Sebelumnya saya membuat pemetaan kekuatan yang ada di SMP Negeri 14 Bandar Lampung, yaitu:
Setelah membuat pemetaan kekuatan saya melakukan tahapan BAGJA sebagai model manajemen perubahan positif yang dapat diterapkan di sekolah. Adapun tahapan yang saya lakukan sebagai berikut:
1. Buat pertanyaan utama (Define)
Pada tahap ini saya membuat pertanyaan yang pada intinya bagaimana membuat layanan BK yang menyenangkan dan berpihak pada siswa itu. Kemudian saya mencari informasi melalui internet, bertanya langsung pada rekan sejawat dan sesama guru BK dari sekolah lain, dan menanyakan pada siswa melalui kuesioner online melalui link yang saya bagikan melalui grup WA kelas.
Saya melakukan kerjasama dengan rekan sejawat dalam pembuatan kuesioner online ini, kuesioner ini untuk melihat sejauh mana pandangan siswa mengenai pembelajaran daring dan layanan BK yang sudah dilakukan serta kebutuhan siswa yang perlu mendapat perhatian. Selain membuat kuesioner, saya juga melakukan wawancara secara langsung tentang layanan BK yang menyenangkan dan berpihak pada siswa. Kesimpulan yang saya dapat adalah untuk dapat memberikan layanan yang optimal maka diperlukan jam khusus BK saat di kelas sehingga guru BK dapat mengenal dan memahami perilaku siswa di kelas. Selain itu juga dapat memberikan materi layanan yang dibutuhkan oleh siswa di dalam kelas itu.
Saya juga bertanya mengenai harapan atau mimpi dari rekan guru BK melalui komunitas mengenai layanan BK, hal ini saya lakukan untuk melihat pandangan layanan BK dari rekan guru BK. Dari hasil wawancara saya di WA grup, rekan BK saya memiliki harapan BK memiliki ruangan tersendiri, tugas tambahan yang diberikan tidak melebihi beban tugas BK. Harapan dari teman-teman saya ini sudah sebagian ada dalam sekolah saya, yaitu ada ruangan BK dan tugas tambahan guru BK tidak melebihi tugas BK. Hanya saja, memang di sekolah saya belum ada jam khusus BK.
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap siswa dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengetahui tentang layanan Bimbingan dan Konseling adalah untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi, sebagian kecil ada yang masih menganggap sebagai polisi sekolah dan bahkan ada yang tidak tahu. Hal ini tentunya perlu adanya sosialisasi lagi, meskipun sudah banyak siswa yang mengetahui tujuan layanan BK itu sendiri. Siswa juga mengetahui guru BK kelas mereka, memandang guru BK sebagai sosok yang ramah dan tidak takut saat berinteraksi dengan guru BK. Tetapi memang masih ada yang takut terhadap guru BK.
Siswa yang mau menghubungi guru BK saat memiliki masalah masih lebih rendah dibandingkan yang memilih untuk menyimpannya sendiri atau menceritakannya kepada orang lain dan tidak mau menggunakan layanan BK ini untuk membantu mereka. Dengan demikian, sebenarnya siswa SMP Negeri 14 Bandar Lampung sudah merasa senang dan nyaman dengan layanan BK yang ada, namun mereka belum mau memanfaatkannya secara maksimal. Harapan mereka terhadap layanan BK adalah membantu mereka dalam menyelesaikan masalah, guru yang ramah, dan juga ada jam khusus BK di kelas mereka. Tentu saja harapan siswa ini dapat diwujudkan melalui perubahan-perubahan dalam layanan BK.
2. Ambil pelajaran (Discover)
Dari rencana yang saya buat, tindakan yang akan saya lakukan adalah mencari sekolah atau guru BK yang sudah dapat memberikan layanan BK yang menyenangkan. Dalam hal ini saya belajar dari seorang teman saya yang mengajar di salah satu SMP swasta di kota Bandar Lampung mengenai layanan BK yang ada di sekolahnya. Alasan saya memilih beliau menjadi narasumber saya adalah karena beliau memiliki passion terhadap BK, beliau juga pernah bercerita mengenai hal-hal yang sudah dilakukan terhadap siswa dan perubahan yang significant terhadap siswa tersebut. Dari hal ini saya merasa beliau dapat saya jadikan contoh untuk saya, maka saya melakukan wawancara melalui video call.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Adapun informasi yang saya dapatkan adalah di sekolah itu terdapat jam khusus BK, hal ini dilakukan untuk mengenal siswa beserta karakteristik siswa tersebut saat di kelas, bukan berdasarkan "katanya" wali kelas ataupun guru mata pelajaran, selain itu juga dengan adanya jam khusus ini guru BK dapat memberikan layanan dengan mudah dan sesuai dengan kebutuhan mereka, terutama dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Di sekolah tersebut terdapat buku saku yang berisi peraturan-peraturan sekolah dan memiliki poin. Maka jika ada siswa yang melakukan pelanggaran aturan, maka akan diberikan poin sesuai yang ada di sana. Begitu juga jika siswa menaati aturan maka ada poin-poin sebagai reward. Dalam hal ini guru BK bekerjasama dengan bagian kesiswaan. Reward dalam poin ini berupa hadiah-hadiah yang dapat ditukarkan jika mencapai poin tertentu, dan poin tertinggi mendapat "sertifikat prestasi non akademik". Tentang poin ini di sekolah saya sudah ada dan kami melakukannya bekerjasama dengan wali kelas dan bagian kesiswaan. Hanya saja poin tersebut lebih mengarah kepada punishment, belum ada reward untuk siswa. Dua informasi utama ini yang menurut saya dapat saya terapkan di sekolah, karena informasi lainnya sudah ada di sekolah saya.
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya