Mohon tunggu...
aprilia
aprilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebenarnya ..

15 Mei 2016   16:13 Diperbarui: 15 Mei 2016   16:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apakah segitu menyakitkannya hatimu..

maafkan aku.. karna aku terlalu ingin denganmu.. yang tanpa sadar ,aku telah menyakitimu bertahun-tahun.

dengan memintamu untuk menungguku.

maafkan aku, karna yang kubisa hanya membuatmu menunggu.

aku tahu, kau benci itu. tetapi kenapa aku masih bersikukuh..

bukan aku tak mau cepat2 menikah denganmu.. aku juga mau, karna itu impianku..

tapi bagaimana kubisa melakukan itu,

aku dituntut untuk menyelesaikan pendidikanku dan bekerja dulu ..

itulah tuntutan dari kedua orang yang telah merawatku dan adik2q selama ini.

yaitu kakek nenekq..

aku tak kuasa meminta cepat2 menikah, karna itu bukan keinginan mereka.

aku juga telah banyak berbuat kesalahan selama ini kepada keluarga besarku.

jadi teringat kata2 salah satu adik ayahku

“jika anak ini berbuat kesalahan lagi, buang dia dari keluarga ini”

kata2 itu masih saja membuatku takut sampai saat ini. . .

maaf, karna aku tak pernah cerita selama ini.

aku sebenarnya sudah sangat2 cukup malu, berada dalam keluarga besar itu.

tapi aku mau lari kemana?

aku terlalu takut untuk lari bebas..

bukan karna takut apa, aku hanya takut sendirian..

sebenarnya sudah cukup banyak kenanganku yang menakutkan ..

tapi kenangan itu tak seburuk sendirian..

maafkan aku, karna aku terlalu lama membuatmu menunggu..

menunggu .. diriku

menunggu .. kepastian dariku

menunggu .. dan terus menunggu..

entah sampai kapan .. selesai nya dirimu,

menungguku ….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun