Kondisi perekonomian Korea Selatan saat ini sedang ada di fase terburuknya sejak krisis ekonomi yang mereka alami tahun 2008 silam. Penyebabnya tidak lain tidak bukan adalah pandemi virus Corona.
Dilansir CNN Business, ekonomi negeri gingseng ini menyusut hingga 1,4% pada periode Januari-Maret kemarin. Walaupun begitu, hasil ini dianggap sedikit lebih baik dari prediksi awal yang sempat disampaikan lembaga riset Refinitiv.
Meskipun kemampuan ekonomi mereka menurun dibanding kuartal terakhir 2019, tapi secara keseluruhan ekonomi kuartal pertama tahun ini masih lebih baik dari tahun lalu.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonominya menunjukkan laju yang lebih lambat, yaitu hanya 2,3% saja. Bank of Korea pada Kamis (23/4) juga menyatakan kalau angka tersebut adalah yang terburuk dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Sejak Corona sukses menerobos masuk ke Korea Selatan, pengeluaran konsumen turun 6,4% dari kuartal sebelumnya. Kemampuan ekspor negara juga turun sebesar 2%.
Korea Selatan juga bisa dibilang jadi salah satu negara awal yang sukses disambangi oleh Corona sejak awal tahun ini. Jadi wajar saja kalau negara ini merasakan dampak yang cukup panjang.
Sampai saat ini Korea Selatan sudah mencatat 10.700 kasus infeksi dengan 238 kematian akibat Corona. Jumlah itu bisa dibilang cukup besar kalau melihat respon cepat pemerintah Korea Selatan terhadap pencegahan virus ini. Tidak lama setelah Corona terendus di negaranya, pemerintah mereka langsung menyediakan serangkaian pengujian gratis dan mudah dijangkau.
Menurut Alex Homes, pakar ekonomi Asia dari Capital Economics, ekonomi Korea Selatan akan terus menghadapi tantangan yang sangat berat selama masa pandemi ini.
"Kebijakan lockdown yang tersebar luas di berbagai penjuru dunia sangat membebani permintaan dari luar, ini jadi hambatan besar karena Korea Selatan fokus pada ekspor," ungkapnya pada Kamis (23/4) kemarin.
Ia juga menunjukkan data kalau pada 20 hari pertama di bulan April ini, ekspor Korea anjlok hingga 27% dari tahun lalu.
Holmes juga meyakinkan kalau kondisi ini tidak akan banyak berubah dalam beberapa waktu ke depan selama masyarakat masih menerapkan social distancing.
Melihat situasi ini, Capital Economics memperkirakan ekonomi Korea Selatan akan mengalami kontraksi hingga 6% pada kuartal kedua nanti. Dalam setahun, penyusutan akan mendekati angka 3%.
Sebenernya kondisi perekonomian Korea Selatan juga sedang menghadapi kesulitan bahkan sebelum Corona datang. Negara ini sedang mengalami perselisihan dagang dengan Jepang serta menurunnya angka ekpor ke Tiongkok.
Semua ini tentunya merupakan imbas dari perang dagang antara AS dan Tiongkok yang semakin memanas dalam satu tahun terakhir.
Sekarang pemerintah meraka sedang berusaha melawan  Corona dengan menganggarkan 135 miliar Won atau sekitar Rp 1,7 triliun yang akan digunakan untuk berbagai macam program. Dengan ini pemerintah berharap krisis ekonomi ini bisa cepat berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H