Mohon tunggu...
Priyono .
Priyono . Mohon Tunggu... karyawan swasta -

life is sharing the simple things

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Menyebutnya Politik Zulaikha

4 Juni 2012   05:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:25 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik, dalam pemahamannya adalahilmu mengenai ketatanegaraan; atau segala tindakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain; atau cara bertindak/bersiasat dalam menangani suatu masalah.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, v1.1)

Maka seorang politikus adalah seseorang yang mengerti tentang urusan kenegaraan dan mengerti tentang bagaimana menangani suatu permasalahan.

Lalu siapa Zulaikha?

Bila Anda ingat kisah fenomenal tentang Nabi Yusuf
alaihissalaam, tentu Anda akan tahu siapa Zulaikha.

Dia adalah seorang wanita cantik yang juga istri seorang pembesar Mesir kala itu. Namun, menjadi orang yang paling terpandang di negeri itu tidak lantas membuat dirinya bisa menikmati hidup tenang. Selalu menjadi topik infotainment adalah hal yang jamak terjadi. Termasuk, ketika kasus tentang dirinya dengan Yusuf
alaihissalaam terbongkar ke publik. Adalah sebuah hal yang teramat memalukan jika seorang bangsawan sekelas Zulaikha jatuh cinta terhadap seorang budak macam Yusuf.

Nada sindiran dan cemoohan mulai bertebaran di seluruh negeri. Zulaikha pun sukses menjadi bahan gosip nomor satu di setiap celah kota.

Awalnya, Zulaikha membiarkan saja kasak-kusuk itu menyerang dirinya. Bisik-bisik itu terus diabaikannya. Namun, pada akhirnya habis juga kesabarannya. Semakin jengah Zulaikha dibuatnya. Maka mulailah ia memikirkan cara untuk mengakhiri segala sindiran dan cemoohan yang membuat panas telinganya itu.

Lalu dibuatnya daftar para bangsawan dan orang-orang kaya di kota. Kemudian dikirimkanlah undangan untuk menghadiri jamuan di istana kepada istri-istri mereka. Kenapa bangsawan dan orang kaya? Karena pada saat itu mereka-lah orang-orang yang memiliki pengaruh besar di tingkat kota. Bila Zulaikha berhasil disini, maka itu berarti dia berhasil pada seluruh negeri.

Segera dikumpulkanlah para istri bangsawan itu di sebuah aula yang cukup besar, dan dihidangkan di depan mereka buah-buahan yang ranum dan lezat. Para istri bangsawan itu rupanya tidak sabar untuk segera mencicipi buah-buah itu. Pada saat itulah, Zulaikha memerintahkan Yusuf
untuk berjalan mengitari mereka.

Hasilnya sudah bisa ditebak, para istri bangsawan itu semua terkesima melihat Yusuf. Terpesona akan ketampanannya dan keindahannya. Bahkan dalam sebuah riwayat diceritakan, beberapa diantara mereka sampai mengiris tangan mereka sendiri dengan tanpa sadar. Melihat itu Zulaikha tersenyum penu kemenangan. Rencananya telah berhasil.

Sebenarnya apa keberhasilan Zulaikha disini?

Zulaikha berhasil membuat istri para bangsawan itu terpesona - bahkan jatuh cinta - melihat Yusuf. Zulaikha telah berhasil membuat istri para bangsawan itu melakukan kesalahan yang sama dengan dirinya. Yang dengan hal itu, membuatnya tidak lagi dicemooh dan disindir karena telah jatuh hati kepada seorang budak. Karena faktanya, semua istri para bangsawan yang hadir saat itu juga jatuh hati kepada seorang budak, bukan?

Maka inilah yang kemudian disebut sebagai “politik Zulaikha”. Yaitu, buat orang lain melakukan kesalahan yang sama, maka mereka tidak akan menyalahkan Anda. Karena prinsip dalam masyarakat kita, kesalahan yang dilakukan oleh banyak orang adalah suatu kebenaran. Dengan bahasa yang lain, buatlah sebuah perimbangan kesalahan. Anda salah, bila mereka juga salah, maka hasilnya adalah nol-nol. Impas sudah.

Inilah yang sedang terjadi dalam masyarakat kita. Membuat orang lain melakukan kesalahan, sehingga aib diri tertutupi.

Tapi tentu itu bukanlah hal yang benar.

Saya percaya bahwa saya, Anda dan beberapa orang-orang pintar yang duduk di kursi pemerintahan bukanlah tipikal yang seperti itu. Jauh lebih bermartabat dengan mengakui kesalahan dan memperbaikinya, daripada membuat kesalahan baru untuk menutupi kesalahan lama. Solusi yang baik sudah semestinya dihasilkan dari cara yang baik pula.

Wallahu a’lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun