Mohon tunggu...
Swazta Priemahardika
Swazta Priemahardika Mohon Tunggu... lainnya -

Sering berhayal ketika minum kopi,..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Kasmaran

17 Maret 2015   09:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:33 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maaf, jika hanya sesekali isyarat rindu kutitipkan
Meski kutahu, kau tak meminta kukirimkan
Karena di damai hatimu
, segenap cinta telah kubenamkan

Maaf, jika hidup tak selayak yang kau impikan
Meski hanya semesta kecil yang sanggup kupersembahkan
Karena di bening matamu, seutuh gelora telah kusatukan

Tahukah kau?
Di bentang dua hati dan jiwa yang bertautan,
Sungguh, a
nyaman kasih kita telah indah tersulam

Lantas, apa lagi yang mesti kita tunggu?
Bukankah jalinan senada tembang rasa
telah
kita dendangkan bersama?

Lalu, adakah yang kita nanti di ujung waktu?
Semoga sekian nikmat yang tak terbilang
Sanggup lesapkan doa-doa kita di cakrawala terbentang

Kebumen, 17 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun