Mohon tunggu...
anggi priatna
anggi priatna Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang wirausaha yang baru merintis karir semoga bisa sukses dunia akhirat aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukti Ilmiah Manfaat Kulit Manggis bagi Kesehatan

8 Agustus 2014   14:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaat kulit manggis terpendam tak berguna selama ratusan tahun. Zaman dahulu di China kulit manggis kadang-kadang dimanfaatkan sebagai obat diare. Itu jelas tidak sebanding dengan khasiatnya yang luar biasa: petarung tangguh untuk melawan kanker, penyakit jantung, diabetes mellitus, dan sejumlah penyakit degeneratif lain.

Kulit manggis sudah dimanfaatkan untuk kesehatan di berbagai negara

Dunia pengobatan China yang sudah berusia ribuan tahun menjadi pelopor pemakaian kulit manggis untuk menangkal penyakit tertentu. Di Thailand dan Filipina, kulit manggis lazim digunakan untuk mengobati disentri dan infeksi kulit. Di Karibia dan Amerika Latin, teh buah manggis dikonsumsi sebagai pembangkit stamina; di Brazil, untuk mengatasi masalah pencernaan.

Masyarakat India memakai tepung kulit manggis kering untuk mengatasi disentri, luka luar, luka bernanah, dan maag. Penduduk Jepang mengenal daun dan kulit batang manggis sebagai herbal berefek antiinflamasi. Dia kerap dipakai untuk mengobati eksem dan penyakit kulit lain seperti psoriasis. Di Venezuela, kulit manggis digunakan untuk mengobati infeksi kulit akibat parasit.

Laurent Garcin, penjelajah hutan berkebangsaaan Perancis yang memberi nama Garcinia mangostana pada abad ke-16, mungkin tidak menduga temuannya memiliki manfaat lebih hebat daripada pengetahuan zaman kuno itu. Semua bermula pada April 1993 saat Munekazu Iinuma mengumpulkan kulit manggis dari berbagai sentra di Indonesia. Kulit manggis itu kemudian diterbangkan ke Gifu Pharmaceutical University, Jepang.

Di sana, oleh Kenji Matsumoto dan kawan-kawan, termasuk Munekazu Iinuma, sejumlah 2,7 kg kulit buah manggis kering diekstrak dengan heksana, benzena, aseton, dan alkohol 70%. Ekstraksi menghasilkan 6 turunan xanthone: a-mangostin, b-mangostin, g-mangostin, mangostinone, garcinone E, dan 2-isoprenyl-1,7-dihydroxy-3-methoxyxanthone.

Selanjutnya mereka mengambil sejumlah sel penyebab leukemia, seperti HL60, K562, NB4, dan U937 dari Riken Cell Bank, Tsukuba, Ibaraki, Jepang. Sel kanker penyebab leukemia itu dikulturkan, kemudian senyawa-senyawa xanthone dilarutkan dalam kultur itu. Hasilnya terbukti bahwa a-mangostin memicu proses apoptosis sel leukemia.

Hasil penelitian Kenji Matsumoto itu seakan-akan menjadi pemicu perhatian ilmuwan dunia pada manggis. Lima bulan setelah penelitian Kenji Matsumoto, di Swiss ada penelitian yang membuktikan, xanthone ampuh mengatasi depresi. Berikutnya susul-menyusul penelitian di berbagai negara yang hasilnya saling menguatkan efek xanthone sebagai obat. Di Taiwan, misalnya, pada Mei 1996 dilakukan 2 penelitian yang berbeda. Satu penelitian membuktikan khasiat xanthone mengatasi depresi; penelitian lain, antikanker.

Tangkal penyakit modern

Kehebatan kulit manggis pun tidak luput dari perhatian peneliti di Indonesia. Menurut Dr Agung Endro Nugroho MSi Apt, kulit manggis mengandung 50 senyawa xanthone. Xanthone ialah bioflavonoid yang bersifat antioksidan, antibakteri, antialergi, antitumor, antihistamin, dan antiinflamasi. Molekul biologi aktif ini memiliki struktur cincin 6 karbon dan kerangka karbon rangkap, sehingga sangat stabil. Di alam ada 200 jenis xanthone, sejumlah 50 di antaranya ditemukan di kulit manggis.

Yang paling banyak memiliki efek farmakologis adalah alfamangostin, betamangostin, dan garcinon-E. Pemeran utama penumpas sel kanker ialah alfamangostin dan garcinon-E. Keduanya menghambat proliferasi sel kanker dengan mengaktivasi enzim kaspase 3 dan 9, yang memicu apoptosis atau program bunuh diri sel kanker. Alfamangostin juga mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dengan merangsang sel pembunuh alami yang bertugas membunuh sel kanker dan virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun