain musik karena musik dianggap haram. Personel VoB curhat ke Abah soal tersebut dan beliau berkata pada mereka bahwa kalau mereka masih percaya pada Tuhan, maka mintalah izin kepada-Nya untuk bermain musik. Nasihat Abah itu pun mereka tuangkan dalam lagu ini.

Sementara itu, Not Public Property adalah lagu mereka yang ketiga. Bagi saya, lagu ini sarat pesan mendalam khususnya terkait dengan perlindungan kaum perempuan. Mereka sangat prihatin dengan kekerasan seksual yang sering dialami oleh perempuan. Perempuan acapkali menjadi korban namun perlindungan untuk mereka justru sangat kurang. 

Perempuan yang jadi korban justru sering disalahkan sebagai penyebab kekerasan itu terjadi. Misal, pemerkosaan terjadi karena perempuan pulang malam atau berpakaian minim. Padahal, wanita dengan pakaian hijab pun ada yang menjadi korban perkosaan. Tubuh wanita adalah otoritas mereka dan tubuhnya bukanlah milik publik yang bisa diatur seenaknya.

Kemudian, Perempuan Merdeka Seutuhnya (PMS) adalah lagu yang menyuarakan hak-hak perempuan untuk menjadi diri mereka sendiri. Lagu ini bisa dikatakan sebagai bentuk perlawanan terhadap dogma-dogma yang mendiskreditkan perempuan. Menurut lagu ini, dogma-dogma itu justru dibuat oleh laki-laki yang membatasi kebebasan perempuan untuk memilih apa yang mereka inginkan.

Lagu-lagu mereka yang lain-saat ini baru empat lagu yang resmi rilis- juga berisikan kritik-kritik sosial. VoB menjadi sebuah fenomena karena mendobrak stigma-stigma yang ada. Pemudi berhijab, berasal dari sebuah kecamatan kecil di Garut, bermain musik keras, lagu-lagunya penuh dengan kritik. 

Oleh karena itu, tidak heran jika pada awal-awal kemunculannya, mereka mendapat tentangan yang hebat dari lingkungan sekitar. Namun, semua teror dan tantangan tersebut justru membuat mental anak-anak VoB menjadi sangat kuat. Keteguhan hati itulah yang membuat mereka tetap bertahan hingga saat ini.

Lika-liku perjuangan VoB dalam meraih cita-cita dan memperjuangkan idealisme mereka berbuah manis. Mereka diundang untuk konser di beberapa kota di Eropa pada tahun 2021 dan tahun 2022. Bahkan, pada tahun 2022 mereka secara khusus diundang di festival Wacken Open Air yang berlangsung di Jerman. WoA merupakan festival musik metal terbesar di dunia dan tidak semua band dapat manggung di sana. Poin penting dari konser mereka di Eropa adalah mereka membawa nama Indonesia di pentas musik dunia.

"We are VoB from Indonesiaa!" kalimat pembuka VoB yang diucapkan Marsya setiap mereka memulai konser di Iuar negeri. Sebuah kalimat yang sederhana tapi sesungguhnya memiliki makna yang mendalam karena diucapkan di negara lain. Ada perasaan haru dan bangga ketika nama negara kita diucapkan di depan ratusan bahkan ribuan orang di negara lain. Kita menjadi bangga sebagai bangsa Indonesia serta menunjukkan bahwa kita bukanlah bangsa yang inferior di bidang musik dan juga bidang-bidang lainnya.

Ada hal menarik lainnya ketika VoB konser di Rennes, Perancis pada tahun 2021 lalu. Di tengah konser, Marsya curhat bahwa dalam wawancara dengan salah satu media lokal, VoB dianggap dipaksa menggunakan hijab. Pada kesempatan lain, VoB juga dianggap ingin fashion show karena hijabnya. Marsya merasa jengkel dengan anggapan-anggapan media Perancis tersebut dan dia kemudian menyuarakan bahwa perempuan berhak menggunakan apa yang dia nyaman. 

VoB juga bersuara bahwa hijab sesungguhnya adalah simbol cinta dan perdamaian. Ucapan gadis mungil yang baru memasuki usia 20an tahun di hadapan ribuan penonton di negara yang mengaku sebagai negara kebebasan dan toleransi. Tapi, ternyata idealisme kebebasan Perancis tetap memiliki syarat dan ketentuan yang berlaku. Indonesia jauh lebih toleran dari Perancis terkait simbol-simbol agama.

Indonesia memang masih memiliki masalah dengan sekelompok kaum intoleran, tetapi kita masih dijamin kebebasannya untuk menggunakan apa yang kita percayai. Perancis seolah menjadi negara yang alergi dengan agama walaupun mereka mengaku memberikan kebebasan penduduknya untuk menganut agama apapun yang diyakini. Saya sendiri merasa VoB bisa menjadi juru bicara toleransi dan perdamaian dunia di musik metal. Mereka dapat menggaungkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang bhinneka namun rukun.

Apa yang telah dilakukan oleh VoB sejatinya telah memberikan contoh nilai kepahlawanan di era milenial ini. Semangat pantang menyerah, lantang menyuarakan hak-hak kaum perempuan, dan berani tegak lurus untuk menggapai cita-cita mereka sebagai musisi metal. VoB adalah pahlawan di bidangnya. Saya juga yakin masih banyak insan Indonesia lain yang menjadi pahlawan di era ini. 

Para relawan di Papua yang ingin mencerdaskan bangsa, juara olahraga maupun sains, atau siapapun yang dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara adalah pahlawan bagi kita semua. Nilai -nilai kepahlawanan akan selalu menemukan jalannya, di era apapun pada siapapun. Para Pahlawan memiliki sikap dan hati metal hati dalam perjuangannya.

Karya-karya VoB bisa didengarkan melalui kanal-kanal resmi mereka di youtube, spotify, instagram dan media sosial lainnya dengan mengetik Voice of Baceprot di kolo pencarian. Siapa tau, setelah mendengar karya mereka anda sekalian menjadi Baladceprot, fans base VoB. Sebagai seorang Baladceprot, saya mengucapkan selamat menikmati karya-karya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun