Mohon tunggu...
Pretty Luci Lumbanraja
Pretty Luci Lumbanraja Mohon Tunggu... Dosen - Your young lecturer and an amateur writing

Do, Calm, and Pray

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menilik Dunia Maskapai Indonesia

5 Desember 2018   09:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   09:20 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Meskipun status perusahaan-perusahaan asing swasta menyedot ekonomi rakyat Indonesia dikarenakan menambah kas bagi negara-negara asing seperti Singapura, Amerika, dan Eropa, perusahaan-perusahaan asing sangat diperlukan kontribusinya bagi Indonesia.

Perusahaan-perusahaan BUMN khususnya maskapai Indonesia (Garuda Indonesia, Merpati Airlines) merupakan perusahaan milik pemerintah, "agent of development", sehingga tidak berorientasi pada keuntungan. Dalam arti kehadiran perusahaan maskapai swasta dapat menimimalkan monopoli, sehingga memunculkan persaingan. Jika hanya didominasikan perusahaan milik pememrintah akan menimbulkan inefisiensi karena adanya monopoli.

Keterlibatan sektor swasta menguatkan perekonomian Indonesia baik itu dari segi meningkatkan kegiatan produksi-konsumsi-distribusi, mengurangi angka pengangguran karena menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memenuhi devisa negara melalui pajak yang dibayarkan, membantu dalam pembangunan negara, juga pemerataan pendapatan masyarakat sehingga bermuara meningkatkan perekonomian di Indonesia. Jadi, tidak bisa disalahkan kehadiran-kehadiran maskapai swasta tersebut di Indonesia.

Dunia penerbangan yang semakin marak harus dibarengi juga dengan keamanan dan keselamatan pesawat yang tinggi. Pemerintah harus lebih fokus pada kelaikan pesawat terlebih dahulu. Mengingat Merpati yang sempat vakum dalam waktu yang lama yaitu 4 tahun. Meskipun begitu negara kita patut mengapresiasi keoptimisan komitmennya untuk bangkit

Tidak seperti Merpati Airlines. Batavia Air, Jatayu, Adam Air, atau Sempati Air, maskapai yang sempat melegenda ini sudah tidak mengudara lagi, baik itu di dunia penerbangan baik domestik, internasional maupun perintis. 

Ada juga beberapa sebagian orang pasti sudah melupakan maskapai yang sempat menghiasi langit Indonesia ini, seperti Indonesian Airlines, Linus Airways, Papua Airlines, Bali Air, Air Paradise, Asia Avia Airlines (berbasis di Medan), Dirgantara Air Services, Pasific Royale Airways, Megantara Air, Nusantara Buana Air dan Top Air. Sebagian besar dicabut izinnya oleh Kementerian Perhubungan karena kualitas keamanan maskapai yang tidak menjamin keselamatan penerbangan.

Jatuhnya pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT610 yang merupakan kategori pesawat jet Boeing737 Max 8 merupakan tergolong sangat baru. 

Pesawat ini selesai dibuat pada tahun 2018. Menurut Boeing, seri 737 Max adalah pesawat yang paling cepat terjual dalam sejarahnya dan telah menerima hampir 4.700 pesanan. Yang diiming-imingkan dipesan oleh berbagai maskapai seperti Americam Airlines, United Airlines, Norwegian, dan FlyDubai. Namun siapa yang tidak menyangka, pesawat yang baru dioperasikan 15 Agustus 2018 yang diterbangkan dengan kapten pilot dan kopilot ahli dengan ribuan jam kerja saja bisa jatuh. Karena seperti yang kita tahu pesawat yang sudah tualah yang beresiko paling tinggi (mengalami kecelakaan).

Ostrower, editor media penerbangan The Air Current mengatakan, "selalu ada masalah saat tumbuhnya gigi baru (teething) itu umum, tetapi jauh dari sesuatu yang dapat mengancam keamanan sebuat pesawat".

Meski begitu, pemerintah dan juga berbagai pihak sebaiknya tidak boleh mengganggap hal ini sepele. Meskipun Merpati akan terbang dengan tidak menggunakan pesawat Boeing dan Airbus, tetap saja pesawat produksi Rusia tidak akan menjamin keselamatan penerbangan. 

Pakar Keamanan Transportasi Jerman, Prof. Dr. Elmar Giemulla mengungkapkan kepada DW Indonesia, kecelakaan yang terjadi tidak lama dari lepas landas merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh masalah pemeliharaan (perawatan). "Diduga berasal dari indikator kecepatan pesawat karena ada permasalahan pada tabung pitot pesawat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun