Telur ayam merupakan komoditas tertinggi keempat yang banyak dikonsumsi masyarakat di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2019). Sumatra Barat merupakan salah satu daerah penghasil telur ayam terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi telur sebanyak 389.413,95 ton dalam dua tahun terakhir (Badan Pusat Statistik, 2022). Sentra produksi telur ayam terbesar di Sumatra Barat berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan Payakumbuh dengan sebaran rantai distribusi baik di dalam maupun di luar Sumatra Barat, salah satunya di Kota Padang (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Barat, 2022).
Dalam pemenuhan permintaan telur ayam di Kota Padang, pasar Pagi Parak Laweh menjadi salah satu pusat distribusi utama sebaran telur ayam karena lokasinya yang strategis. Salah satu distributor telur ayam di pasar Parak Laweh yang berpotensi memiliki penjualan telur ayam yang relatif tinggi adalah pedagang grosir telur ayam Pak Defri. Grosir telur ayam Pak Defri merupakan distributor pertama yang berhubungan langsung dengan peternak ayam petelur di Payakumbuh. Grosir telur ayam Pak Defri berlokasi di pasar Pagi Parak Laweh dan berjarak 10,3 km dari Universitas Andalas. Setiap minggunya grosir telur ayam Pak Defri mampu menjual sebanyak 90 ribu butir telur ayam ke pedagang eceran hingga konsumen akhir.
Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan pada tanggal 25 Februari 2024 bersama pedagang grosir telur ayam di pasar Pagi Parak Laweh, Pak Defri menyatakan bahwa terdapat permasalahan dalam menjual telur ayam selama menjalankan usahanya, yaitu sistem manajemen investaris yang kurang terstruktur sehingga memengaruhi supply dan demand pasar yang tepat, fasilitas tempat penyimpanan telur ayam kurang memadai sehingga pengelolaan stok dan pemeliharaan telur ayam tidak terorganisir dengan baik, dan yang menjadi fokus permasalahan utamanya adalah kesulitan dalam menyortir ukuran dan kualitas telur ayam secara efektif, efisien, dan akurat.Â
Selama ini, aktivitas penyortiran ukuran telur yang dilakukan oleh pedagang grosir telur ayam Pak Defri masih dilakukan dengan proses manual oleh satu orang pekerja dengan kapasitas 1.800 butir telur dalam waktu 60 menit secara bertahap. Sementara penyortiran kualitas telur dilakukan secara manual dengan cara menyoroti senter ke cangkang telur secara satu per satu dan mengamati perubahan fisik telurnya. Menyortir telur secara manual dinilai tidak efektif dan efisien karena memerlukan waktu yang cukup lama dan hasil penglihatan yang kurang akurat (Soeparno, 2011). Kondisi demikian berdampak pada kualitas telur yang dihasilkan, dimana sebanyak 90 ribu butir telur ayam per minggu yang didistribusikan menghasilkan telur busuk dan berkualitas buruk sebanyak 0,1% (90 butir telur) sehingga dapat menurunkan tingkat kepercayaan pembeli terhadap telur yang dijual. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah pembeli yang dapat memengaruhi profitabilitas dan keberlanjutan usaha.
Berdasarkan permasalahan dari pedagang grosir telur ayam Pak Defri, Mahasiswa Universitas Andalas menawarkan sebuah inovasi teknologi yang bernama Egg Sorter Two in One Berbasis Smart Sensor dan Microcontroller. Inovasi teknologi ini diciptakan oleh lima mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu yang tergabung dalam satu tim. Tim ini diketuai oleh Ridwan Leo Candra, mahasiswa Program Studi S1 Teknik Industri angkatan 2021, dengan anggota Olimpia Agustin (S1 Teknik Industri-2022), Prima Alghifari (S1 Teknik Elektro-2021), dan Insanul Abiyyu Erby (S1 Teknik Industri-2022). Di bawah bimbingan Ibu Dr.Eng. Lusi Susanti, S.T.,M.Eng.
Egg Sorter Two in One dilengkapi dengan berbagai komponen seperti wadah penampungan, konveyor, sensor kualitas telur, dan mikrokontroler. Alat ini menggunakan sensor untuk mendeteksi kualitas, berat, dan ukuran telur yang disortir. Setelah pengolahan data oleh mikrokontroler, telur secara otomatis dialihkan ke kategori yang sesuai berdasarkan kualitas, berat, dan ukurannya. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses penyortiran telur.Â
Egg Sorter Two in One telah melakukan uji coba fungsional alat dan evaluasi fungsi alat. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa perolehan waktu yang dibutuhkan oleh teknologi untuk mendeteksi dan menyortir lima telur selama 10 detik dengan total telur yang dapat dideteksi selama satu jam sebanyak 1800 butir. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan keakurasian dalam mendeteksi telur busuk dari 90% menjadi 100%. Tingkat keakurasian dalam menyortir berat telur juga mengalami kenaikan yang signifikan dari 60% menjadi 100%. Perubahan dalam tingkat akurasi ini disebabkan oleh penggunaan sensor yang bersifat objektif sehingga hasil pendeteksian dan penyortiran menjadi lebih akurat yang daat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap usaha yang dijalankan. Hasil ini menunjukan bahwa teknologi yang dirancang dapat membantu mitra dalam mengatasi tingkat keakurasian dalam memeriksa telur busuk dan menyortir telur, sehingga dapat meningkatkan produktivitas grosir telur ayam Pak Defri yang berdampak pada profitabilitas dan keberlanjutan usaha mitra.
Egg Sorter Two in One merupakan salah satu tim perwakilan Universitas Andalas (UNAND) yang ikut serta dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) dan berhasil mendapat pendanaan riset dari Direktoral Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Kemendikbud Ristek) 2024.
Untuk informasi lebih lanjut dan mengetahui perkembangan serta perjalanan tim Egg Sorter Two in One, dapat dicek di akun media sosial di bawah ini.
Instagram : @eggsortech
