Mohon tunggu...
Nusa Isdianti
Nusa Isdianti Mohon Tunggu... Konsultan - a glance writing

seorang yang menyukai banyak hal, jika kau melihat ada dadu berbentuk bulat, seperti itulah duniaku.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Fenomena Status "Fashion Designer"

3 September 2017   10:47 Diperbarui: 4 September 2017   07:40 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengapa disebut sebagai teknisi? Seorang fashion designer harus tahu jenis jahitan apa yang digunakan untuk menyatukan bahan polyester crepe,  berapa nomer benang yang cocok untuk digunakan. Jenis finishing apa yang diperlukan agar pakaian ini bisa lebih lembut ketika dipakai.

Juga material apa yang cocok dipakai ibu hamil yang mau ikut Yoga,  anak kecil yang mau ski, dan pakaian pekerja yang dipakai saat dia membangun jalan dimalam hari.

Mengapa seorang seniman? Tentu karena pakaian itu adalah media pengekspresian diri nya.

Dan sebagai tambahan,  karya tersebut harus memiliki message atau story.

Kalau dilihat sekarang, artis-artis cantik yang tenar ataupun pengusaha wanita dengan mudahnya mendapat gelar fashion desainer.

Padahal seorang fashion designer itu perlu ilmu, yang bisa didapat dari bangku pendidikan ataupun dari pengalaman. Kebanyakan memang yang berasal dari pengalaman atau bukan berasal dari pendidikan formal mengenai fashion design.  Tapi mereka punya banyak ilmu atau pengetahuan dari pengalaman sehari-hari. 

Menurutku mereka yang mendadak jadi desainer itu hanyalah seorang entrepreneur. Bukan fashion designer.

Mereka membuat brand lalu setelah itu mereka bisa hire "fashion designer". 

Seperti contohnya; kalau Bu Lala yang punya modal,  tiba-tiba dia jual makanan-makanan untuk pesta,  dia kan statusnya jadi pengusaha Catering,  bukan jadi Chef.

Atau contohnya bapak yang bikin rumah baru di Lampung Timur,  beliau kan gak semata-mata bisa jadi arsitek hanya karena dia bangun rumah.

Begitulah kira-kira analoginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun