Sosial media merupakan salah satu platform yang tidak bisa kita hindari penggunaannya dalam keseharian,kehidupan kita akan terus beriringan dengan adanya penggunaan sosial media,bahkan semua aktivitas yang kita inginkan dan kita lakukan dapat kita temui di sosial media,banyak hal yang dapat kita lakukan dengan sosial media  yang kita punya, mulai dari berbelanja,mencari informasi,mencari relasi,dan menjadi tempat hiburan dan mencari hiburan bagi pengguna nya. Di Indonesia pengguna media sosial mencangkup segala usia,mulai dari remaja hingga usia lanjut,bahkan sekrang banyak pengguna media sosial di bawah umur,menurut data pengguna media sosial di Indonesia memiliki 139 juta pengguna media sosial, setara dengan 49,9% dengan rata-rata pengguna nya merupakan Gen-Z atau kalangan remaja,dengan makin tinggi nya penggunaaan sosial media di kalangan gen-Z tentunya memberikan berbagai dampak kepada pengguna nya,baik itu dampak positif maupun dampak negative,yang tentunya akan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari
Penggunaan sosial media memberikan berbagai macam dampak bagi para pengguna nya,baik itu dampak positif maupun dampak negative yang akan didapatan,banyak sekali dampak positif yang bisa didapatkan para pengguna nya,yaitu mulai dari mencari hiburan,mencari inspirasi,bahkan mencari relasi dalam sosial media juga gampang untuk dilakukan,bahkan mencari suatu produk atau informasi suatu produk di sosial media juga sudah bisa kita lakukan,mengetahui aktivitas seseorang dari sosial media juga dapat kita lakukan,pada era sosial media yang sekarang makin hari makin meningkat penggunaannya,namun tidak sedikit juga dampak negative yang di timbulkan oleh sosial media yang digunakan,khusus nya pada generasi Z atau pada kalangan remaja yang perkembangan otak di usia remaja, belum sempurna. Otak remaja, terutama bagian yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, pengendalian impuls, dan penilaian risiko (korteks prefrontal), masih dalam tahap perkembangan,media sosial dapat menyebabkan kecanduan terhadap pengguna nya,yang menyebabkan para pengguna sosial media tersebut ingin terus kembali untuk bermain sosial media yang dimiliki,bahkan sosial media juga merupakan salah satu penyebab stres dan depresi,di era sekarang banyak sekali Gen-Z terkena depresi yang disebabkan oleh sosial media,berdasarkan penelitian Patricia dkk. (2024), 81% responden berusia 15-26 tahun mengaku konten di media sosial memengaruhi kesehatan mental dirinya,banyak generasi sekarang khususnya generasi Z tidak kuat dan kurang bisa mengontrol dirinya untuk menghadapi segala macam tantangan yang disebab kan oleh media sosial,mereka seringkali membandingkan kehidupan realitas dengan kehidupan yang ada di sosial media yang mereka miliki,mereka seringkali merasa kurang dengan apa yang mereka miliki,melihat konten-konten media sosial yang ada,mulai dari gaya hidup,fisik  yang orang lain miliki,hal ini kerap menjadi sarana utama untuk mereka membandingkan dirinya dengan orang lain yang ada di media sosial,sehingga mereka berlomba-lomba untuk ingin menjadi seseorang yang mereka ikuti di sosial media nya,yang jika mereka tidak dapat mengikuti keingin an mereka,maka akan menimbulkan kecemasan terhadap pengguna sosial media tersebut yang akan memicu stres bahkan depresi terhadap seseorang,namun bukan hanya faktor itu saja yang dapat membuat para pengguna media sosial khususnya para generasi Z  merasa stres akibat bermain media sosial,cyber bullying juga menjadi salah satu faktor penyebab stres atau depresi yang ditimbulkan oleh media sosial makin meningkat nya hal yang mengintimidasi dan mempermalukan seseorang di media sosial sering ditemukan khususnya pada kalangan Gen-Z,mereka sering kali mendapatkan bullying yang dilakukan di media sosial,jika sesuatu hal yang diposting atau ditampilkan dimedia sosial tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh para pengikut di sosial media yang mereka miliki,mereka tidak segan untuk melakukan  kritikan terhadap pengguna sosial media lainnya,namun tidak hanya sebatas kritik saja yang mereka dapatkan,melaikan memberikan olokan atau biasa disebut dengan bullying terhadap seseorang di sosial media sering sekali kita temui,jika hal tersebut dilakukan secara berlebihan dan sesseorang tidak kuat mental untuk menghadapi hal tersebut,gangguan psikologis,kecemasan,depresi,bahkan jika hal tersebut terjadi secara terusmenerus dan berlangsung lama maka akan menimbulkan penyebab risiko bunuh diri, KemenPPPA mencatat bahwa korban cyberbullying mayoritas berasal dari kelompok usia 18--25 tahun (57%), diikuti oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun (26%),yang di mana angka tersebut menunjukkan peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya,yang di mana hal tersebut menunjukkan bahwa sosial media menjadi salah satu wadah untuk para pelaku pembully an melakukan tindakan kekerasan,hal tersebut menjadi salah satu perhatian oleh banyak kalangan agar cyber bullying tidak terusmenerus  terjadi oleh para pengguna media sosial khususnya para generasi Z,yang dimana kesehatan mental sangatlah penting bagi semua kalangan khusunya generasi Z yang nantinya akan memberi dampak baik maupun buruk terhadap dirinya maupun lingkungan sekitar
Upaya penangan an pencegahan kesehatan mental pada usia dini sudah banyak di realisaikan terutama oleh pemirintah,pemerintah membuat undang-undang yang melindungi pengguna sosial media dari ancaman ancaman kekerasan yang ada di sosial media,membatasi usia para pengguna nya,dan mewadahi laporan konten negatif yang muncul pada pengguna sosial media,sehingga dapat memfilter konten-konten dan hal buruk yang dapat mengganggu penggunaan sosial media,namun dengan adanya aturan-aturan tersebut sebaik nya bisa terus untuk dikembangkan dan terus diperketat agar tidak ada celah lagi untuk para pengguna sosial media yang memiliki niat buruk terhadap pengguna sosial media lainnya,namun pencegahan juga tidak hanya dilakukan oleh eksternal diri kita melainkan kita juga perlu untuk mengawasi diri kita terhadap penggunaan sosial media kita sendiri,agar kita tidak terpengaruh dengan hal buruk yang muncul di  sosial media yang dapat memengaruhi kesehatan mental kita,kita bisa membatasi waktu penggunaan sosial media kita agar kita tidak kecanduan dengan adanya sosial media,sehingga kita bisa memfokuskan diri terhadap kehidupan realitas kita,bukan fokus terhadap kehidupan yang ada dimedia sosial,dan sebaiknya kita juga tidak untuk membandingkan kehidupan kita dengan orang lain,kita perlu untuk menjadi diri kita sendiri dan tidak harus sama seperti orang lain yang kita lihat di sosial media,kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki,kita juga perlu untuk mencari kegiatan yang lebih positif agar kita tidak terus ketergantungan terhadap sosial media yang kita miliki,agar makin banyak kegiatan positif yang dilakukan.
Sosial media akan terusmenerus berkaitan dengan kehidupan pribadi sehari-hari,kita tidak bisa untuk menghindari adanya kemunculan sosial media yang makin hari akan makin terus berkembang,yang tentunya akan memberi dampak bagi kehidupan kita baik itu dampak negatif maupun dampak postif,namun kita sebagai pengguna sosial media juga harus bijak dalam penggunaan nya,agar sosial media yang kita gunakan berdampak positif terhadap kehidupan kita,kita sebagai generasi Z,harus juga peduli terhadap kesehatan mental kita,karena generasi Z adalah salah satu kunci kesuksesan bangsa,maka kita harus mencegah hal-hal yang dapat merugikan kita dalam penggunaan sosial media,mulai dari kehidupan pribadi kita dan mulai peduli terhadap lingkungan sekitar kita agar penggunaan media sosial lebih memiliki dampak baik bagi kehidupan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI