Peran CSR Pada Bidang Pendidikan Indonesia Untuk SDM yang Terdidik dan Siap Bersaing dalam Dunia Perusahaan
1. Latar Belakang Masalah
Terlaksananya pembangunan berkelanjutan menjadi tanggungjawab sosial dari seluruh masyarakat Indonesia. Tanggungjawab sosial ini tidak hanya berada di pundak pemerintah ataupun perusahaanperusahaan di Indonesia. Organisasi baik profit oriented, semi profit oriented dan social oriented adalah legal entity yang mempunyai tanggungjawab terhadap lingkungan sosial dan alam (Rowe et.al, 1992 dalam Subagyo dan Silalahi, 2014).Â
Institusi pendidikan sebagai bagian dari masyarakat dan sebagai organisasi non profit juga memiliki tanggungjawab sosial untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. (Hedy, 2017).
Kehadiran UU no. 40 tahun 2007 hanya mewajibkan perusahaan untuk bertanggungjawab sosial.
Berdasarkan konsep organisasi sebagai legal entity berarti bahwa setiap organisasi apapun bentuknya memiliki tanggungjawab sosial termasuk institusi pendidikan tinggi. Kehadiran UU No. 32 tahun 2009 dan UU No. 12 tahun 2012 juga menyiratkan hal tersebut.Â
Dalam penelitian Subagyo dan Silalahi (2014) ditemukan bahwa tanggungjawab sosial perguruan tinggi terletak pada Tridharma ketiga.Â
Keterlibatan perusahaan dalam bidang pendidikan sendiri sangat diperlukan dalam rangka membantu perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena, apabila beban tersebut hanya dibebankan pada orang tua atau pemerintah, maka akan butuh waktu yang lama untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan.
Di Indonesia sendiri, hal mengenai pelaporan kegiatan CSR masih bersifat sukarela. Hal tersebut secara implisit disampaikan IAI dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998) paragraf kesembilan. Sedangkan bagi perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, pengungkapan kegiatan sosial seperti CSR telah diatur dalam Peraturan Bapepam No.KEP-13/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 sebagai pengganti Peraturan Bapepam No.KEP-38/PM/1999. (Dea, 2012). Â
Lebih lanjut, arah implementasi CSR pada bidang pendidikan makin terasa diwujudkan oleh berbagai perusahaan dewasa ini. Alasan manajemen perusahaan memfokuskan program CSRnya ke dunia pendidikan dikarenakan fakta bahwa sarana dan prasarana pendidikan masih memprihatinkan, dan kesadaran tentang diperlukannya SDM handal yang lahir dari pendidikan yang memadai.
2. Analisis
A. Konsep Stakeholder
Jones (1995) dalam Solihin (2011) mengklasifikasi pemangku kepentingan dalam 2 kategori. Pertama, inside stakeholder, seperti pemegang saham, manajer dan karyawan.Â
Mereka adalah orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan.Â
Kedua, outside stakeholder, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat. Mereka adalah pihak-pihak yang berada di luar perusahaan tetapi memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
Dalam hal ini maka peran stakeholder baik inside maupun outside mempunyai peranan yang masing-masing ada hak dan kekuasaan. Sehingga kepemilikan kekuasaan itu juga menjadi pengaruh dari berlangsungnya suatu program yang ingin dijalankan oleh suatu organisasi.Â
Maka dari itu suatu kerja sama yang baik sangat dibutuhkan untuk kelancaran dari CSR atau pihak organisasi ini dalam melakukan pemberdayaan pada dunia pendidikan di Indonesia.
B. Peran PT Bank Mandiri Tbk dalam Bidang Pendidikan
Kegiatan CSR pada Bank Mandiri sebagian besar difokuskan pada bidang pendidikan. Lebih lanjut lagi, program unggulan yang diangkat oleh Bank Mandiri dinamakan Program Wirausaha Muda Mandiri.Â
Dalam program ini, Bank Mandiri menitikberatkan pada pendidikan kewirausahaan yang nantinya akan menghasilkan wirausahawirausaha muda yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri.Â
Dua program besar pendidikan Bank Mandiri yaitu: (a) Program Wirausaha Muda Mandiri, dan (b) Mandiri Peduli PendidikanÂ
Dengan mempelajari dan membandingkan data, mengklasifikasikan sifat psikofisik dari kalimat-kalimat yang dipilih oleh manajemen dalam berbagai informasi tertulisnya, kemudian melakukan content analysis, mengindikasikan bahwa manajemen peruahaan sangat konsern dengan program CSR bidang pendidikan.(Dea,2012)
C. PT Unilver Indonesia Tbk
Kegiatan CSR Unilever dalam bidang pendidikan diintegrasikan dengan unsur kesehatan atau kebersihan. Oleh karena itu, tema kegiatan mereka menjadi kegiatan edukasi hidup bersih dan sehat.Â
Hal ini disesuaikan dengan lini bisnis mereka dan hasil produknya, di mana beberapa produk yang dihasilkan Unilever merupakan produk-produk kebersihan, misalnya Rinso, Molto, Superpel, Wipol, dan lain-lain. Terkait dengan CSR di bidang pendidikan, bekerja sama dengan para mitra bisnisnya, Unilever mengadakan beberapa kegiatan.Â
Salah satunya adalah memberikan pendidikan sehat, bersih, dan hemat di SDN I Baros Pandeglang, Serang, Banten. Kegiatan ini ditandai dengan pemberian pengetahuan yang bersifat mendidik, serta pemberian alat kebersihan berupa tempat sampah.
3. Solusi
Mengingat bahwa perusahaan yang telah melaporkan kegiatan CSR memungkinkan mereka memperoleh banyak manfaat seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka sudah seharusnyalah perusahaan sadar untuk melaksanakannya.Â
Sinergi antara CSR dengan dunia pendidikan merupakan gerakan bersama secara nasional yang perlu disosialiasikan dan menjadi solusi alternative di tengah stagnasi perkembangan pendidikan.Â
Berbagai implementasi CSR melalui kegiatan pemberian beasiswa, pembangunan infrastruktur lembaga pendidikan, maupun pemberian kesempatan magang oleh berbagai perusahaan menjadikan peran pendidikan akan semakin besar dalam pengembangan masyarakat.Â
Kepekaan perusahaan terhadap dunia pendidikan  merupakan investasi dan dapat memberikan manfaat secara berkesinambungan.
Menyadari hal ini perusahaan yang melaksanakan CSR perlu memperhatikan banyak hal yang tujuannya diperuntukan untuk masyarakat tak terkecuali pada bidang pendidikan.Â
Selain itu, juga untuk membina hubungan yang baik dengan masyarakat, khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan, tujuannya adalah supaya proses bisnis perusahaan dapat berjalan dengan lancar karena mendapat dukungan dari masyarakat.
4. Penutup
Program CSR yang berupaya mengembangkan SDM dari bidang pendidikan agar nantinya pendidik yang sesuai dengan kriteria perusahaan ini dapat menjadi SDM yang siap berkontribusi dengan perusahaan secara maksimal.Â
Manfaat langsung yang akan dirasakan perusahaan adalah mendapatkan tenaga kerja terdidik dan sumber daya manusia yang handal.Â
Salah satu program CSR yaitu Cooperative Academic Education (Co-op) merupakan strategi pendidikan dan pengembangan SDM yang mengintegrasikan mahasiswa dengan berbagai latar belakang ilmu dengan pengalaman kerja yang produktif (work-based-learning).Â
Program ini memberikan kesempatan bagi pelajar atau mahasiswa untuk mendapatkan akses dengan proses bisnis perusahaan maupun lingkungan strategis yang lain.Â
Dari program magang atau Co-op ini perusahaan dapat melakukan perekrutan langsung terhadap beberapa peserta magang yang sudah teruji dan mengenal proses bisnis perusahaan.
Daftar PustakaÂ
Naraduhita, D. C. (2012)."Corporate Soci Responsibility : Upaya Memahami Alasan Dibakik Pengungkapan CSR Bidang Pendidikan". Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol.8. No.2
Rumambi, H.D. (2017)."Implementasi Tanggung Jawab Sosial Institusi Pendidikan Tinggi (Stydi ada Politeknik Negeri Malang)". Ekuitas : Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol.1. No.2
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI