Mohon tunggu...
Prihan Ibanez
Prihan Ibanez Mohon Tunggu... Editor - Prof
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Do'a Ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

10 Puisi Tentang Perceraian: Lengkap dan Bermakna

17 April 2024   01:10 Diperbarui: 17 April 2024   01:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kumpulan-Kumpulan Puisi Tentang Perceraian :

1.Lautan Perpisahan

Di tepian lautan perpisahan, aku berdiri sendiri

Menghadap ombak yang membawa cerita lama

Di antara riak-riak air yang berkecamuk

Ada bayang-bayang cinta yang kian memudar

Kapal-kapal kenangan berlayar menjauh

Meninggalkan aku di pantai yang sunyi

Aku menatap langit yang kelam, mencari jawaban

Apakah ini akhir dari segala mimpi yang kita bangun?

Namun, tiada jawaban yang datang

Hanya angin malam yang berbisik lirih

Menyampaikan rahasia-rahasia yang terkubur

Di dasar lautan perpisahan yang tak berujung

2.Pertemuan Terakhir

Di ruang hampa, kita bertemu sekali lagi

Namun bukan dalam pelukan, melainkan dalam keheningan

Kata-kata terluntaas, tak terucap, tergantung di udara

Seperti bayangan-bayangan yang tak mau pergi

Kita duduk berhadapan, memandang tanpa berbicara

Mencari makna dari perpisahan yang mendekat

Tangan-tangan yang dulu saling mencari, kini terpisah

Seperti bintang-bintang yang berjarak di langit malam

Waktu berjalan pelan, seperti ingin menangis

Menyaksikan akhir dari kisah yang dulu indah

Namun kita tak bisa menahan waktu yang terus berlalu

Perceraian adalah pertemuan terakhir, tanpa kata-kata terucap.

3.Sepucuk Surat untukmu

Di halaman kosong sebuah surat terbuka

Aku menulis kata-kata terakhir untukmu

Penuh dengan rasa yang sulit diungkapkan

Tentang perpisahan yang harus kita jalani

Lembar demi lembar, aku ungkapkan rasa sesal

Tentang semua yang telah terjadi di antara kita

Kenangan manis dan pahit, semua terpatri di sana

Seperti bayangan yang tak pernah hilang

Namun, aku tahu ini harus terjadi

Kita harus mengakhiri cerita yang tak lagi indah

Meskipun hati terasa hancur, aku harus melangkah

Meninggalkanmu dalam surat yang takkan pernah terkirim.

4.Senja Pecah di Pucuk Pinus

Senja memecah di pucuk pinus yang sunyi

Menyaksikan perpisahan yang tiba begitu cepat

Awan-awan merah mengambang di langit

Seperti darah yang mengalir dalam luka yang terbuka

Kita duduk bersama di bawah pohon tua

Menatap matahari terbenam dengan hati yang hampa

Kata-kata terakhir terjatuh di antara kita

Terbungkus dalam kesedihan yang tak terucap

Pohon-pohon menangis angin malam yang dingin

Meratapi kehilangan yang tak terhindarkan

Dan di dalam kegelapan yang merangkak perlahan

Kita harus berpisah, meninggalkan segalanya di belakang.

5.Jejak yang Tersisa

Di lorong-lorong yang penuh debu

Kita berjalan meninggalkan jejak yang tak terhapus

Di setiap langkah, ada kenangan yang terbangun

Tentang cinta yang pernah menghiasi hari-hari kita

Namun sekarang, lorong itu sepi dan sunyi

Hanya ada suara langkah-langkah kita yang berjalan sendiri

Di antara tembok yang retak dan pintu-pintu yang tertutup

Kita mencari jalan keluar dari labirin yang kita ciptakan

Jejak-jejak cinta yang terukir di dinding

Kini terasa seperti beban yang berat di pundak kita

Dan di titik ini, kita harus memutuskan

Apakah kita akan terus berjalan bersama atau berpisah untuk selamanya.

6.Hujan di Jendela

Hujan menetes di jendela yang kabur

Seperti air mata yang tak terbendung

Mencerminkan perasaan yang kacau dalam hati

Tentang segala yang telah kita lalui bersama

Kita duduk di meja yang terpisah

Dengan secangkir kopi yang tak lagi hangat

Mencoba mencari kata-kata yang hilang

Di antara kebisuan yang mencekam

Namun kata-kata tak kunjung datang

Seperti hujan yang tak pernah berhenti

Mungkin ini adalah akhir dari kisah kita

Yang ditandai dengan hujan yang tak pernah berhenti.

7.Bayang-bayang Cinta

Bayang-bayang cinta masih menghantui

Di setiap sudut rumah yang dulu penuh tawa

Di antara lembar-lembar foto yang terpajang

Ada kenangan yang tak ingin pergi

Namun, cinta ini telah berubah menjadi sesuatu yang lain

Seperti bayang-bayang yang hilang saat matahari terbenam

Kita berjalan sendiri di jalan yang terpisah

Meninggalkan bayang-bayang itu di belakang

Mungkin suatu hari nanti kita akan bertemu lagi

Di tempat yang berbeda, di waktu yang berbeda

Namun untuk saat ini, kita harus berpisah

Dan biarkan bayang-bayang cinta itu menghilang perlahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun