Mohon tunggu...
Prima Dien
Prima Dien Mohon Tunggu... lainnya -

love travelling .....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berkuda Menyusuri Komplek Candi Gedong Songo

26 Agustus 2012   06:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat berkunjung ke Semarang beberapa waktu yang lalu, saya disarankan seorang teman untuk mengunjungi Candi Gedong Songo yang namanya tidak begitu familar  buat saya. Candi Gedong Songo memang tidak sepopuler Candi Borobudur atau Candi Prambanan yang sudah terkenal bahkan sampai ke mancanegara terutama Candi Borobudur. Bagi masyarakat Jawa Tengah Candi Gedong Songo merupakan   salah satu tempat rekreasi   yang memadukan antara keindahan alam dengan cagar budaya/benda purbakala.

Papan informasi komplek Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo  terletak di lereng Gunung Ungaran   Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jarak tempuh untuk mencapai candi ini sekitar 25 km dari Ambarawa, diperlukan perjalanan sekitar 45 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang cenderung menaik dan kemiringan cukup  tajam

Setelah terlebih dahulu membeli karcis masuk seharga Rp. 5000,- per orang, di halaman dalam pintu masuk kita akan disambut lokasi taman yang merupakan  arena melepas lelah sambil  beristirahat sejenak.  Memasuki komplek candi Gedong Songo ini terlihat papan informasi yang menceritakan sekilas sejarah dari candi ini. Dinamakan Candi Gedong Songo karena di komplek tersebut ditemukan sembilan kelompok bangunan atau candi. Gedong songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi arti kata Gedong Songo adalah sembilan (kelompok) bangunan. Ya .... di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi yang ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Dari ke sembilan kelompok candi ini, yang masih utuh sekarang hanya tinggal 5 (lima),  kelima kelompok bangunan candi tersebut yang masih berdiri dan  letaknya terpencar, dimulai dari kelompok satu atau Gedong I yang terletak paling bawah dan berakhir dengan kelompok lima atau Gedong V yang terletak di paling atas.   Kelompok candi Gedong VI, VII, VIII dan IX sekarang sudah tidak jelas lagi  keberadaannya. Hal ini ditunjukkan dari tidak adanya  plang nama yang bertuliskan Candi VI pada tempat ini. Pada saat membaca sejarah candi ini yang tertera di papan informasi,  kami dihampiri oleh beberapa orang yang menawarkan jasa penyewaan kuda untuk mengelilingi komplek candi yang relatif luas ini. Ada dua cara untuk mengelilingi komplek candi ini yaitu dengan berjalan kaki atau berkuda menyusuri seluruh komplek candi ini. Rute dengan berjalan kaki, Perjalananan di mulai dari Candi Gedong I yang jarakya sekitar 200 meter melalui jalan setapak yang naik menuju ke candi Gedong II, III, IV dan V. Kompleks Candi Gedongsongo dibangun berderet dari bawah hingga puncak perbukitan di Gunung Kendalisada. Rute berkuda mengelilingi Candi Namun jika anda memilih transportasi kuda, maka perjalanan akan dimulai dari candi Gedong V yang berada pada puncak tertinggi di komplek candi ini, dengan melewati jalan wisata desa. Kemudian turun kembali dengan melewati candi Gedong IV, III, II dan I.

Tarif jasa kuda

Akhirnya kami memutuskan untuk mengelilingi komplek candi Gedong Songo dengan menggunakan kuda dengan dua alasan yaitu:  pertama, waktu kami sangat terbatas, sehingga tidak memungkinkan bagi saya dan Ita untuk berjalan kaki menyusuri keseluruhan candi yang terdapat di komplek ini, meskipun sekarang hanya tinggal lima buah candi yang tersisa.

Kedua, pada saat itu saya tidak menggunakan sepatu yang memungkinkan untuk dipakai berjalan dalam waktu yang lama, maklumlah saat itu saya sedang memakai wedges yang rada tinggi. Sangat tidak cocok untuk dipakai untuk medan yang tofografinya naik turun, apalagi jarak antara satu candi dengan candi yang lainnya berjauhan. So pasti gak kuat kaki saya .... Tepat di depan kandang kuda tersedia  papan informasi yang memberitahukan tarif jasa kuda bila wisatawan ingin menggunakan kuda mengelilingi komplek candi ini. Tarifnya tergantung dari  rute yang ingin kita kunjungi. Tarif Jasa Naik Kuda di Candi Gedong Songo

  • Ke Candi I Rp. 20.000 , khusus untuk Wisman Rp. 30.000
  • Wisata Desa Rp. 25.000 (Wisman Rp. 35.000)
  • Ke Air Panas Rp. 40.000 (Wisman Rp. 60.000)
  • Ke Candi II Rp. 30.000 (Wisman Rp. 40.000)
  • Ke Candi III Rp. 35.000 (Wisman Rp. 50.000)
  • Paket candi Songo Rp. 50.000 (Wisman Rp. 70.000)

Kami memilih rute paket candi Gedong Songo untuk menelilingi seluruh komplek candi ini dengan tarif sebesar Rp. 50.000,- . Masing-masing kuda dituntun oleh seorang pemandu, dimana salah seorang dari mereka terlihat memegang sapu lidi. Setelah saya tanyakan ternyata sapu lidi itu digunakan untuk membersihkan kotoran kuda jika tiba-tiba kuda tersebut buang hajat dijalan sehingga tidak mengotori komplek candi.

Berkuda menyusuri komplek candi Gedong Songo Setelah sepakat, kami pun memulai perjalanan dengan berkuda menyusuri komplek candi ini. Kuda yang saya naiki mempunyai postur yang rada kecil, sehingga seringkali saya tidak merasa nyaman berada di atasnya. Ditambah lagi dengan kondisi medan yang mendaki dan lebar jalan yang cuma sekitar dua meter serta jurang tepat di sisi kiri jalan membuat saya sempat ingin membatalkan perjalanan ini. Setelah berjalan lumayan lama menurut saya, akhirnya kami sampai di candi Gedong V yang berada di lokasi yang paling tinggi di komplek candi ini. Salah satu pemandu kami ini menawarkan untuk mengambil foto dari kamera yang kami bawa. Kamipun bernarsis ria di atas kuda. Sepertinya sudah menjadi protap (prosedur tetap) dari rute berkuda ini, pengunjung akan beristirahat sejenak di titik lokasi ini. Jika merasa haus, tersedia beberapa macam minuman yang dijajakan oleh pedagang minuman di lokasi ini.  Kamipun memutuskan untuk beristirahat sejenak untuk menghilangkan kepenatan selama berada diatas kuda.
Setiap komplek candi ditandai dengan plang nama
Candi Gedong Songo V Saya pun akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat dari dekat profil candi gedong V sekaligus membuat dokumentasi sebagai kenang-kenangan. Di bawah ini merupakan foto-foto saya dengan latar belakang candi Gedong V.  Sekali-kali narsis boleh dong.
Pemandangan dari puncak tertinggi di Candi Gedong V
Mejeng sejenak di candi Gedong V
Narsis euuyyy .....
Lagi-lagi narsis ...... Setelah puas berfoto ria dengan latar belakang candi gedong V ini, kamipun melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi kelompok candi lainnya yang akan kami lewati sekalian dalam perjalanan kembali ke lokasi  awal. Di antara Candi Gedong IV dengan Gedong III terdapat sebuah   sumber mata air panas belerang. Pengunjung dapat mandi dan menghangatkan tubuh disebuah pemandian yang dibangun di dekat  sumber air panas tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. Di lokasi ini kami tidak mampir, hanya berhenti sejenak untuk mengambil foto dengan latar belakang kepulan  asap belerang.
Dalam perjalanan pulang kami melewati candi gedong IV, III, II dan I , lagi-lagi karena keterbatasan waktu kami kembali hanya melewatinya saja. Paling-paling berhenti sejenak untuk mengambil foto. Di komplek ini juga terdapat penginapan berupa beberapa  bungalow yang diperuntukan bagi pengunjung yang ingin menginap yang letaknya persis di atas Candi Gedong I. Menurut saya komplek candi ini cukup tertata rapi, mempunyai udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, sepertinya bisa diagendakan menjadi tujuan wisata bagi mereka yang merencanakan akan berkunjung ke Semarang. Selamat mengunjungi Candi Gedong Songo .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun