Mohon tunggu...
Presley Hariandja
Presley Hariandja Mohon Tunggu... lainnya -

Mengamati masalah-masalah sosial.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FISUM]Humor Tragis (Humoris)

18 Juli 2012   00:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jengkel.

Pada waktu tertentu Tuhan mengutus Malaikat ke bumi untuk menjalani MOS (Masa Orientasi Sesungguhnya) sebagai ujian untuk menjadi Malaikat Utama.

Setelah sampai di bumi dalam penyamaran sebagi seorang musafir, Malaikat berjalan-jalan guna mengumpulkan data akurat, sesuai guide list.

Setelah berputar-putar dan berpikir akhirnya, Malaikat memutuskan menemui orang pertama yang bernama A.
Malaikat pun memulai pembicaraan pada si A, yang tinggal bersama keluarga dalam gubug kardus di bantaran sungai. Ketika keduanya sedang larut dalam pembicaraan, entah dari mana datangnya, tiba-tiba sekelompok orang berseragam sudah mulai merubuhkan gubug-gubug di bantaran sungai itu.
Tak lama kemudian semua bangunan tsb telah rata dengan tanah. Dan,ajaibnya tak satu pun penduduk yang tampak melakukan perlawanan. Merasa penasaran Malaikat lalu bertanya.

Malaikat:(masih terkejut dan takjub
"Bapak, apakah peristiwa seperti tadi sering terjadi di sini?"

A: "Yah...pak, itu mah acara rutin. Tiga hari yang lalu tempat ini juga diacak-acak sama mereka."

Malaikat: "O...begitu. Trus apa tindakan bapak dan orang-orang di sini. Mereka itu siapa, pak?"

A: "Yah...beginilah, pak. Mereka(baca: penguasa) suka berbuat semena-mena."

Malaikat: (mulai paham sedikit)
"Nah, begini pak. Dengan situasi yang bapak alami saat ini, apa yang paling bapak dambakan suatu saat?"

A: (menghela napas jengkel)
"Kelak jika kami semua sudah mati, kami mau dimakamkan di bawah Candi Borobudur."

Malaikat: (heran)
"Mengapa harus di sana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun