Seorang guru adalah pendidik dan pembimbing yang mempengaruhi perkembangan penalaran peserta didik dan perkembangan memecahkan solusi. Berlatih memecahkan solusi seharunsya terfasilitasi dalam pembelajaran oleh guru. Seperti konsep pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu, "Guru haruslah menjadi teladan, seorang model sekaligus mentor dari anak/siswa di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa". Diterapkan melalui  "Sistem Among", "Tutwuri Handayani" dan "Tringa".
      Pendidikan sangat penting dalam mempengaruhi masa depan bangsa, karena pendidikanlah yang berperan dalam perkembangan pola pikir generasi penerus. Sehingga peran guru begitu esensial dalam mempengaruhi masa depan bangsa. Guru perlu melakukan langkah-langkah sehingga pembelajaran yang diberikan di kelas dapat memberikan pengalaman terbaik bagi peserta didik dalam proses perkembangan pola pikirnya sebagai modal yang akan digunakan pada masa depannya.Â
     Saat ini, sedang diangkat beberapa isu yang hangat di dunia pendidikan terkait pembekalan sikap terkait moral, sopan santun, disiplin dan berpikir kritis. Kebanyakan, proses pembelajaran di dalam kelas hanya terpaku pada materi yang hraus dikuasai oleh peserta didik. Begitu banyak kompetensi yang harus peserta didik capai untuk memenuhi standar nilai yang ditetapkan. Namun, kebijakan pendidikan lupa terhadap makna yang lebih penting dari sekedar belajar. Yaitu perubahan sikap di dalam hidup. Tidak hanya sekedar tahu, tetapi membiasakan untuk menerapkan.Â
    Tidak sulit saat ini menemukan berita tentang pembulian yang terjadi di sekolah oleh sesama peserta didik. Hal ini tentu membuat masyarakat bertanya, sebenarnya apa yang peserta didik pelajari di sekolahnya?. Apakah tidak ada mata pelajaran tentang bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan baik, sopan santun, saling menghormati dan menyayangi?.
    Guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran sudah saatnya untuk menyentuh semua aspek yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik, tidak hanya tentang materi pembelajaran. Maka dari itu, guru perlu melakukan inovasi di dalam pembelajaran. Inovasi yang dapat guru lakukan adalah dengan penerapan berbagai model pembelajaran, metode, media serta apersepsi terbaik yang dapat menyentuh aspek sosial peserta didik. Dengan cara ini, peserta didik akan mendapatkan pengalaman terbaik di kelasnya. Tidak hanya materi pelajaran yang dapat mereka kuasai namun mereka dapat mengerti dengan baik bagaimana cara berperilaku sebagai manusia.
    Sentuhan-sentuhan tentang saling menghormati, menyayangi, jujur, disiplin dan sebagainya dapat guru berikan pada bagian aspersepsi saat pendahuluan pembelajaran atau di kegiatan penutup setelah kesimpulan pembelajaran dilakukan. Sedangkan model maupun metode yang dipilih oleh guru harus bervariasi bergantung dari karakteristik materi atau masalah yang ditemui guru di dalam kelasnya. Banyak sekali model atau metode yang ada dan dapat menjadi solusi-solusi yang inovatif bagi guru. Seperti :
1. Model problem based learning yang biasa dikenal dengan singkatannya PBL
2. Model Project based learning biasa dikenal dengan PjBL
3. Discovey learning
4. Inquiry learning
5. Cooperative learning yang memiliki banyak variasi metode di dalamnya
Guru hanya harus sedikit merenung model dan metode pembelajaran apa yang seharusnya diterapkan di kelasnya berdasarkan masalah-masalah  yang ditemukan di kelas.Â
Berikut adalah tips untuk memulai berinovasi di dalam pembelajaran :
1. Tulislah semua masalah yang ditemui di kelas. Mulai dari masalah peserta didik tidak fokus, minat kurang, kurang aktif, hasil belajar rendah dan sebagainya.
2. Carilah akar penyebab masalah-masalah tersebut.
3. Kaji literatur dan lakukan wawancara untuk menemukan solusi yang tepat terhadap akar penyebab masalah yang  ada
4. Tentukan solusi yang paling memungkinkan untuk bisa dilakukan di kelas
5. Terapkan solusi yang sudah ditemukan
6. Amati proses pembelajaran berinovasi yang diakukan
7. Evaluasilah proses pembelajaran yang telah dilakukan, perhatikan hal-hal yang harus diperbaiki.
8. Lakukan pembelajaran lagi dengan model atau metode yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan.
                                          Semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H