Mohon tunggu...
Preti oktaviani
Preti oktaviani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembangunan Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi

25 Juni 2024   23:30 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:35 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyediaan air bersih dan sanitasi yang memadai adalah hak dasar setiap individu dan merupakan komponen kunci dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan. Air dan sanitasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap ada air minum atau air bersih maka pasti akan ada air limbah. Tidak kurang dari 85% air bersih berubah menjadi air limbah. Sebagai gambaran, apabila satu orang menggunakan 100 liter air perhari untuk minum, mandi,cuci, kakus, maka air yang dibuang menjadi air limbah sekitar 85 liter per hari (Elysia, 2018:157). Oleh karenanya, pengelolaan air bersih akan berkaitan pula dengan pengelolaan sanitasi. Fasilitas sanitasi yang layak yang memenuhi standar kesehatan yang disertai perilaku hidup bersih dan sehat merupakan elemen yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Lalu, bagaimana dengan kondisi air dan sanitasi di Indonesia? Indonesia tercatat mewakili sekitar 6% dari sumber daya air yang ada di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya air yang cukup melimpah. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa,Bali, Sulawesi, justru mengalami kekurangan pasokan air bersih. Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2015 yang dikutip oleh National Geographic Indonesia (2016), hampir 65% air sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat (Hasuki: 2016). Lemahnya pengelolaan lingkungan di Indonesia, memberikan dampak negatif terhadap sektor air bersih dan sanitasi. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan layanan air bersih di Indonesia adalah terbatasnya air baku (Kementerian Pekerjaan Umum, 2012). Hal ini tentunya merupakan kondisi yang sangat mengkhawatirkan mengingatu sumber air dengan kualitas yang buruk akan mengancam kondisi kesehatan masyarakat yang menggunakannya. Air sungai merupakan sumber utama air bersih yang digunakan sebagian besar penduduk di Indonesia. Terkait pencemaran tersebut, sumber utama pencemaran air sungai di Indonesia justru berasal dari limbah rumah tangga atau domestik, bukan dari limbah industri. Hal ini semakin menguatkan korelasi antara kualitas air dengan kualitas sanitasi yang ada, di mana kualitas air ditentukan oleh kualitas sanitasi. Apabila kondisi sanitasi yang ada dalam kategori buruk maka kualitas air juga menjadi buruk. Air bersih dan sanitasi merupakana salah satu permasalahan klasik yang tak kunjung tuntas di Indonesia. Target capaian sanitasi baik dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015 lalu, maupun dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang masih berlangsung hingga kini, belum dapat tercapai secara optimal. Namun mulai awal tahun 2020 ini, adanya pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia, seolah menyadarkan seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik untuk menghambat penyebaran virus tersebut. Sebagaimana disampaikan World Health Organisation (WHO), air bersih, sanitasi,dan pelayanan yang higienis sangat diperlukan untuk membatasi penyebaran virus Covid-19 dan mencegah penyebaran wabah penyakit di masa depan. Kesehatan masyarakat sangat bergantung pada ketersediaan air bersih. Air yang terkontaminasi oleh patogen atau bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti diare, kolera, dan infeksi saluran pencernaan. 

Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 800 ribu orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang terkait dengan air yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk. Di Indonesia, masalah ini juga menjadi perhatian utama, terutama di daerah pedesaan dan permukiman padat penduduk yang memiliki akses terbatas terhadap air bersih. Dengan menyediakan air bersih, kita dapat mencegah banyak penyakit yang dapat dicegah, sehingga mengurangi beban sistem kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Air bersih juga mendukung praktik kebersihan seperti mencuci tangan dengan sabun, yang merupakan langkah penting dalam pencegahan penularan penyakit.

Sanitasi yang layak mencakup fasilitas seperti toilet yang aman dan sistem pengelolaan limbah yang efektif. Kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit. Di banyak tempat, limbah manusia dibuang langsung ke sungai atau badan air lainnya, yang kemudian menjadi sumber air minum bagi penduduk setempat. Praktik ini tidak hanya mencemari sumber air tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Investasi dalam infrastruktur sanitasi, seperti pembangunan toilet
umum yang aman dan pengolahan limbah yang efektif, sangat penting untuk meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat. Selain itu, pendidikan tentang praktik sanitasi yang baik juga
perlu ditingkatkan untuk memastikan masyarakat memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Anak-anak yang hidup di lingkungan dengan akses air bersih cenderung lebih sehat, sehingga mereka dapat bersekolah dengan lebih teratur dan mencapai prestasi akademis yang lebih baik. Pendidikan yang baik adalah fondasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu, perempuan dan anak perempuan sering kali menjadi kelompok yang paling terbebani oleh kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Mereka
sering harus berjalan jauh untuk mengambil air, yang menghabiskan waktu dan tenaga yang seharusnya bisa digunakan untuk pendidikan atau kegiatan produktif lainnya. Dengan
menyediakan fasilitas air bersih yang dekat, kita dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi, yang pada gilirannya akan membawa manfaat besar bagi
masyarakat secara keseluruhan.
Untuk mencapai penyediaan air bersih dan sanitasi yang merata, perlu ada strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Pertama, pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang
memadai untuk pembangunan infrastruktur air dan sanitasi. Kedua, kolaborasi dengan sektor swasta dan organisasi non-pemerintah dapat mempercepat pembangunan fasilitas tersebut melalui kemitraan dan inovasi teknologi. Penggunaan teknologi modern seperti sistem pengolahan air yang efisien, pemantauan kualitas air secara real-time, dan solusi sanitasi yang
ramah lingkungan sangat penting dalam menghadapi tantangan keterbatasan sumber daya.
Edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya air bersih dan praktik sanitasi yang baik juga harus terus digalakkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun