Mohon tunggu...
Prima Donia
Prima Donia Mohon Tunggu... -

Pekerja, yang hobby travelling bersama-sama dengan anak & istri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penerima Pensiun di BRI Tidak Boleh Diberikan ATM, tapi di Bank Mandiri Bisa. Kok Beda..?

6 April 2012   11:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 11227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua saya (ayah dan Ibu) adalah pensiunan. Ayah pensiunan anggota TNI sedangkan Ibu saya pensiunan PNS. Sejak saya kecil, Ayah dan Ibu sudah mengenalkan kami dengan Bank karena mereka senantiasa memasukkan seluruh gaji yang diterimanya secara tunai (dalam amplop) ke rekening tabungan yang ada di Bank baru kemudian diambil sesuai kebutuhan. Selain lebih aman, mereka merasa nyaman karena memiliki catatan uang keluar masuk yang tertera di dalam Buku Tabungannya.

Ayah saya ketika itu menabung di Tabungan Jumbo Bank BBD (saat ini sudah berubah menjadi Bank Mandiri) Jl. DI Panjaitan Jakarta Timur, sedangkan Ibu saya menabung di Tabungan Tabanas (selanjutnya berubah nama menjadi Britama) Bank BRI Otista Jakarta Timur. Mereka masing-masing memilih Bank tersebut semata-mata karena akses yang lebih mudah untuk datang ke kantor Bank tersebut. Nyamannya menyimpan uang gaji di Bank semakin bertambah ketika muncul fasilitas ATM, meskipun orangtua saya termasuk orang gagap tehnologi.

Ketika memasuki masa pensiun beberapa tahun yang lalu, Ayah saya mendaftarkan pensiunnya untuk dapat diterima di rekening tabungannya di Bank Mandiri sementara Ibu saya ke Bank BRI, kebetulan pula didekat rumah orangtua saya ada Kantor Cabang Bank Mandiri dan BRI.

Yang mengherankan saya, Ayah saya dapat menggunakan rekeningnya di Bank Mandiri yang sudah dimilikinya sejak lama dan sudah dilengkapi dengan ATM. Sementara Ibu saya di Bank BRI diminta untuk membuka rekening baru yang walaupun sama-sama Britama namun rekening tersebut memiliki kode "Pensiunan". Ibu saya tidak keberatan dan memindahkan isi rekening Britamanya yang lama ke rekeningnya yang baru "Britama Pensiunan". Bagi Ibu saya tentu suatu pemborosan memiliki rekening lebih dari satu di satu bank.

Setelah berjalan beberapa lama, maka saya dapat melihat perbedaan antara pensiun Ibu saya yang diterimanya di Rekening Britama Bank BRI dan pensiun Ayah saya yang diterimanya di Rekening Tabungan Bank Mandiri sebagai berikut:

Pensiunan di Bank BRI:

- Pensiunan tidak diberikan Kartu ATM.

- Biaya Administrasi bulanan Rp. 2.000,-

Pensiunan di Bank Mandiri:

- Pensiunan dianggap sama dengan nasabah lainnya, diberikan ATM dan fitur2 turunan lainnya.

- Biaya Administrasi bulanan Rp. 10.000,- sama dengan nasabah lainnya.

Terhadap perbedaan tersebut, yaitu tidak diberikannya ATM oleh Bank BRI kepada rekening penerima pensiun, saya berusaha mencari tahu penyebabnya. Kebetulan minggu lalu, dalam sebuah penerbangan Jakarta-Kupang yang cukup lama, saya duduk disebelah seseorang yang ternyata pekerja BRI di suatu cabang di NTT. Berdasarkan ngobrol-ngobrol dengan Ybs maka saya dapat mengetahui alasan tidak diberikannya ATM bagi rekening penerima pensiun di BRI adalah:

- Hal tersebut merupakan permintaan dari PT Taspen yang merupakan Kantor Pengelola pembayaran pensiun bagi PNS.

- PT Taspen berkepentingan untuk memastikan bahwa penerima pensiun masih hidup dan menerima langsung pensiunnya. Karena itu penggunaan Surat Kuasa untuk menarik pensiunan pun maksimal hanya berlaku untuk 3 kali atau 3 bulan saja. Bahkan jika sudah 6 bulan si pensiunan tidak mengambil uang pensiunnya maka PT Taspen mewajibkan Bank pembayar (termasuk BRI) untuk melakukan kunjungan nasabah kepada pensiunan dimaksud.

- Jika nasabah pensiunan diberikan ATM maka jika pensiunan tersebut meninggal dunia dan hak pensiun Ybs punah maka PT Taspen sulit untuk menarik kembali dananya karena orang lain (tentu saja yang tahu PIN ATMnya) dapat mengambil dana pensiun tersebut.

Jika demikian halnya, kok Ayah saya yang juga pensiunan bisa mendapatkan ATM...? Ternyata ayah saya yang pensiunan TNI pengelolaan pembayaran pensiunannya bukan oleh PT Taspen namun melalui PT. Asabri. PT Asabri mengelola pembayaran pensiun untuk pensiunan yang berasal dari TNI, Polri, PNS TNI/Polri dan juga PNS Kementrian Pertahanan.

Kenalan pekerja BRI itu juga menerangkan bahwa BRI juga merupakan mitra bayar PT Asabri dan Ybs menegaskan bahwa pensiunan Asabri yang dibayarkan melalui rekening di BRI juga tidak dapat diberikan kartu ATM. Kompensasi yang diberikan BRI adalah Biaya Administrasi (Rp. 2.000,- per bulan) yang sangat rendah dibanding rekening ber ATM. Alasan mengapa pensiunan Asabri tidak diberikan ATM sama dengan alasan pensiunan Taspen yang tidak diberikan ATM.

Penasaran, saya coba bertanya ke salah satu teman yang bekerja di Bank Mandiri, apakah pensiunan yang pensiunnya diterima di rekening Bank Mandiri diperkenankan untuk dilengkapi dengan fasilitas kartu ATM..? Teman saya itu menyatakan bahwa setiap nasabah penabung di Bank Mandiri berhak untuk menggunakan ATM, itu sebabnya Biaya Administrasi rekening penerima pensiun sama saja dengan nasabah penabung umum lainnya.

Pekerja BRI kenalan saya itu juga menyatakan bahwa Taspen dan Asabri merupakan BUMN dan uang yang dibayarkan kepada para pensiunan merupakan uang negara. Dengan demikian dengan tidak diberikannya ATM kepada para pensiunan maka berarti BRI sudah berperan aktif untuk mengamankan uang negara.

Saya pikir-pikir benar juga... jika seorang pensiunan menerima pensiunnya di bank dan memiliki ATM maka apabila Ybs meninggal dunia namun sempat menyerahkan dan memberitahukan nomor PIN ATM nya maka setelah meninggalpun si pemegang ATM akan dapat mengambil uang pensiunnya. Berarti uang pensiun (uang negara) yang seharusnya tidak keluar akan terus keluar... Asabri / Taspen (negara) tentu menjadi rugi.

Para pembaca Kompasiana mudah-mudahan dapat sharing pengalaman untuk pembayaran pensiun selain di Bank BRI atau Mandiri apakah mereka juga mengeluarkan kartu ATM untuk penerima pensiun atau mudah-mudahan ada juga yang lebih mengerti ketentuan sebenarnya. Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun