Mohon tunggu...
Wage Rudlof Gunarto
Wage Rudlof Gunarto Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka tempe

Penyuka Dan brown,||pengagum Sidharta mukerje|>,infectious diseases tisu |🕊twitter@sinjahreem,||pemerhati lelembut.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tiga Belas

22 Oktober 2022   13:09 Diperbarui: 22 Oktober 2022   13:13 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

21 hari sudah ,tragedi yang tak nampak bagi para pemengku jabatan,buta tuli,muka badak,malu sudah ternyahkan.

Di caci,di hinapun belum mampu tumbang,bak alang-alang di tandusnya tanah yang gersang,tak silau di tanah yang lainya masih menganga duka nestapa.

Tertawa riang,raut wajah bangga akan 134 nyawa melayang,tak membuat moral serta urat malu menggelepar.

Masih 3 yang berjuang bertahan,agar tak menambah luka tragedi pintu 13 bertambah,keluh lolongan tak kunjung datang sebagai hiburan.

Hanyalah angka,hanyalah lu siapa,pemain ke 12 ini selalu terpinggirkan,hanya jadi alat pundi2 harta pemberi aturan.

Berani malu HEBAT.

Tidak ada satupun nyawa yang sepadan dengan sepak bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun