Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Man of Steel, Tembang Galau Clark Kent

29 Juni 2013   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:14 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_252015" align="alignright" width="376" caption="MEMBUMIKAN. Permainan aktor Henry Cavill sebagai Clark Kent atau Kal-El memproyeksikan sosok Superman yang manusiawi dan memiliki perasaan cinta, benci, sedih, dan keputus-asaan. Sevuah sosok alien yang telah kemanungsan."][/caption] DENGAN budget produksi sekitar 225 juta dollar AS(sekitar Rp2,205 trilyun, 1 dollar AS=Rp9800, red), kisah petualangan Superman karya kreatifitas Jerry Siegel dan Joe Shuster kembali hadir. Tampil dengan judul Man of Steel (MoS),karakter manusia super yang hadir pertamakali dalam Action ComicsEdisi 01 tahun 1933 itu dirilis sejak 14 Juni 2013. Setelah tayang selama sepekan, film berdurasi 143 menit itu berhasil meraup pendapatan sebesar 113,1 juta dollar AS (sekitar Rp1,108 triliun) dari pemutaran bioskop secara reguler, sementara sebanyak 12 juta dollar AS (sekitar Rp117,6 milyar) melalui penjualan tiket di jaringan retail, Walmart dengan screening khusus sehari sebelum rilis reguler.

Film yang merupakan reboot (ulangan) dari Superman Return yang ditayangkan tahun 2006 ini, juga berhasil melakukan penjualan bagus di pasar internasional. Dari pemutaran di 24 pasar film internasional, MoS berhasil meraup 71,6 juta dollar AS (sekitar Rp680,2 milyar). Bila ditotal dari pendapatan domestik dan internasional, sejauh ini telah berhasil mengumpulkan 196,7 juta dollar AS (Rp1,868 triliun), serta mencatatkan diri sebagai film yang dirilis pada bulan Juni dengan penghasilan debut terbesar sepanjang masa.

Pencapaian MoS ini memecahkan rekor sebelumnya yang ditorehkan film rilisan Disney/Pixar, Toy Story 3 yang meraup 110,3 juta dollar AS (sekitar Rp1,047 triliun) saat dirilis pada bulan Juni 2010. Penghasilan Rp1,868 triliun rupiah yang dihasilkan MoS di akhir pekan pertamanya itu, merupakan kabar gembira bagi Warner Bros. dan Legendary Pictures, studio film yang memproduksi karya fiksi superhero ini. Tak pelak lagi, hasil tersebut juga diakui sekaligus sebagai ujud  "balas dendam" atas penghasilan Superman Returns garapan Bryan Singer. Film yang dibintangi Brandon Routh sebagai Superman/Clark Kent itu sangat memprihatinkan Warner Bros.

Keistimewaan lain dari jadwal pemasaran MoS adalah waktunya yang bertepatan dengan 30 tahun sejak perilisan Superman III garapan sutradara Richard Lester. Film yang dirilis 17 Juni 1983 itu dibintangi Christopher Reeves (Superman/Clark Kent), Margot Kidder (Lois Lane), Richard Pryor (Gus Gorman) dan Annette O’Toole (Lana Lang). Film berdurasi dua jam lebih itu ditegaskan sebagai film petualangan Superman produksi Warner Bros. yang terakhir, sementara Superman IV : The Quest for Peace yang dibintangi Reeves dan dirilis pada 1987 mengalami kegagalan total. Sehingga tidak diakui Warner Bros. sebagai serial Superman produksinya.

Sejak awal rencana produksi diumumkan, MoS telah berhasil membetot perhatian dunia. Para kritikus film pun berjibaku membuat analisa hasil produksinya. Bagaimana tidak menarik. Dalam film tersebut bercokol deretan para sineas papan atas, dengan karya yang selalu berhasil menyodok tahta box office. Misalnya, Christopher Nolan sebagai produser. Sineas kelahiran London, Inggris, 30Juli 1970 ini menjadi daya tarik, karena keberhasilannya mensutradari trilogy Batman (Batman Begins pada tahun 2005, The Dark Knight pada 2008, dan  The Dark Knight Rises pada 2012), serta Inception (2010) yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan menerima 8 nominasi Academy Award ke-83.

Kekuatan magis lainnya terproyeksi dari terpilihnya Zack Snyder sebagai sutradara. Pria kelahiran Wisconsin, AS, pada 1 Maret 1966 ini memiliki daya pikat pasar, karena keberhasilannya menyutradarai film kolosal 300 (2007) yang berkisah tentang kepahlawan para prajurit Sparta saat melawan pasukan Persia. Namun suksesnya menyutradari film superhero Watchmen (2009) yang diangkat dari komik berjudul sama milik DC Comic itu, yang membuatnya dipercaya untuk menangani MoS.

Dalam MoS, Superman digambarkan sebagai sosok yang manusiawi. Sebuah karakter sebagaimana yang disuguhkan semua film superhero sebelumnya yang berhasil mendongkrak pemasaran. Sosok Kal-El adalah anak dari Jor-El (Russell Crowe). Dia merupakan mahluk penghuni planet Krypton. Kemudian sejarah turunnya manusia langit ini ke bumi digambarkan, seperti dalam animasi MegaMind yang diproduksi pada tahun 2010. Sesampai di bumi, Kal-El bayiditemukan oleh suami istri Jonathan Kent (Kevin Costner) dan Martha Kent (Diane Lane) yang membesarkannya dalam sebuah pertanian di Smallvile, Texas. Bayi temuan itu pun diberi nama Clark Kent.

[caption id="attachment_252017" align="alignright" width="358" caption="Dengan kasih sayang, Jonathan Kent (Kevin Costner) berusaha menasehati Clark Kent, bahwa dia harus berjuang diri menyembunyikan jati dirinya yang asli. Nasehat sebelum kematian itu merupakan rambu-rambu etika yang disampaikan Jonathan agar anak angkatnya itu tak dinilai aneh dan menarik perhatian masyarakat."]

1372517571836766929
1372517571836766929
[/caption] Diceritakan di sebuat planet bernama Krypton, ilmuwan Jor-El (Russel Crowe) tengah membantu istrinya, Lara yang sedang berjuang melahirkan anak laki-laki lewat persalinan yang tidak biasa dilakukan mahluk Planet Krypton. Saat itu Lara melahirkan dengan cara alami sebagaimana manusia bumi. Namun, ditengah-tengah usaha Jor-El tersebut, muncul Jenderal Zod (Michael Shannon) dengan pasukannya untuk melakukan kudeta atas nama misi ’penyelamatan’ Krypton. Jor-El berhasil lolos dari rencana kudeta itu dan mengirim anaknya yang bernama Kal-El, secara ilegal ke Bumi, dengan membawa sebuah misi dan harapan. Rencana Zod serta pasukannya menemui kegagalan dan otoritas tertinggi di Krypton menghukumnya ke sebuah pengasingan bernama Phantom Zone.

Bukan tanpa alasan Jor-El dan Lara mengirimkan anak mereka yang masih bayi merah ke Bumi.  Sang bayi yang membawa kode genetik ratusan DNA keturunan Krypton dalam tubuhnya yang disuntikkan Codex oleh sang ayah yang ilmuwan, dianggap akan bisa menjadi penerus Krypton di Bumi. Susunan atmosfer dan kondisi bumi diyakini orang tuanya akan membantu menguatkan Kal-El ketika dewasa. Selain itu, diyakini akan menjadikannya sebagai mahluk yang lebih baik. "He'll be a God to them," begitu terawang sang ayah, Jor-El, sewaktu akan mengirimkan anaknya.

Tidak lama setelah pengasingan tersebut kiamat benar-benar terjadi di Planet Krypton. Planet tersebut hancur berkeping-keping, dan cerita pun melompat ke Planet Bumi pada masa Kal-El dewasa mencari jati diri sebenarnya, setelah ayah angkatnya di bumi Jonathan Kent tewas dihempas tornado yang menyerbu pertaniannya.

Sedikit diceritakan betapa Clark Kent kesulitan menahan emosi dalam menyembunyikan kekuatan supernya di depan banyak orang. Sebuah proses psikologis yang dialami  selama melakukan pencarian jati diri. Lewat sebuah perenungan dan petualangan diri, akhirnya dia mengetahui siapa dirinya, dari mana asalnya, siapa orang tua sebenarnya, dan apa yang membuat ia seorang diri berada di Bumi. Pengetahuan itu terjadi, setelah dia berhasilkan mengaktifkan sebuah pesawat penjelajah lawas dari Planet Krypton yang terkubur es selama 18.000 tahun di bumi.

Hologram sang ayah, Jor-El, menjawab semua pertanyaan Clark, bahkan nantinya membantu Superman dan Louis Lane meloloskan diri dari pesawat induk Jenderal Zod saat keduanya disekap dalam pesawat tersebut. Bahkan, mengajari mereka cara mengalahkan Zod dengan mengembalikan pasukannya ke lubang hitam.

DILEMA MORAL

Ada banyak alasan mengapa MoS dianggap telah sukses menyajikan tontonan yang melebihi dugaan para penonton, salah satu diantaranya dari unsur eksennya. Penonton akan dimanjakan dengan adegan pertempuran yang sangat dahsyat dan penuh kehancuran, layaknya pertarungan para dewa dengan daratan bumi sebagai ‘kotak pasirnya’.

Kombinasi antara gaya ‘kinetik’ Snyder dengan ‘gelapnya’ Nolan berhasil mengangkat film ini menjadi jauh lebih menarik. Mereka mencoba menawarkan isu dilema moral dengan pertanyaan apakah manusia bisa mempercayai seorang alien untuk menyelamatkan bumi? Kenapa seseorang yang bukan dari bumi mau pertaruhkan nyawanya demi keselamatan umat manusia? Pengalaman action Snyder dalam film 300 (2006) benar-benar diutarakan disini, dipadu dengan emosi yang mendalam lewat sentuhan Nolan yang merangkap sebagai penulis skenario bersama David S. Goyer.

Plotting cerita yang berkisah tentang perseteruan alien planet Krypton dengan sang Superman, menonjolkan sisi heroik dan humanis sang Superman. Sang sutradara tak lupa menyisipkan pesan moral melalui dialog antara Kent dengan ayah adopsinya, Jonathan Kent maupun dengan Jor-El, sang ayah kandung.

Superman sudah diceritakan dalam berbagai film, komik, pertunjukan musikal, hingga dijadikan parodi. Ia bahkan pernah diceritakan mati dalam komik The Death of Superman (1992). Tapi ia tetap menjadi sebuah mitos, setidaknya mitos bagi Amerika Serikat.

Masih ingatkah Anda dengan adegan saat Beatrix Kiddo (Uma Thurman) bertemu dengan Bill (David Carradine) di ending Kill Bill 2? Di film karya Quentin Tarantino tersebut, Bill melakukan monologue tentang Superman. Ini menandakan Superman telah menjadi bagian kultur pop yang penting dalam babakan sejarah.

Dalam essay berjudul " What Makes Superman So Darned America " di tahun 1987, Gary Engle menjelaskan bahwa Superman mewakili apa yang menjadi "impian Amerika". Ia merupakan seorang "imigran", layaknya pendiri bangsa tersebut. Imigran yang mengusung semangat pembaharuan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.

[caption id="attachment_252018" align="alignright" width="384" caption="Dalam essay berjudul "]

1372517880463929058
1372517880463929058
[/caption] MoS setidaknya berusaha kembali memperkenalkan hal tersebut. Snyder mencoba menjelaskan asal-usul Superman dengan pendekatan mitologi dan di akhir film Superman secara gamblang menjelaskan bahwa ia membela Amerika Serikat.

Jika bicara mengenai sosok Superman, sudah tentu pemeran utama di film MoS menjadi ‘sasaran’ utama dari perhatian penonton. Henry Cavill yang dipercaya mengemban tugas tersebut dinilai sangat mumpuni mendalami karakternya, baik di dalam maupun di luar kostum merah biru. Dan, aktor asal Inggris tersebut berpotensi bakal lebih populer setelah penampilannya dalam MoS. Secara fisik ia juga lebih dinamis ketimbang pendahulunya, dan itu terlihat sangat jelas ketika menjalani adegan penyelamatan dengan bertelanjang dada.

Pemeran pendukung di MoS juga tidak boleh dipandang sebelah mata, karena didalamnya banyak sekali artis-artis kelas A seperti Kevin Costner, Russell Crowe, Michael Shannon, Laurence Fishburne dan sebagainya. Mereka terbukti mampu bermain maksimal walaupun lewat scene yang terbatas. Khusus untuk peran Russell dan Kevin, secara emosi keduanya benar-benar berhasil membentuk karakter Jor-El dan Jonathan Kent menjadi lebih luar biasa.

Mereka mampu menerjemahkan fungsi "ayah" sebagai pembimbing dan guru. Dengan screen time lebih sedikit, Costner menunjukkan emosi terdalam sebagai Jonathan Kent. Momen favorit adalah saat Jonathan Kent harus kehilangan nyawa, dan di saat itu ia memberikan pemahaman baru kepada Clark Kent mengenai kekuatannya.

Amy Adams pun bisa menjadi Lois Lane yang tangguh, keras kepala dan cerdas. Penonton akan percaya, bahwa dialah sosok Lois Lane. Seorang jurnalis peraih dua kali Pulitzer Awards. Interaksinya dengan Cavill pun asyik.

Sementara Jendral Zod terlihat berbahaya di tangan Michael Shannon. Aktor nomine Oscar ini mampu memberi kedalaman emosi, yang dahulu tidak ditampilkan oleh Zod versi Terrence Stamp. Zod versi Shannon adalah Zod muda, emosional, tangguh, berbahaya yang menjadi musuh sepadan Superman. Penempatan Zod sebagai musuh di awal "karir" Superman dapat dimengerti, karena di fase awal Superman harus berhadapan dengan "akar"-nya terlebih dahulu.

Secara keseluruhan, MoS telah berhasil menggambarkan sosok superhero yang realistis, penuh emosi dan unsur action mumpuni. Meskipun David S. Goyer dan Christopher Nolan cukup berani menampilkan alur cerita yang maju mundur, namun tanpa disadari hal itu justru memancing perhatian penonton untuk terus fokus dengan kisahnya. Lewat film ini penonton bisa mendapatkan pesan mengenai arti pahlawan sebenarnya dan pentingnya sebuah harapan yang lebih baik. #

Sutradara : Zack Snyder Produser : Charles Roven, Emma Thomas, Christopher Nolan, Deborah Snyder Penulis Naskah : David S. Goyer Pemain : Henry Cavill, Amy Adams,  Russell Crowe, Diane Lane, Michael Shannon, Kevin Costner, Laurence Fishburne, Christopher Meloni, Antje Traue, Harry Lennix, Ayelet Zurer, Richard Schiff, Jadin Gould, Cooper Timberline Studio : Warner Bros. Genre : Action Tanggal Rilis : 14 Juni 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun