Penulis: Prilia Dwi Putri & Dr. Maulana Irfan, S.Sos., M.I.Kom. (Dosen Mk. Sosiologi Komunikasi FISIP UNPAD)
Perspektif Korean Wave dalam Globalisasi
Di dalam kehidupannya, masyarakat perlu untuk memenuhi segala kebutuhan dalam mencapai kesejahteraannya. Di era Revolusi Industri 4.0, masyarakat dituntut untuk dapat menyesuaikan perkembangan zaman yang ada, karena di era Revolusi Industri 4.0 sudah berkembangnya sistem teknologi yang dapat membawa pengaruh terhadap perubahan sosial, yang perubahannya dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri (Syamsuar & Reflianto, 2018).
Berkaitan dengan globalisasi, munculnya fenomena Korean Wave yakni suatu ekspresi penyebaran global budaya populer Korea di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia yang merujuk pada budaya pop dan hiburan Korea, termasuk film, serial drama, musik, dan mode, yang telah berhasil mempengaruhi negara lain bahkan menjadi trend di kalangan remaja. Korean Wave berisikan mengenai budaya Korea Selatan dari bahasa, Korean pop/K-Pop, Korean drama hingga tradisi budaya dan makanan khas Korea Selatan.
Adanya musik-musik pop Korea Selatan dan Drama Korea yang digemari dari sebagian masyarakat dalam negeri tentu pasti ada penyanyi, musisi, aktor, dan aktris di belakangnya. Hal tersebut dapat memicu rasa ingin tahu penggemar dalam melakukan hal yang sama terhadap Idol dan bias mereka yang secara tidak langsung mereka telah mempromosikannya ke luar negeri dengan cara penyebaran budaya korea atau Hallyu.
Masuknya fenomena Korean Wave yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia memiliki dampak positif diantaranya yakni dapat memperluas wawasan yang dimiliki oleh Korea Selatan dan dapat menciptakan minat masyarakat untuk berwirausaha terkait penjualan makanan maupun merchandise yang berkaitan dengan budaya Korea.Â
Adanya kemajuan teknologi dan transportasi serta banyaknya penggemar grup musik asal negeri tersebut datang ke beberapa negara untuk melakukan world tour concert, Â hal tersebut tentu saja akan menarik media internasional untuk meliput (Pratika, 2022). Hal ini dapat dijadikan untuk mempromosikan suatu negara ke dunia untuk menarik wisatawan asing berkunjung ke negara terkait. Tentunya dengan hal itu juga adanya kemungkinan untuk terjadinya perpaduan akulturasi budaya.Â
Maka dari itu, proses arus globalisasi saat ini menjadikan sebuah faktor pendorong dari masuknya budaya luar ke dalam negeri yang salah satu contohnya yaitu munculnya budaya Korean Wave.
Contoh  Mendunianya Budaya Korean Wave
Korean Wave telah berkembang pesat dan menyebar ke seluruh dunia. Penyebaran budaya Korea Selatan juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, sehingga Korean wave dapat dengan cepat mempengaruhi budaya negara lain. Media masa kini memudahkan Korea Selatan menampilkan budayanya sehingga mudah menarik perhatian publik. Adanya musik-musik pop Korea Selatan yang digemari oleh sebagian masyarakat tentu pasti ada penyanyi atau musisi dibelakangnya yang biasa disebut sebagai Idol K-Pop.
Berbicara mengenai Idol-K-Pop, Jungkook BTS menjadi salah satu artis Idol-K-Pop pertama yang mengisi dan tampil dengan membawakan single terbarunya yaitu Dreamers yang berduet dengan penyanyi asal Qatar, yaitu Fahad Al Kubaisi di acara Opening Ceremony Piala Dunia 2022.
Dilansir dari Chosun Ilbo yang mengutip dari berbagai sumber, mengundang Jungkook BTS adalah ide dari FIFA. Meski FIFA tidak membeberkan alasan pastinya, mereka lebih memilih Jungkook dibanding member BTS lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, para kritikus menganalisis bahwa FIFA mengundang Jungkook BTS karena terkait dengan slogan Piala Dunia tahun ini, yaitu "multikulturalisme", "kebersamaan", dan "perdamaian" (Permatasari, 2022).Â
Hal tersebut tentunya menjadi hal yang menarik perhatian, terutama para pecinta lagu korea yang ingin menyaksikan artis Idolanya tampil di event terbesar dunia. Selain itu juga berdampak terhadap perhelatan Piala Dunia yang tentunya juga menjadi perbincangan ramai di media massa dan media sosial terkait penampilan Jungkook BTS di acara Opening Ceremony Piala Dunia 2022.Â
Jungkook BTS di Opening Ceremony Piala Dunia 2022 memberikan dampak terhadap engangement penonton dan menunjukkan eksistensi budaya korea yang kini menjadi salah satu budaya yang dapat menjadi contoh bahwa budaya dapat menjadi suatu hiburan di event-event besar di dunia.
Selain itu, pengaruh yang diberikan oleh Idol K-Pop lainnya yakni terkait makanan dan merchandise mereka yang dapat ditemukan di dalam album group masing-masing. Kerap seringkali ditemukan Idol K-Pop sedang memakan makanan Korea dengan salah satu contohnya yakni Tteokbokki yang merupakan bagian dari K-Food.Â
K-Food secara simultan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha dikarenakan saat ini banyak masyarakat di seluruh dunia maupun dalam negeri yang menggemari budaya Korea sehingga berimplikasi kepada peluang bisnis. Dalam pembelian merchandise dari grup Idola yang digemari juga merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Pembelian tersebut dimulai dari official merchandise maupun unofficial merchandise.Â
Hal tersebut menjadi peluang bagi para pelaku ekonomi untuk mengubah perilaku tersebut menjadi sebuah bisnis. Â Para ekonom memanfaatkan tren yang ada untuk menghasilkan komoditas yang nantinya diperdagangkan. Oleh karena itu, para penggemar K-Pop dapat memanfaatkan peluang bisnis sambil mengejar hobby mereka dalam menikmati musik K-Pop.
Fenomenologi Korean Wave
Berdasarkan fenomena Korean Wave yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia, fenomena tersebut dapat dikaji melalui Teori Fenomenologi Alfred Schutz yang menyatakan bahwa fenomena dikatakan sesuatu yang tampak, disadari, dan masuk ke dalam kesadaran manusia. Fenomena Korean Wave telah berhasil memusatkan perhatian pada cara memahami kesadaran orang lain dengan tetap berada pada kesadaran dirinya.Â
Pada teori ini, Alfred Schutz berfokus pada penggalian makna yang terbangun dari realitas kehidupan sehari-hari yang memiliki dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan tindakan.Â
Menurut Alfred Schutz, hakekat ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat menjadi alat untuk mengendalikan kesadaran manusia dalam kehidupan sehari-hari, karena akal adalah sesuatu yang murni sensual, yang meliputi melihat, mendengar, menyentuh, dan sejenisnya yang selalu menjadi jembatan dan disertai dengan pikiran dan tindakan sadar.
Unsur kognisi yang terkandung dalam fenomenologi Alfred Schutz adalah dunia sehari-hari. Dunia sehari-hari adalah hal yang paling mendasar dalam kehidupan seseorang, karena hari itulah yang membentuk kehidupan setiap orang. Bagi para penggemar yang menyukai bahasa, Korean pop/K-Pop, Korean drama hingga tradisi budaya dan makanan khas Korea Selatan.
Hal ini tentu saja menimbulkan persepsi dan pandangan masyarakat Korea dan menginterpretasikan apa yang mereka lihat dalam budaya Korea tersebut yang kemudian menghasilkan persepsi atas apa yang dilihat, setelah itu timbul reaksi atau tindakan atas persepsi dan kemudian berdampak pada tindakan yang dilakukan penggemar atau penikmat budaya Korean untuk mencoba dan mengikuti hal-hal yang telah dilihat.
Oleh karena itu, fenomena dikatakan sesuatu yang tampak, disadari yang masuk ke dalam kesadaran manusia dan membentuk kehidupan setiap orang dengan melakukan apapun terkait adanya perkembangan zaman.Â
Hal ini berdampak di berbagai sisi kehidupan masyarakat, termasuk K-Pop yang menjadi alasan bahwa mendunianya Korean Wave, karena kehadiran media sosial ini memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam memudahkan untuk mencari tau segala aktivitas sosial yang ada dan menunjukkan eksistensi budaya korea yang kini menjadi salah satu budaya yang dapat menjadi contoh.
Bahwa budaya dapat menjadi suatu hiburan di event-event besar di dunia dan dapat menciptakan minat masyarakat untuk berwirausaha terkait penjualan makanan maupun merchandise yang berkaitan dengan budaya Korea.
Daftar Pustaka
Permatasari, R. (2022, November 24). Terjawab! Ini Alasan Jungkook BTS Ditunjuk Langsung FIFA Untuk Soundtrack Piala Dunia 2022 Qatar, Bukan Karena Sponsor. Retrieved November 28, 2022, from paragram.id: https://paragram.id/korea/terjawab-ini-alasan-jungkook-bts-ditunjuk-langsung-fifa-untuk-soundtrack-piala-dunia-2022-qatar-bukan-karena-sponsor-42229
Pratika, N. A. (2022, Januari 10). Dampak Positif dan Negatif Korean Wave bagi Generasi Muda. Retrieved November 28, 2022, from www.kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/naziraauliapratika/61dc59c006310e6dea33d872/dampak-posittif-dan-negatif-korean-wave-bagi-generasi-muda
Syamsuar, & Reflianto. (2018). PENDIDIKAN DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan. Retrieved Juni 13, 2022
Tampung, T. P. (2022, Juni 8). Apa Itu Pop Culture? Retrieved November 28, 2022, from www.kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/theodoreprawiratampung/62a0cb85bb448660465fb452/apa-itu-pop-culture
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H