Komponen citra laporan tahunan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi perusahaan dalam mengkomunikasikan dan memperhatikan berbagai manfaat yang ada. Hal ini sesuai dengan fungsi laporan tahunan, yaitu sebagai perangkat retoris yang digunakan untuk membentuk citra perusahaan dan menyampaikan maksud dari perusahaan tersebut melalui laporan tahunan yang telah dibuat.
Teori akuntansi semiotika merupakan teori yang menjelaskan sebuah tanda dan simbol dalam bidang linguistik. Dalam hal ini, semiotika dan linguistik memiliki keterkaitan yang sangat erat dikarenakan semiotika mempelajari dan membahas tentang sebagian besar struktur dan bidang kajian ilmu bahasa seperti fonetik, gramatika, morfologi dan makna kata ungkapan. Selain itu, terdapat juga tiga tanda non linguistic yang dipelajari oleh semiotika, yaitu :
- Semantika   merupakan hubungan antara tanda dan hal yang dilihat,
- Sintaktika   merupakan hubungan antara tanda dalam struktur formal,
- Pragmatika merupakan hubungan antar tanda dan tanda menggunakan agen.
Dengan demikian, pemahaman teori akuntansi dapat diperoleh dengan mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar tataran semiotika. Tataran semiotika menunjukkan bahwa penyusun akuntansi berteori pada tiga tataran yang telah disebutkan sebelumnya, yakni semantik, sintaktik dan pragmatik. Berikut penjelasan mengenai tiga tataran tersebut yang digunakan untuk menghasilkan suatu struktur pelaporan keuangan :
1. Â Teori Semantik
Teori semantik merupakan sebuah kegiatan menerjemahkan teori semiotika kedalam simbol-simbol, dimana simbol-simbol ini dapat digunakan untuk membantu menyajikan sebuah informasi bagi pembaca laporan keuangan. Akun aset merupakan salah satu bagian simbol penerjemahan dari teori semantik yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang sebuah transaksi akuntansi.
2. Â Teori sintaktik
Teori sintaktik merupakan sebuah kegiatan mentransfer simbol yang sudah ditentukan oleh perusahaan ke dalam teori semiotika untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan atau laporan akuntansi. Laporan akuntansi ini dapat membantu seorang akuntan dalam bereaksi pada hasil laporannya. Selain itu, simbol-simbol ini juga dapat menghasilkan sebuah laporan seperti laporan laba rugi dan lainnya.
3. Â Teori Pragmatik
Teori pragmatik ini berkaitan dengan para pengguna atau para pembaca laporan akuntansi dalam bereaksi. Teori pragmatik terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
- Teori pragmatik psikologi
Teori pragmatik psikologi ini mengamati respon dari pembaca laporan keuangan. Laporan akuntansi yang sudah dibaca dapat disimpulkan oleh para pembaca dan dapat diartikan sebagai informasi yang valid atau dapat dipercaya ketika para pembaca mereaksi hasil laporan akuntansinya, sehingga dapat diketahui bagaimana para pembaca laporan menghasilkan sebuah keputusan, apakah mereka akan melakukan invetasi atau lainnya.
    2. Teori pragmatik deskripsi
Teori prakmatik deskripsi akan mengamati secara terus menerus para pelaku akuntasi untuk meniru prosedur dan prinsip akuntansinya. Teori ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori akuntansi.
Penerapan teori akuntansi semiotika menekankan pada pengaruh informasi terhadap sebuah perilaku pemakai laporan keuangan, menegaskan pengaruhnya laporan keuangan dan ikhtisar akuntansi terhadap perilaku serta pengambilan keputusan.
Menurut Meitasari dan Istikhoroh (2021), tanda atau simbol bahasa dari semiotika dapat menciptakan sebuah ungkapan bahasa yang sebagaimana dijadikan sebagai media komunikasi untuk akuntansi. Dalam penelitian Meitasari dan Istikhoroh (2021), menjelaskan bahwa analisa laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memperhitungkan kewajiban laporan keuangan yang akan disajikan pada suatu entitas. Kegunaan laporan keuangan tersebut, antara lain :
- Memberikan informasi yang mendalam tentang laporan keuangan,
- Dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya tidak konsisten dalam hubungan dengan laporan keuangan,
- Para pengambil keputusan dapat dengan mudah mengambil keputusan karena terbantu dengan hasil laporan keuangan tersebut,
- Hasil dari laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sebuah pembanding dengan kompetitor atau perusahaan lain,
- Dapat dengan mudah membaca situasi dan kondisi perusahaan saat ini,
- Dapat memprediksi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang.
Menurut Rahmawati dalam bukunya yang berjudul "Tinjauan Menyeluruh Teori Akuntansi", menjelaskan bahwa terdapat tiga bagian dalam tataran semiotika akuntansi tetap, yaitu semantik, sintatik dan pragmantik. Semantik merupakan kesimpulan dari kegiatan atau sebuah realitas fisik yang menjadi sebuah simbol sistematik keuangan. Sintatik membahas pengukuran keuangan, pengakuan dan penyajian sebuah elemen dalam statement keuangan serta struktur akuntansi, dan yang terakhir pragmantik membahas apakah sebuah informasi keuangan efektif dapat bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam perekayasaaan akuntasi dan apakah informasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku pemakainya atau tidak.
Dari sekian banyak simbol, salah satu simbol akuntansi yang dapat dikomunikasikan melalui laporan keuangan untuk merepresentasikan realitas tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban dan penyajian informasi secara transparan adalah simbol "laba". Mattessich (2003, 452) menyatakan bahwa semua simbol akuntansi yang meliputi kata dan angka selalu memiliki hubuungan dengan realitas referensialnya, namun realitas referensial dari simbol-simbol akuntansi tersebut bisa berada pada tingkatan yang berbeda-beda.