Beberapa hari belakangan ini mulai banyak negara yang melonggarkan pengamanannya dari serangan Covid-19. Sejumlah negara sudah mencabut status lockdown dan mengizinkan warganya untuk beraktivitas seperti biasa.
Meskipun demikian, WHO justru masih cukup khawatir dan memperingatkan terjadinya lonjakan kasus jika keputusan yang diambil negara-negara tersebut terlalu tergesa-gesa.
WHO juga melihat adanya peluang lockdown yang lebih luas jika negara tidak mampu mengelola masa transisi ini dengan baik.
Dalam pengarahan yang diberikan Rabu (6/5) kemarin, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh negara untuk mengendalikan Covid-19.
Beberapa hal di antaranya adalah mengoptimalkan sistem pengawasan serta meningkatkan kualitas dan kualitas sistem kesehatan.
"Risiko kembalinya negara ke status lockdown tetap tinggi jika negara-negara tidak mampu mengelola transisi dengan hati-hati dan bertahap," ungkapnya seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sampai artikel ini ditulis, setidaknya sudah ada 3,7 juta kasus infeksi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia.
Sementara itu, lebih dari 260.000 orang sudah meninggal akibat virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019 lalu.
Saat ini hampir semua negara sudah menerapkan sistem lockdown atau setidaknya pembatasan aktivitas sosial seperti yang dilakukan Indonesia.
Meskipun langkah ini dinilai cukup efektif untuk meredam jumlah korban, tetapi beberapa aspek kehidupan lain harus menjadi korbannya.