Di saat seperti ini mencari pekerjaan susah-susah gampang, apalagi yang sesuai dengan pendidikan dan keahlian kita. Hal ini karena sudah banyak saingannya. Apalagi kalau saingannya itu pakai orang "dalam" alias orang yang sudah bekerja terlebih dulu di perusahaan itu dan mempunyai jabatan tertentu.
Biasanya kalau jabatannya sudah tinggi, pasti akan lebih mudah "memasukkan" orang lain yang dianggap saudaranya untuk bekerja di perusahaannya, walaupun sebenarnya perusahaan ini bukan miliknya.
Biasanya mereka memasukkan saudara-saudaranya untuk bekerja di mana ia bekerja karena memang ingin membantu saudara yang ingin mendapat pekerjaan mumpung dia mempunyai kekuasaan di perusahaan tersebut.
Memang ada yang mengikuti prosedur dan tata cara yang berlaku di perusahaan, misalnya kirim lamaran, mengikuti serangkaian tes dan wawancara.Â
Namun, sayangnya hal ini lebih banyak hanya sebagai formalitas karena untuk kelengkapan data mereka. Meskipun ada juga yang memang benar-benar dilakukan, si "orang dalam" ini hanya membantu sebatas memasukkan surat lamaran kerja supaya benar-benar masuk ke bagian HRD dan tidak menumpuk dengan surat lamaran kerja lainnya.
Orang yang diterima karena adanya orang dalam tanpa mengikuti serangkaian tes dan prosedur yang berlaku, atau sudah mengikuti tes tapi tidak lulus, kemudian dipaksakan saja untuk diterima karena dia "bawaan" si orang dalam yang punya jabatan, dia akan kebingungan dan bekerja asal jadi saja.Â
Meskipun sebenarnya dia menjatuhkan namanya sendiri dan "orang dalam" itu. Tapi teman-temannya akan menutupi karena dia adalah bawaan atasannya. Ya... Walaupun pasti ada omongan di belakang nggak bisa kerja kok diterima, mentang-mentang bawaan si Pak xx.... (manager atau apalah).
Lain lagi, kalau ada pekerja bawaan "orang dalam" yang memang benar-benar dites dan memang lulus dari tes tersebut, maka dia akan benar-benar bekerja dan dapat mengikuti prosedur pekerjaan yang berlaku. Orang seperti ini akan membuat nama baik si "orang dalam" menjadi lebih baik, meskipun sebenarnya dia berhasil karena kemampuannya.
Melihat fenomena seperti ini, sebenarnya dalam hati saya ingin tertawa melihat kelakuan orang dalam yang memiliki jabatan dan mengajak hampir semua saudara-saudara untuk bekerja di tempatnya bekerja.
Saya pikir memangnya itu perusahaan nenek moyangnya, main masuk-masukin orang semaunya? Apalagi orang "dimasukkan" itu sebenarnya tidak memiliki keahlian yang diinginkan. Saya sih merasa kasihan dengan orang yang benar-benar memiliki keahlian dan memang pantas bekerja di perusahaan, namun karena tidak ada "orang dalam" dia tidak jadi bekerja di situ.
Memang tidak semua orang dalam seperti yang saya katakan di atas. Ada juga yang hanya membantu memasukkan surat lamaran kerja saja, supaya tidak menumpuk di pos satpam dan memastikan untuk masuk ke meja HRD, selanjutnya biar perusahaan yang memproses. Kalau cara seperti ini bisalah saya terima.
Pengalaman bekerja di tempat perekrutan karyawan, membuat saya mengerti betapa susahnya perjuangan calon pekerja yang tidak ada orang dalamnya, walaupun sebenarnya dia punya kemampuan.
Memang sih tidak semua perusahaan seperti ini, lebih banyak kok perusahaan-perusahaan yang fair tentang perekrutan. Mereka memang benar-benar melihat potensi si calon pekerja, kalau tidak sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, maka tidak akan diterima.
Yang saya lihat, kalau orang bawaan si orang dalam yang punya jabatan, kebanyakan justru mereka kemampuan dan keterampilannya kurang. Mungkin ini ya yang membuat mereka tidak percaya diri dan akhirnya menggunakan orang dalam untuk membawa mereka bekerja di tempatnya bekerja. Walaupun ada juga yang memang bagus, punya keterampilan dan kemampuan untuk bekerja. Namun, kalau diterima pun, pasti ada omongan tentangnya "Karena bawaan si bapak...." Padahal dia lulus tes karena usahanya.
Hmm... Ya sudahlah, saya hanya sebatas melihat dan mengetahui hal ini saja. Tak bisa berbuat apa-apa, toh saya juga tidak punya kewenangan untuk itu. Saya juga tidak akan dirugikan ataupun diuntungkan dengan kejadian itu. Hanya saja, saya geregetan melihat ini. Semoga ke depannya, setiap orang yang memiliki jabatan lebih bijaksana lagi dalam melakukan sesuatu.Â
Membantu itu tak perlu curang, melakukan hal baik belum tentu benar, tetapi melakukan hal yang benar sudah tentu baik. Semoga mereka bisa melakukan hal yang benar dan mengikuti aturan yang ada supaya bawahannya atau anggotanya dapat mengikuti kebenaran yang dia lakukan.
Untuk kamu yang sedang mencari pekerjaan, jangan takut dengan fenomena ini karena seperti yang saya bilang di atas tadi TIDAK SEMUA perusahaan seperti ini. Masih banyak kok perusahaan yang benar-benar mencari potensi seseorang. Tetap yakin dan percaya diri dengan apa yang dimiliki.
Ketika harus menghadapi serangkaian tes, maka lakukanlah yang terbaik. Persiapkan dirimu sebaik mungkin, kalau nanti akan menghadapi psikotes, dapat kamu baca tipsnya di sini.Â
Yakinlah, Tuhan sudah mempunyai rencana yang baik untuk masing-masing orang. Jangan iri dengan kesuksesan orang lain yang diraihnya dengan cara curang.
Semangat berjuang job seeker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H