Mohon tunggu...
Pretty Aziza
Pretty Aziza Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Krisnadwipayana

Seorang dosen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang memiliki fokus pada pengelolaan SDM yang inklusif. Selain mengajar, juga aktif dalam penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga memiliki perhatian khusus pada pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing pasar. Dalam aktivitas akademik dan profesional, sering mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan MSDM di berbagai sektor.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Peneliti di Indonesia : Antara Mimpi Besar dan Realita Pahit

9 Desember 2024   14:43 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pretty Aziza

Menjadi seorang peneliti di Indonesia adalah perjalanan penuh tantangan, tetapi juga sarat dengan momen yang berkesan. Dunia riset di negeri ini mengajarkan saya arti ketekunan, kolaborasi, dan semangat untuk terus belajar meski berbagai hambatan menghadang. Izinkan saya berbagi pengalaman yang mungkin dapat menggambarkan suka duka menjadi peneliti di tanah air.

Awal yang Penuh Semangat, Tapi Minim Fasilitas

Saat memulai karir sebagai dosen, penelitian menjadi bagian dari TriDharma sehingga saya wajib melakukan penelitian. Saya memulai debut penelitian dengan dipenuhi antusiasme tinggi. Membayangkan bisa menciptakan solusi nyata untuk berbagai permasalahan membuat saya bersemangat menyusun proposal dan mencari mitra kolaborasi. Namun, semangat ini sering kali terbentur pada kenyataan bahwa fasilitas riset yang tersedia belum memadai.

Saya masih ingat ketika melakukan penelitian di beberapa pabrik rokok di Kalimantan dan Jawa Timur. Saya harus membawa alat-alat sederhana yang terkadang tidak cukup akurat untuk mengukur data yang dibutuhkan. Meski demikian, momen itu justru mengajarkan saya untuk berpikir kreatif dan menggunakan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.

Perjuangan Mendapatkan Data dari Industri

Salah satu pengalaman yang paling melekat adalah ketika saya berusaha melakukan penelitian terkait pengelolaan sumber daya manusia di sektor industri. Untuk menyelesaikan penelitian ini, saya membutuhkan data operasional dari beberapa perusahaan. Namun, usaha saya mendapatkan data ini seperti menghadapi tembok besar. 

Beberapa perusahaan mengatakan "data bersifat rahasia." Ada pula yang meminta laporan lengkap hasil penelitian sebagai syarat memberikan data, meskipun risetnya belum dimulai. Situasi ini sangat menyulitkan, terutama ketika data yang saya butuhkan hanya berupa informasi umum yang sebenarnya tidak membahayakan kerahasiaan perusahaan.

Namun, di tengah semua itu, saya pernah bertemu dengan pihak manajemen perusahaan yang justru sangat mendukung penelitian saya. Beliau memahami bahwa hasil riset dapat memberikan manfaat strategis untuk mengembangkan perusahaannya. Kerja sama itu berbuah manis, hasil penelitian saya berhasil diaplikasikan di perusahaan tersebut, dan saya merasa bangga bisa melihat dampak positif dari riset yang saya lakukan.

Momen Inspiratif di Tengah Kesulitan

Ada satu pengalaman yang sangat membekas dalam perjalanan riset saya. Saat itu, saya sedang meneliti Collaborative Governance melalui pendekatan ekologi dalam pengembangan pariwisata Saba Budaya Baduy. Saya melakukan perjalanan di desa tersebut, berinteraksi langsung dengan warga, dan mencoba memahami kehidupan disana.

Salah satu tokoh desa bercerita tentang bagaimana sistem pemerintahan yang diterapkan di suku Baduy, bagaimana mata pencaharian mereka, bagaimana mereka hidup dengan segala keterbatasan dengan hanya memanfaatkan yang disediakan oleh alam, bagaimana masing-masing warga hidup guyub dan saling percaya, dan bagaimana angka harapan hidup mayoritas warganya tidak hanya tinggi tetapi juga sehat di usia tua. Mendengar cerita itu, saya merasa memiliki pengetahuan baru dan bisa mengkomparasikan secara langsung mengenai kehidupan antara kelompok minoritas, suku Baduy, dengan kelompok mayoritas yang tentunya jauh berbeda. Saya melihat suatu kehidupan aman dan nyaman yang dimiliki suku Baduy dengan segala keterbatasan sumber daya dan hal ini jelas bertolak belakang dengan kelompok mayoritas khususnya yang berada di Jakarta.  

Refleksi: Riset Adalah Investasi Masa Depan

Menjadi peneliti di Indonesia memang tidak mudah. Dari minimnya dana penelitian dengan seleksi yang luar biasa ketat, sulitnya mengakses data, hingga kurangnya apresiasi terhadap hasil riset, semua itu adalah bagian dari perjuangan. Namun, setiap tantangan yang saya hadapi selalu membawa pelajaran baru.

Pengalaman-pengalaman ini membuat saya semakin yakin bahwa riset bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan investasi jangka panjang untuk kemajuan bangsa. Dengan riset yang kuat, kita bisa menciptakan solusi nyata yang akan membawa Indonesia lebih dekat menuju visi Indonesia Emas 2045.

Penutup

Kepada rekan-rekan peneliti di seluruh Indonesia, mari kita tetap semangat. Meskipun perjalanan ini penuh liku, percayalah bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi bagian penting dari perubahan besar di masa depan. Bagaimana dengan Anda? Adakah pengalaman menarik selama meneliti yang ingin Anda bagikan? Tulis di kolom komentar, mari saling menginspirasi!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun