Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rindu "Mengasihi" Lagi

28 Februari 2018   10:11 Diperbarui: 28 Februari 2018   10:17 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara power pumping | sumber : dokumen EPING (exclusive pumping mama)

Dulu waktu hamil memang udah niat banget untuk kasih ASI ke Nadine (pas tahu dari hasil USG kalau aku hamil anak cewek, pengennya punya anak namanya Nadine, wkwkwkw). Nah, pas sudah lahiran, ASI ku ternyata nggak langsung keluar, tapi untung bidannya pro ASI, jadi aku diminta untuk terus nenenin walau belum keluar, katanya ini untuk merangsang produksi ASI. 

Benar sih, sekitar 4 jam setelah melahirkan mulai terlihat putih-putih di puting payudara, tanda ASI sudah mulai keluar. Lalu si bidan bantu aku untuk pijat payudara. Singkat cerita ASI ku sudah keluar, waaahh.. senang banget dong aku. Tapi, ternyata menyusui itu tak semudah yang dibayangkan. Aku harus cari posisi yang pas supaya Nadine nyaman dan bisa menyusu dengan baik. Karena kalau posisi menyusui nggak pas, maka si bayi nggak maksimal dapat ASI nya. Perjuangan banget pokoknya cari posisi yang pas, baru seminggu deh bisa merasakan posisi yang pas.

Menyusui itu tantangan untuk aku, karena begitu lahir si bayi harus minum ASI 2 jam sekali, itu artinya aku harus bangun setiap 2 jam sekali. Untuk aku, bangun tengah malam nggak masalah sih, karena dulu memang sering banget lembur. Tapi lama-lama ternyata capek juga ya, hahaha.. walau capek tapi menyenangkan sih. Aku harus pasang alarm 2 jam sekali supaya aku bisa bangun dan menyusui Nadine. Ayah Nadine kadang-kadang aja nemeninnya. Aku maklum sih dia capek seharian udah kerja. Ini sih nggak masalah buat aku. 

Nadine, termasuk anak yang nggak ribet urusannya. Malam juga nggak rewel dan nggak ngajak begadang, karena kalau bayi baru lahir harus minum ASI 2 jam sekali ya mau nggak mau harus bangunin Nadine, tapi setelah nyusu ya tidur lagi. Jam tidur Nadine cukup normal, siang nggak terlalu banyak tidur dan malam memang tidur. Memang awalnya sempat kebalik, siang tidurnya lebih lama daripada malam, tapi ini nggak lama, karena aku mulai membiasakan Nadine untuk tahu konsep siang dan malam. 

Jadi kalau siang, aku lebih sering ajak Nadine ngobrol dan cerita waktu gantiin popok, nah kalau malam aku diam aja atau cuma sedikit ngobrolnya, terus lampu kamar aku redupin. Aku juga bilang ke Nadine kalau siang waktunya kita main dan malam waktunya kita tidur. Kesannya kayaknya nggak mungkin anak bayi mengerti maksud kita, tapi buktinya Nadine bisa lho. Nah ini membuktikan bahwa bayi itu memang pintar, dia paham apa yang kita maksud, cuma dia nggak bisa ngomong aja. Hehe..

Aku beruntung cuti pas banget dapat 3 bulan, jadi 3 bulan full aku bisa rawat Nadine. Aku putuskan untuk tetap kasih ASI ke Nadine saat aku udah mulai kerja lagi. Dulu temanku bilang kalau mau stok ASI itu sebulan setelah melahirkan. Tapi akunya belum paham banget cara pumping ASI dan aku belum tahu manajemen ASI, jadi aku mengabaikan. Nah, bulan kedua aku mulai coba-coba pumping pakai pompa toet-toet (itu lho pompa yang ujungnya karet warna merah atau biru, mirip sama punya abang-abang es krim, hehe). 

Pertama kali pakai itu sakiiiit banget, secara tuh pompa bahannya keras. Itu pompa pertama yang aku punya, dulu nitip tantenya Nadine karena aku dulu nggak bisa kemana-mana. Pakai pompa itu hasilnya nggak seberapa paling sekitar 5 ml. Haduuuuhh.. ternyata susah ya pumping ASI itu. Coba-coba pakai tangan dan ternyata malah bisa menghasilkan 50 ml, waaahh.. akhirnya pakai tangan aja. Aku baru tahu ternyata pumping ASI pakai tangan itu namanya "marmet" dan pompa ASI pertamaku (pompa ASI toet-toet) itu sangat tidak direkomendasikan ASI nya untuk diberikan ke bayi, karena dikhawatirkan terkontaminasi dengan karet belakangnya. Aaahh.. untunglah dulu nggak lama pakai itu dan ASI yang dikasih ke Nadinepakai pompa itu nggak banyak.

Saat masuk kerja, aku udah bisa menghasilkan ASI 150-200 ml setiap sesi pumping ASI (tetap ya aku pakai teknik marmet). Setiap hari hasilnya naik turun tak menentu. Tergantung suasana hati. Yap, karena salah hormon yang mempengaruhi produksi ASI itu namanya hormon oksitosin, dimana hormon ini muncul dari hati yang senang. Aku juga makan sayur katuk hampir setiap hari dan makan makanan yang bisa jadi booster ASI. Aku pernah minum teh dan susu pelancar ASI yang rasanya aneh banget. Aku juga makan daun pepaya, pepaya, semangka, daun kelor, pare dan sayur-sayuran yang lain, pokoknya demi ASI ku lancar. 

Hasil pumping di tempat kerja | sumber: dokumentasi pribadi
Hasil pumping di tempat kerja | sumber: dokumentasi pribadi
Aku menggunakan dot sebagai media pemberian ASIP untuk Nadine, walaupun aku tahu resikonya akan jadi bingung puting. Memang Nadine tetap mau nyusu langsung dari aku (nenen) dan kalau aku tinggal kerja baru pakai dot. Awalnya aku menganggap hal ini wajar dan aku mengganggap Nadine nggak bingung puting. Tapi aku merasa ada penurunan  jumlah produksi ASI, yang biasanya setiap sesi pumping aku menghasilkan 150-200 ml sekarang cuma 70-100 ml. Padahal aku sudah jaga suasana hati dan  makan makanan pelajar ASI. 

Aku panik dan aku nggak mau hal ini berlangsung lama. Aku tanya teman-teman di grup ASI dan ternyata Nadine bingung puting laten. Yup, bingung puting laten ini mempengaruhi produksi ASI karena ternyata sedotan si bayi ke payudara berubah, sehingga pengosongan payudara nggak maksimal. Aku memang nggak langsung ganti media dot, tapi aku lebih rajin lagi pumpingnya jadi 1 jam sekali dan aku juga melakukan teknik power pumping di malam hari. Puji Tuhan, produksi ASI normal kembali. Tapi, anak berikutnya aku nggak mau pakai dot. Dulu aku belum tahu media pemberian ASIP selain dot itu belinya dimana, sekarang aku tahu jadi aku nggak mau mengulang kesalahan yang sama.

Cara power pumping | sumber : dokumen EPING (exclusive pumping mama)
Cara power pumping | sumber : dokumen EPING (exclusive pumping mama)
Semenjak Nadine umur 15 bulan, aku sudah mulai nggak pumping lagi karena Nadine nggak mau minum ASIP yang aku sediakan. Ya udah daripada capek-capek pumping tapi nggak diminum, akhirnya aku berhenti. Memang awalnya agak aneh sih, bawaan jadi berkurang, karena waktu masih aktif pumping bawa tas lebih dari satu. Mesti bawa cooler bag dan botol ASI kemana-mana. Aku punya cooler bag yang model ransel, cooler bag ini besar banget jadi kelihatan seperti orang mau naik gunung. Tapi aku suka dengan tas ini, karena tas ini adalah tas yang menemani perjuanganku memberikan yang terbaik untuk Nadine. Nggak jarang orang yang bilang ke aku rempong banget bawa ini dan itu, tapi aku ya cuek akan senang-senang aja pokoknya, malah kalau aku pakai ransel cooler bag itu merasa keren (walau orang lain melihatku aneh, hehe). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun