Pada tanggal 10 September 2020, kampus membentuk tim Ad Hoc untuk mendirikan sebuah penerbit buku yang bernama Institut Teknologi Sumatera Press atau yang lebih dikenal dengan nama ITERA Press. Dengan segera, tim tersebut berusaha melengkapi persyaratan untuk mendaftar sebagai penerbit. ITERA Press berhasil memperoleh izin dari Perpustakaan Nasional Indonesia untuk mengajukan permohonan ISBN dan resmi berdiri pada tanggal 09 Oktober 2020.Â
Meskipun berhasil berdiri dalam waktu yang relatif cepat, jalan yang dilalui oleh penerbit baru ini tidaklah mulus. ITERA Press tidak memiliki apa-apa pada saat berdiri. Ruangan pertama ITERA Press adalah sebuah gudang di GKU yang harus dirapihkan terlebih dahulu agar menjadi tempat yang layak untuk bekerja. Setelah beroperasi sekian bulan di gudang itu, barulah kemudian ITERA Press memperoleh sebuah ruangan kosong di gedung F, ruangan tanpa meja dan kursi.Â
Di ruang kosong itulah, ITERA Press kembali beroperasi. Tidak sampai di situ saja, di tahun 2020, personel ITERA Press juga berkurang karena harus tugas belajar, meninggalkan beberapa personel termasuk saya yang sebetulnya tidak begitu paham tentang dunia penerbitan.Â
Di awal tahun 2021, kampus berencana meluncurkan program insentif buku. Penulis akan memperoleh insentif apabila menerbitkan buku di penerbit yang sudah terdaftar IKAPI/ APPTI. Agar dapat memfasilitasi penulis yang ingin memperoleh insentif tersebut, ITERA Press harus segera terdaftar sebagai anggota asosiasi penerbit. ITERA Press memilih IKAPI karena biaya keanggotaannya yang lebih terjangkau. Akan tetapi, mengejar keanggotaan IKAPI dalam waktu yang singkat adalah tantangan yang tidak mudah. Penerbit harus sudah menerbitkan minimal 3 buah buku untuk mendaftar sebagai anggota IKAPI.Â
Padahal, memikat hati penulis agar mau mengirim naskah ke penerbit yang belum seumur jagung tidak semudah membalikan telapak tangan. Setelah sosialisasi ke sana kemari tidak kunjung membuahkan hasil dan waktu pun semakin menipis, tim ITERA Press memutuskan untuk menulis ketiga buku tersebut. Alhasil meskipun baru saja berdiri, ITERA press berhasil mendaftar sebagai anggota IKAPI sebelum program insentif buku tersebut diumumkan.
Ternyata tantangan-tantangan di awal ITERA Press berdiri tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah program insentif buku berjalan, agar program tersebut terlaksana dengan baik, ITERA Press harus bisa menerbitkan minimal 20 buku dalam kurun waktu 1 tahun. Itu tentu saja merupakan tantangan yang tidak mudah. Walaupun program insentif buku membuat penulis lebih bersemangat, sebuah buku yang baik tidak akan selesai dibuat dalam hitungan hari.Â
Menyelesaikan sebuah buku bisa memerlukan waktu berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun apabila tingkat kesulitannya tinggi. Terlebih lagi, mendapatkan naskah untuk diterbitkan, bagi penerbit baru, juga tidaklah mudah di tengah persaingan dengan penerbit-penerbit berpengalaman yang mampu memberikan fasilitas yang lebih menarik kepada penulis.Â
Ditambah lagi pada saat itu, jumlah personel aktif ITERA Press semakin sedikit karena sebagian besar harus mengikuti tugas belajar pada tahun 2020 dan 2021. Namun dengan berbagai upaya tak kenal lelah yang ditempuh, akhirnya ITERA Press mampu menjawab tantangan tersebut dengan berhasil menerbitkan lebih dari 20 buku dalam kurun waktu 1 tahun.Â
Man jadda wa jadda. Usaha tidak akan menghianati hasil. Begitulah kata pepatah. Seiring berjalannya waktu dengan dukungan civitas akademika ITERA, penerbit yang masih sangat belia ini pun sedikit demi sedikit mulai dikenal. Kini, ITERA Press tidak hanya dilirik oleh penulis-penulis yang berasal dari dalam kampus ITERA saja tetapi juga dari luar kampus ITERA, bahkan dari luar pulau Sumatera. Di usia yang belum menginjak 3 tahun, ITERA Press telah menjadi penerbit penyumbang ISBN terbesar di kabupaten Lampung Selatan.Â
Tidak hanya itu, ITERA Press juga berhasil membawa civitas akademika ITERA meraih berbagai prestasi di tingkat nasional dan internasional. Semoga kisah perjalanan ITERA Press yang dirangkum ke dalam tulisan yang singkat ini dapat semakin memupuk semangat kita dalam membangun bangsa melalui unit-unit kerja yang ada di kampus tercinta kita, Institut Teknologi Sumatera.Â
This article was reposted from: https://press.itera.ac.id/dari-sebuah-gudang-hingga-menjadi-penyumbang-isbn-terbesar/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H