21 hari sudah ,tragedi yang tak nampak bagi para pemengku jabatan,buta tuli,muka badak,malu sudah ternyahkan.
Di caci,di hinapun belum mampu tumbang,bak alang-alang di tandusnya tanah yang gersang,tak silau di tanah yang lainya masih menganga duka nestapa.
Tertawa riang,raut wajah bangga akan 134 nyawa melayang,tak membuat moral serta urat malu menggelepar.
Masih 3 yang berjuang bertahan,agar tak menambah luka tragedi pintu 13 bertambah,keluh lolongan tak kunjung datang sebagai hiburan.
Hanyalah angka,hanyalah lu siapa,pemain ke 12 ini selalu terpinggirkan,hanya jadi alat pundi2 harta pemberi aturan.
Berani malu HEBAT.
Tidak ada satupun nyawa yang sepadan dengan sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H