Perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya merupakan momen-momen inspiratif buat saya. Bagaimana tidak, rute yang saya lalui memaksa saya untuk bersanding dengan truk-truk besar pengguna jalan yang sama.
Terus insipiratifnya di mana?
Kalau kamu hidup sedikit cukup lama, truk-truk jaman now mengalami perubahan dibanding yang dulu. Terutama di sisi belakang truk.
Dulu, area ini merupakan area penggoda iman, karena diisi gambar-gambar wanita berbusana minim dan berpose mulet, dengan ekspresi melas. Namun, sejak kemunculan trend quote dan kata-kata bijak...beberapa truk pun turut ambil bagian membijakkan masyarakat lewat quote yang terpampang di belakang body.
Contohnya:
Banter Nguber Opo, Kalem Ngenteni Sopo (ngebut ngejar apa, pelan nunggu siapa), Boleh Gagal Tampan, Tapi Jangan Gagal Mapan, dll.
Namun, ada satu quote inspiratif yang saya jumpai kemarin dalam perjalanan menuju kantor. Sebuah prinsip yang menggugah sanubari saya dalam memaknai kehidupan yang kadang cenderung sering, pahit.
Diniati, ditelateni, disyukuri
Diniati
Segala tindakan dinilai dari niatnya, betul? Hal ini yang menggugah saya untuk memperbaiki niat-niat saya dalam menjalani aktivitas saya. Kerjaan, bisnisan, dan ngeblog-an.
Memperbaiki niat kalau segala sesuatu yang dilakukan adalah menggapai ridho-Nya.
Seperti kata Kang Dewa, seorang pebisnis online, bisnis adalah wasilah (jalan), tujuannya Lillah (Allah). Pun demikian dengan kerja, ngeblog, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Ditelateni
Kita hidup di dunia yang penuh dengan hoax, dan hoax terbesar dalam kehidupan adalah mereka yang bilang bahwa semua akan indah pada waktunya.
Kenapa saya bilang itu hoax? Sebab, yang namanya hidup itu nggak pernah bisa selalu mulus. Langit aja nggak selalu biru. Kadang lagi asyik-asyiknya di jalan, eh mendung. Terpaksa deh pulang buat masukkin jemuran.
But that's life. Memang perlu ditelateni. Nggak bisa grusak-grusuk. Banter ora opo-opo mung ojo kesusu.
Disyukuri
Segala sesuatu itu sudah ada yang mengatur. Manusia berencana, Allah menentukan. Dan sebaik-baiknya rencana tentu saja adalah rencana Sang Pencipta.
Sederhananya gini, nabi dan rasul, orang-orang pilihan Allah saja hidupnya penuh cobaan. Lah kita ini apa, kok dikasih pahit dikit ngeluh.
Prinsipnya, ikhtiar dan tawakkal. Usaha dan berserah. Ini adalah penjumlahan, bukan milih salah satu. Usaha thok tapi nggak mau berserah, hidup nggak tenang. Berserah mulu tapi nggak ada usaha, ya nggak dapat apa-apa.
Kalau udah usaha tapi hasilnya nggak sesuai harapan, jangan patah arang. Cek dulu usahanya, udah bener belum. Kalau yang dilakukan udah sesuai tapi hasilnya nggak seindah harapan, bisa jadi Allah punya rencana lain buat kita. Gampang toh?
*****
Hidup itu sederhana, yang ruwet orangnya. Bukan kamu sih, saya kok. Tapi kalau kamu ngerasa, ya sudah sama-sama dibenerin yuk.
*****
Esai original di primachandra.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H