Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

La Nyalla Siap Lawan ’Pengkhianat’ Amanah Kongreslub

22 Agustus 2011   00:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_126153" align="alignright" width="274" caption="SIAP MELAWAN. Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI dari Jatim, Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattaliti siap melakukan perlawanan, terhadap kebijakan PSSI yang menghianati amanah Munaslub PSSI di Solo."][/caption]

Belum seusia jagung dipanen. Namun ragam kebijakan yang diputuskan Ketua Umum PSSI Pusat, Djohar Arifin semuanya melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PSSI. Diputuskan secara pribadi dan tanpa melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) sebagai piranti utama pengambilan keputusan, terkait dalam penentuan kepengurusan PSSI Pusat sebagaimana diatur dalam AD/ART PSSI.

Kebijakan kontroversi Djohar Arifin yang melanggar AD/ART PSSI adalah penunjukkan Bernard Limbong sebagai penanggung jawab Timnas, mengangkat Arya Abhiseka sebagai General Manajer (GM) Timnas, serta pemutihan hukuman kepada Persema Malang dan Persibo Bojonegoro (yang keduanya anggota PSSI Jawa Timur).

Tak pelak lagi, kebijakan-kebijakan kontroversi itu memprihatinkan Ir.H. La Nyalla M Mattalitti sebagai anggota Exco. Dan, pria yang juga Ketua Umum PSSI Jatim ini pun mempertanyakan dan meminta Djohar Arifin mengklarifikasi empat kebijakan tersebut. Setelah itu, kebijakan-kebijakan kontrovers lainnya yang menyalahi AD/ART PSSI.

Kebijakan yang diputuskan Ketua Umum PSSI Pusat, seharusnya melalui sebuah proses organisasi dengan mekanisme rapat Exco. Sedangkan penunjukan terhadap Bernard Limbong dan Arya Abhiseka tanpa melalui mekanisme organisasi tersebut” kata La Nyalla saat dihubungi ponselnya, Minggu (21/08/2011).

Penunjukan Bernrd Limbong sebagai penanggungjawab Timnas, dinilai Nyalla, harus diklarifikasi Johar, bahkan perlu dijadikan dalam agenda rapat Exco. Pengangkatan Benard tersebut berpotensi menimbulkan kekacauan sistem organisasi, karena dalam Timnas sudah terdapat Koordinator Timnas yan dijabat anggota Exco Bob Hippy dan Manajer Timnas yang dijabat Ferry Kodrat.

Demikian pula dengan pengangkatan Arya Abhiseka sebagai GM Timnas. Selain akan betumbukan dengan tugas-tugas Koordinator Timnas dan Manajer Timnas. Status Arya juga sangat membingungkan Nyalla. Dari berita media yang dibaca Ketua Umum Kamar Dagan dan Industi (Kadin) Jatim ini, Arya disebut-sebut sebagai GM Timnas. Sebaliknya dalam rapat Exco pada 15 Agustus, Djohar Arifin mengumumkan Arya sebagai asisten Bob Hippy.

Soal SMS Pak Djohar yang menegaskan jabatan GM yang disandang Arya merupakan status yang disebarkan media, saya nilai sebagai pemberitahuan pribadi. Bukan sebuah keputusan rapat pleno Exco. Karena itu, Pak Djohar harus memberikan klarifikasi dalam rapat Exco mendatang,” ujar Nyalla yang juga pimpinan salah satu oganisasi masa kuat di Indonesia ini.

Kebijakan Djohar Arifin yang paling membuat Nyalla tidak bisa menerima, adalah kebijakan pemutihan skorsing yang dialami Persema Malang dan Persibo Bojonegoro. Kebijakan tersebut secara eksplisit membuktikan suatu bentuk pelanggaran AD/ART PSSI, yang tidak bisa ditolerir lagi. Dalam peraturan PSSI secara tegas digariskan, bahwa pemutihan skorsing suatu klub harus diputuskan dalam sebua kongres, yaitu kongres tahunan atau kongres nasional.

Sedangkan pemutihan terhadap Persema dan Persibo dilakukan secara pribadi oleh Ketua Umum PSSI Pusat tanpa melalui proses rapat Exco, sehingga para anggota Exco tidak berkesempatan untuk mengingatkan akan kekeliruan tersebut. Karena itu, selain meminta klarifikasi terkait keputusan tersebut dalam rapat Exco, Nyalla juga akan meminta keputusan tersebut dianulir dan akan dilakukan proses pemutihan skorsing ulang sebagaimana AD/ART PSSI. Artinya pemutihan skorsing Persema dan Persibo akan diputuskan melalui Kongres tahunan pada 2012.

Terpilinya anggota Exco dan Pak Djohar Arifin sebagai Ketua Umum membawa amanah Munaslub, yaitu melakukan perbaikan dan mengembalikan PSSI pada kitha-nya sebagai organisasi olahraga yang berdisiplin tinggi dan berprestasi internasional. Karena itu, saya akan pasang badan untuk melawan segala bentuk kebijakan dan tindakan yang mengkhianati amanah tersebut,” kata La Nyalla dengan otot leher menonjol yang mencerminkan puncak kejengkelan hatinya.

TETAPKAN AGENDA

Selain meminta klarifikasi atas penunjukan Bernard Limbong dan Arya Abhiseka sebagai penanggungjawab dan GM Timnas dalam rapat Exco, serta penganuliran keputusan pemutihan terhadap Persema dan Persibo yang melanggar AD/ART PSSI. La Nyalla membeberkan, bahwa selama memimpin PSSI dalam enam pekan terakhir, Djohar baru dua kali melakukan rapat dengan anggota exco. Itu pun dengan agenda yang tidak jelas dan tidak membahas hal-hal yang signifikan seperti membentuk susunan kepengurusan.

Karena itu, Nyalla secara organisatoris meminta Djohar menetapkan agenda bahasan saat menggelar rapat Exco. Sehingga rapat Exco tak lagi berlangsung seperti sebelumnya. Rapat berlangsung bak ”srimulat” melakukan bahasan ngalor-ngidul tanpa arah, yang tidak menghasilkan sebuah keputusan signifikan.

Selama ini rapat Exco diselenggarakan tanpa agenda yang jelas untuk dibahas dan dipecahkan, sehingga beberapa kali rapat digelar tak satupun menghasilkan keputusan signifikan untuk organisasi PSSI. Satu-satunya rapat Exco yang agendanya jelas hanyalah rapat untuk memilih personil paling kapabel sebaga Sekjen PSSI. Rapat lainnya tak agenda bahasannya,” ujarnya.

Sedangkan jabatan-jabatan vital dalam kepengurusan PSSI yang disayangkan Nyalla, karena hingga saat ini belum ditetapkan adalah Ketua Badan Liga Indonesia, Liga Amatir, maupun nasib Badan Tim Nasional yang belum jelas. Kendati demikian, dia tak menolak, bahwa Djohar Arifin sesungguhnya sudah memiliki bayangan komposisi pengurus PSSI. Antara lain nama eks CEO LPI Wijayanto yang bakal ditempatkan sebagai Direktur Kompetisi yang baru dan Saleh Ismail Mukadar sebagai Ketua BLAI menggantikan Iwan Budianto.

Informasi A-1 yang saya terima Wijayanto akan menjadi Direktur Kompetisi. Kabar ini menggusur posisi Joko Driyono seperti yang diberitakan. Kalau informasi ini benar, maka saya akan melakukan protes. Pasalnya Wijayanto tidak memiliki kapasitas untuk diproyeksikan dalam jabatan tersebut," katanya.

Salah satu kebijakan Djohar Arifin yanng membuatnya kaget bukan main adalah saat mengumumkan, bahwa Tondo Widjoyo dan Hadiyandra ditunjuk sebagai Wasekjen PSSI, juga personal pengurus PSSI lainnya. Ini karena personal pengurus yang diputuskan dalam rapat Exco, hanyalah pemilihan Tri Gustoro sebagai Sekjen. Karena itu, beberapa kebijakan itu menimbulkan persepsi di kalangan Exco bahwa Djohar hanya bagi-bagi kekuasaan kepada pihak-pihak yang selama ini masuk tim suksesnya.

Kebijakan organisasi yang dilakukan Ketua Umum selama ini, dinilai Nyalla, dilakukan secara slintutan dengan mengabaikan anggota Exco lainnya. Karena itu, bukan sebuah hal yang berlebihan jika Nyalla mensinyalir, bisa jadi ada pihak-pihak tertentu yang mendikte setiap langkah Djohar Arifin dalam memimpin PSSI.

"Kami akan melawan jika PSSI terus dibawa ke arah yang lebih buruk. Kepemimpinan yang kebablasan ini harus segera dikembalikan pada job discription yang sudah diatur dalam AD/ART PSSI, sehingga amanah Kongreslub di Solo untuk memperbaiki dan mengembalikan kepengurusan PSSI pada kitha-nya dapat segera terealisasi.," tegas La Nyalla. (vd/ pvardhana88@gmail.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun