kita sudah terlambat hampir 2 jam lho.., waktu kita dulu terlambat satu jam saja, langsung kita dapat kompensasi keterlambatan (snack yang sama, di Bandara Sepinggan Balikpapan,18 November 2016). Kebetulan salah satu calon penumpang yang duduk berdekatan dengan kami, Keluarga dengan 2 orang anak yang masih kecil, Suaminya datang menghampiri kami sambil membawa 4 kotak kompensasi keterlambatan. Sontak dia memberitahukan kepada saya, “mas ambil di Gate 2. Saya menjawab, itu kan untuk rutenya mas?, Suami tersebut berkata, tidak mas, asalkan maskapainya sama, tunjukan tiket dan bording pass kita).
artinya bahwa sudah tidak mungkin pesawat rute Balikpapan diberangkatkan (estimasi waktu tempuh Jogjakarta Balikpapan 1 jam 45 menit), Petugas tersebut hanya diam. Karena mendapat jawaban tersebut saya kembali spontan “iseng” bertanya kesalah satu security bandara yang kebetulan berjaga di gate 3. “Mas kok pesawat Garuda Indonesia belum juga di evakuasi, padahal para penumpangnya dan pilot serta kru yang lain sudah pada turun” Petugas security tersebut berseloroh, Alatnya belum ada mas, akan didatangkan dari Jakarta”.
Dalam hati kecil saya (pemikiran orang awam”, tidak ada kerusakan yang parah di pesawat tersebut kok lama sekali evakuasinya ya?, kenapa harus mendatangkan alat dari Jakarta?). Pemikiran awam saya cukup masuk akal, karena Bandara Adi Sutjipto adalah salah satu bandara tersibuk di Indonesia, dan menyandang status bandara Internasional, kenapa bandara dengan lebel tersebut tidak tersedia alatnya?
Kembali saya duduk sambil menikmati jatah kompensasi Heavy Meal saya. Dari tadi saya memang mendengar bahwa sudah ada pengumuman resmi dari orotitas bandara, bahwa ada beberapa maskapai penerbangan yang ahkirnya di cancle. Tetapi dari tadi saya juga menunggu pengumuman lanjutan, mengenai tindakan apa selanjutnya yang harus dilakukan oleh para calon penumpang setelah adanya pengumuman cancle tersebut. (mungkin terlewat) yang saya ingat, dari tadi tidak ada pengumuman lanjutan mengenai tindakan yang harus dilakukan oleh calon penumpang yang ter cancle penerbangannya.
Tidak berapa lama kemudian baru saya mendapat kepastian dari pengumuman otoritas bandara, bahwa ahkirnya pesawat rute Jogjakarta Balikpapan di cancle. Kembali saya tidak mendapatkan pengumuman lanjutan. Segera saya datangi petugas di counter untuk menanyakan tindakan lanjutan setelah cancle ini. Petugas tersebut baru mengatakan, segera ke counter check in semula, untuk mengurus bagasi. Belum selesai saya memahami, petugas tersebut sudah disibukan oleh pertanyaan para calon penumpang yang lain, sehingga saya kemudian bergegas ke counter check in semula untuk mengurus begasi saya.
Mengambil bagasi di counter check in
Setelah saya sampai di conter check in yang di maksud, saya mendapati sudah banyak calon penumpang yang berkerumun untuk segera mendapatkan bagasi mereka. Saya tidak tahu, meraka itu calon penumpang ke rute Balikpapan atau ke kota tujuan yang lain. Sebelum saya mendekati counter tersebut, tiba-tiba saya terpikir, saya harus ambil troly barang dulu. Dengan kondisi yang Crowded, saya mau tidak mau harus mengambil troly barang yang letaknya diluar ruang bording.
Segara saya mengambil torly tersebut, untuk kembali ke counter check in tadi. Sempat saya diam, tidak tahu apa yang dilakukan, tetapi karena dorongan harus segera mendapatkan bagasi saya (kebetulan didalam salah satu koper saya ada dokumen penting), saya nekat saja menerobos kerumunan calon penumpang tersebut dan langsung saya menanyakan kepada petugas, ini begasi dari rute Balikpapan?, karena kesibukan yang luar biasa, petugas tadi hanya menjawab sekilas, belum, Balikpapan setelah ini!”
Saya masih tidak percaya, sehingga saya memutuskan untuk tetap berdiri di depan counter sambil mengamati satu persatu barang bagasi yang dimasukan ke area conveyor belt. Kebetulan ada salah satu petugas yang posisinya paling dekat dengan saya, spontan saya menanyakan ke petugas tersebut, “mbak begasi saya rute Balikpapan yang mana?, petugas tersebut langsung meminta saya menyerahkan bukti/nomer begasi yang ditempelkan pada tiket, setelah saya serahkan, petugas tersebut segera membawa bukti nomer begasi saya, sambil mengucapkan saya carinya pak? Ciri-cirinya seperti apa?. Tetapi karena kondisi yang crowded tadi, menyebabkan secara spontanitas, petugas tersebut juga menyanggupi permintaan para calon penumpang yang lain.