Malam itu, aku sedang berdiri di ruang belakang rumah dengan bangunan jawa kuno, pilar-pilar kayu di dalam ruangan penuh dengan ukiran yang unik. Lampu pijar kuning bergelantung menyoroti ruangan. Di ruangan itu aku melihat nenek sedang duduk di amben kayu yang hanya beralaskan tikar lusuh, dengan posisi kaki bersila dan tangan terbuka keatas yang disandarkan diatas paha, seperti orang sedang bertapa.
“Car mancur cahyaning Allah sungsum balung rasaning Pangeran, getih daging rasaning Pangeran, otot lamat-lamat rasaning Pangeran, kulit wulu rasaning Pangeran, iya ingsun mancuring Allah, jatining manusa, ules putih lungguhku, Allah….”
Komat kamit mulut nenek yang sedang membaca mantra jawa yang entah apa maksud mantranya, selain itu terlihat ibu yang sedang berdiri di samping menemani nenek. Tak mengucap apapun sambil menunduk, ibu hanya mendengar mantra apa yang sedang diucap nenek.
Tak kuhiraukan lagi, mataku langsung tertuju ke pintu kayu kamar mandi yang lusuh, niatanku mau ke kamar mandi dan berjalan di depan ibu dan nenekku. Langkah kakiku sedikit kupercepat hingga sampai di depan pintu kamar mandi. “Mau kemana kamu, Besariy!?!?” akupun sangat kaget nenek teriak menanyaiku, padahal aku mengetahui nenek masih fokus dengan mantra mantra nya. “Jangan pernah masuk ke kamar mandi itu, Besariy… sangat berbahaya untuk kamu!!!” imbuh nenek dengan ucapan lantang dan mata membelalak yang sangat melarangku untuk masuk ke kamar mandi…
Kata-kata nenek membuatku sangat berfikir keras, entah apa maksudnya melarangku masuk ke kamar mandi, sedangkan aku sudah tidak tahan keburu buang air kecil. Kubuka pintu kayu lusuh itu dan terlihat kamar mandi tanpa penerangan lampu, di kegelapan kamar mandi… sontak kaget mataku membelalak dan jantungku berdebar kencang melihat ada dua orang perempuan. Aku melihat perempuan muda yang sedang berbaring dipeluk seorang perempuan tua yang memakai jarik, merekapun terlihat kaget dengan keberadaanku yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. “Siapa Kalian!!!!!”, Perempuan tua itu bangun dari pelukan dan perempuan muda itupun juga mengikuti pergerakan perempuan tua, dibalik jarik perempuan muda itu terdapat dupa kecil dengan asap yang mengepul kecil. Kulit mereka terlihat merah dengan badan dibasuh keringat dan mereka pun berdiri sambil menghampiri tlundakan sebelah bak mandi, aku melihat berjajar empat bayi laki-laki tanpa memakai sehelai kain menutupi tubuh bayi itu, bayi-bayi itu juga berkulit kemerahan dan berbalut keringat. Bayi-bayi berbadan gemuk itu diraih dua perempuan itu, masing-masing dari mereka membawa dua bayi yang di gendong di tangan kanan dan kiri mereka.
“Ini anak-anakku, kubawakan untukmu….” Dengan ringannya perempuan muda itu menyodorkan bayi itu didepanku.
“Tidak!!!!”
“Pergi dari sini!!!!”
“Tempat kalian bukan disini!!!! Akan kubakar bayi-bayimu jika kalian tidak menyingkir dari sini!!!”
Satu hentakan ancaman aku lontarkan ke mereka, tak segan-segan akupun mengusir mereka semua dari kamar mandi dan merekapun langsung menundukkan kepala, keluar dari kamar mandi sambil menggendong empat bayi itu… sirnalah mereka dengan sekejap.