Mohon tunggu...
ADI PRIHANISETYO
ADI PRIHANISETYO Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan partikelir

Berdamailah dengan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Delay di Bandara Adi Sutjipto Jogjakarta

5 Februari 2017   15:07 Diperbarui: 5 Februari 2017   15:17 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Heavy Meal Lion Air (Nasi Fried Chiken)

 Saya jadi tambah kuatir, karena bukti nomer sudah dibawa oleh petugas, sementara petugas tersebut sudah berbaur dengan petugas lainnya. Mau tidak mau yang bisa saya lakukan adalah mengamati secara langsung satu persatu begasi yang di operkan masuk ke area conveyor belt. Dan tidak berapa lama berselang ada salah satu petugas yang berteriak, yang masuk ini begasi penumpang rute Balikpapan. Sontak langsung saya berteriak, pak begasi saya rute Balikpapan, petugas tersebut langsung bertanya, ciri-cirinya apa? 

Saya langsung menjawab dengan mediskripsikan ciri-ciri begasi yang dimaksud. Belum sempat petugas tersebut mencari, spontan saya berteriak, “pak itu bagasi saya tolong diangka”t. Begitu seterusnya sampai ahkirnya saya mendapatkan semua begasi yang saya bawa. Hanya satu begasi dalam kondisi basah dan sudah sedikit merusak dos yang ada didalam plastic, tapi ya sudah, yang penting semua barang-barang bagasi saya sudah saya dapatkan semua. Mau itu rusak atau tidak, bukan masalah! (dalam hati saya berseloroh).

Mengurus Re-Schedule atau Refund

Setelah semua begasi saya taruh di troly, saya memanggil Ibu saya untuk menjaga troli tersebut, sebelumnya saya mencoba bertanya kepada salah satu petugas yang bisa saya tanyain, “setelah begasi, kemana lagi pak?, petugas tersebut langsung menjawab, silahkan menuju ke ruang costomer service (maskapai yang digunakan), letaknya dibagian luar gedung keberangkatan,untuk mengurus re-schedule atau refund.

Segera saya bergegas keluar menuju ruang yang dimaksud. Letaknya dari pintu masuk keberangkatan terminal A, sebelah kanan, disamping Executive Lounge (ruang tunggu VIP). Tetapi antriannya sangat luar biasa panjang. Terdiri dari 2 baris, hampir seperempat layout/selasar ruang costomer service dari beberapa maskapai penerbangan nasional. Mau tidak mau, siap tidak siap untuk berdiri antri sepanjang itu, tetap saya lakukan. Ahkirnya saya dengan sabar dan tekun melakukan itu semua.

Suasana antrian para calon penumpang yang sedang mengurus Re-schedule atau Refund di Costomer Service Lion Air Bandara Adi Sutjipto Jogjakarta
Suasana antrian para calon penumpang yang sedang mengurus Re-schedule atau Refund di Costomer Service Lion Air Bandara Adi Sutjipto Jogjakarta
Ada hal-hal menarik dan cenderung lucu atau geli, menyaksikan tingkah polah para calon penumpang yang antri tersebut. Ada seorang mahasiswi dan mahasiswa, yang ahkirnya jadi dekat sekali “hubungannya” hanya gara-gara mahasiswi tersebut panik, harus terbang besok pagi dikarenakan ada ujian sidang skripsi pagi. Sangking paniknya mungkin, sampai-sampai id gmail lupa, sampai-sampai cara buka aplikasi traveloka juga tidak bisa, sehingga bertanya dengan mahasiswa yang berada didepannya. 

Saya perhatikan dengan tekun mereka berdua, sambil mengusir capai dan jenuh, sampai ahkirnya, mahasiswa tersebut berbagai powerbank kepada mahasiswi tadi, karena sampai dengan baterainya habis, aplikasi traveloka belum juga mau dibuka. Ada lagi sekumpulan mahasiswa yang hendak berlibur ke salah satu tempat tujuan wisata, yang tadinya tidak saling mengenal, karena kejadian cancle ini, membuat mereka menjadi akrab satu sama lainnya. Hal serupa juga menghampiri saya. Saya juga ahkirnya berkenalan dengan calon penumpang lainnya, yang kebetulan dia menggantikan sementara untuk mengantri, dari cerita sepanjang kejadian di bandara sampai dengan cerita latar belakang kami masing-masing.

 Ada juga kelakuan calon penumpang lainnya yang sedikit membuat saya agak risih karena asap rokoknya yang selalu mengepul (saya juga perokok), ada juga seorang penumpang yang sudah benar-benar capai sehingga mulai ngomong ngelantur dan kejadian-kejadian lainnya, sehingga tidak terasa saya sudah mendekati ruang costomer service. Sangat ironi, dengan tumpukan calon penumpang  yang banyak, pintu masuknya kecil, dan hanya dilayani oleh 3 petugas saja, sampai ahkirnya saya masuk ke ruangan costomer service tersebut, sambil menunggu antrian untuk di layani oleh petugas,  saya juga menyaksikan, bagaimana petugas counter tersebut sudah sangat capek kondisinya (pukul 02:00 pagi) masih harus bekerja dengan melayani permintaan calon penumpang yang aneh-aneh pertanyaannya (ada yang minta reschedule, ada yang minta refund) dengan mata yang sedikit berat

, salah satu calon penumpang berkelekar” sudah mbak, sana ngopi dulu!, nanti salah ngetik lho. Spontan langsung dijawab, kopinya tidak ada mas, ini dari tadi saya nelan ludah saja..sontok beberapa calon penumpang yang mendengar jawaban tersebut, tertawa. Salah satu calon penumpang disebelah saya, juga berseloroh, kasihan mbaknya., kemudian saya timpali, biar saja mas, biar dia juga merasakan “nikmatnya menjadi karyawan” (pengalaman pribadi kerja sampai pagi hari). Ya ahkirnya dengan kondisi yang tidak diduga-duga, sedikit membuat cair suasana, sampai ahkirnya saya bisa mereschedule tiket keberangkatan saya ke Balikpapan. Semua dilayani dengan maksimal dan saya secara pribadi berterima kasih atas ha tersebut.

Akomodasi penginapan

Entah benar apa tidak, setahu saya ada peraturan yang telah menjelaskan kepada calon penumpang mengenai kondisi keterlambatan sampai dengan canclenya sebuah penerbangan, mengenai kompensasi apa yang akan diperoleh. Salah satunya akomodasi transportasi dan penginapan. Tetapi sepanjang kejadian yang saya alami, saya hanya melihat akomodasi transportasi hanya disediakan oleh maskapai Garuda Indonesia. Entah itu karena penerbangannya akan dialihkan ke Solo (Adi Soemarmo) atau memang transportasi untuk menuju ke penginapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun