A. Latar Belakang
Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP). Pada intinya pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman. Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.Â
Dalam hal ini sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan yakni mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan demikian, guru juga berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter ini.
Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi aturan-aturan yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya berisi harapan guru terhadap siswa, tetapi juga harapan siswa kepada guru dan terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas harus dirancang bersama antara guru dan siswa. Kesepakatan kelas harus disusun dengan jelas sehingga mudah dipahami, menggunakan kalimat positif, dan dikembangkan secara berkala.
Untuk menciptakan budaya positif sekolah perlu adanya kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Membutuhkan cukup waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di sekolah, namun tetap harus dimulai dari sekarang meskipun saat ini dalam masa pandemi. Karena masa pandemi bukanlah suatu halangan dalam proses penerapan budaya positif di sekolah, justru pandemi menjadi tantangan bagi seorang guru untuk membuat inovasi baru untuk mencari cara bagaimana guru tetap dapat mengontrol perilaku siswa meskipun tidak bertatap muka langsung dengan siswa.Â
Sebagai guru BK saya akan berkolaborasi dengan wali kelas untuk menerapkan budaya positif melalui kesepakatan kelas bersama siswa demi tercapainya perilaku positif siswa terutama dalam kegiatan pembelajaran daring.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam tindakan aksi nyata ini adalah :
- Menerapkan budaya positif di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti mandiri, tanggung jawab, percaya diri, dan saling menghargai.
- Menjadi bekal pengalaman belajar bagi guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daring
C. Tolok Ukur
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan supaya tetap terarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolok ukur yang digunakan sebagai berikut
- Terbentuknya "Keyakinan Kelas" melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan bersama wali kelas dan siswa
- Siswa dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati
- Adanya karakter baik dalam diri siswa seperti kemandirian, tanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung
- Keaktifan siswa di dalam kegiatan pembelajaran daring dapat dilihat melalui aplikasi yang digunakan seperti WhatsApp, Google Classroom, YouTube dan lainnya.
- Dokumentasi proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas bersama wali kelas dan siswa, proses kegiatan layanan BK, kegiatan kolaborasi dengan wali kelas dan rekan sejawat, hasil pengumpulan tugas. Â
D. Linimasa yang akan dilakukan
Supaya tindakan aksi nyata menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat, maka saya akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan perencanaan
Dalam hal ini saya akan membuat perencanaan kegiatan yang akan saya lakukan dalam tindakan aksi nyata ini supaya tetap berada pada jalur yang sesuai dengan tujuan yang akan capai.
2. Mengkomunikasikan perencanaan kepada kepala sekolah
Supaya apa yang saya lakukan dalam tindakan aksi nyata ini diketahui oleh kepala sekolah, maka saya perlu mengkomunikasikan perencanaan ini kepada kepala sekolah. Hal ini juga saya lakukan untuk mendapat masukan dari kepala sekolah terhadap perencanaan yang saya buat.
Saya melakukan revisi perencanaan berdasarkan hasil konsultasi dengan kepala sekolah, hal ini saya lakukan untuk menghasilkan perencanaan yang lebih baik.
Dalam melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, yaitu:
a. Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi nyata kepada wali kelas
Dalam memberikan layanan BK, saya akan terus berkolaborasi dengan wali kelas maka komunikasi yang baik sangat diperlukan, termasuk tindakan aksi nyata yang akan saya lakukan. Saya berdiskusi mengenai rencana kegiatan kesepakatan kelas yang akan dilaksanakan seperti bagaimana jalannya kegiatan kesepakatan kelas, media yang akan digunakan, peran wali kelas dan guru BK yang akan dilakukan dalam kesepakatan kelas.
b. Mengikuti kegiatan kesepakatan kelas bersama wali kelas dan siswa
Saya meminta izin kepada wali kelas untuk mengikuti kegiatan kesepakatan kelas, hal ini saya lakukan untuk mengetahui jalannya proses kesepakatan kelas dan hasilnya. Saya juga meminta kepada wali kelas untuk mengenalkan saya sebagai guru BK yang nantinya akan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya melalui layanan BK, termasuk juga saya akan mengontrol perilaku siswa.
c. Melakukan kolaborasi dengan wali kelas untuk mengontrol perilaku siswa
Setelah kegiatan kesepakatan kelas selesai dibuat, maka saya akan berkolaborasi dengan wali kelas untuk mengontrol perilaku siswa. Setiap 2 minggu sekali saya melakukan pertemuan rutin dengan  wali kelas untuk mendiskusikan perkembangan siswa dan membuat laporannya. Namun, jika ada hal-hal yang mendesak mengenai siswa, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kolaborasi di luar dari jadwal yang sudah ditentukan.
d. Melakukan layanan BK
Dalam hal ini saya memberikan layanan BK kepada siswa sesuai dengan kebutuhan mereka berdasarkan angket yang sudah saya buat. Terkait dengan budaya positif, saya juga memberikan materi secara klasikal ataupun melalui media sosial mengenai budaya positif ini supaya siswa dapat mengingat dan membiasakan diri untuk selalu menerapkan budaya positif, minimal hal-hal baik yang sudah disepakati di dalam kelas.
Selain itu, saya juga akan memberikan konseling individual untuk siswa yang kesulitan dalam melaksanakan kesepakatan kelas, melakukan kerjasama dengan orang tua melalui telepon ataupun secara langsung.
5. Melakukan evaluasi dan refleksi
Dalam pelaksanaan tindakan aksi nyata ini banyak tantangan yang dihadapi, maka perlu adanya evaluasi terhadap pelaksanaannya. Kemudian saya merefleksi dari hasil evaluasi ini dan memperbaikinya supaya lebih baik dikemudian hari. Saya melakukan evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang akan saya tanyakan langsung kepada wali kelas dan rekan guru. Saya juga membuat evaluasi melalui angket yang akan saya berikan kepada siswa dan orang tua mengenai tindakan aksi nyata ini.
6. Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan aksi nyata
Setelah melakukan tindakan aksi nyata ini dan mendapatkan hasil dari refleksi, saya akan membuat laporan sebagai pertanggungjawaban terhadap kepala sekolah dan posisi saya saat ini sebagai Calon Guru Penggerak. Laporan yang akan saya buat berupa artikel yang di dalamnya juga berisi dokumentasi.
E. Dukungan yang dibutuhkan
Untuk dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, saya tidak dapat melakukan sendiri, oleh karena itu saya membutuhkan dukungan dari:
1. Stakeholder
Dalam hal ini dukungan dari kepala sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui koordinasi supaya penerapan budaya positif dapat  berjalan sesuai dengan rencana.
2. Orang tua siswa
Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter siswa, maka diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan guru. Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.
3. Media yang digunakan
Media yang digunakan dalam tindakan aksi nyata ini nantinya akan memudahkan dalam penyampaian materi ataupun hal-hal yang berkaitan dengan budaya positif. Media ini dapat berupa poster, video, maupun aplikasi media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H