Buddhisme, Jainisme, dan Hinduisme hidup berdampingan secara damai di India pada milenium pertama Masehi, dan ketiga agama ini berbagi ide dan ikonografi artistik, termasuk lingkaran cahaya.
Representasi lingkaran cahaya paling awal dalam seni religius India berasal dari dua pusat seni, Gandhara (di perbatasan Pakistan dan Afghanistan) dan Mathura (90 mil selatan Delhi).
Berdagang dalam ide
Pada akhir zaman kuno dan Abad Pertengahan, Gandhara berdiri di tengah jaringan besar rute perdagangan yang membentang dari Cina di timur ke Mediterania di barat.
Biara-biara Buddha muncul di sepanjang persimpangan utama jalan raya perdagangan yang berfungsi sebagai karavanserai (penginapan di tepi jalur perdagangan tempat para musafir ).
Mereka menawarkan tempat bagi para pedagang untuk beristirahat, berdoa dan memulihkan diri, dan menjadi batu loncatan dari mana Buddhisme menyebar ke daratan China, di mana para seniman meniru ikonografi agama.
Pada tahun 500-an Masehi, cakram halo muncul dalam seni di Korea dan Jepang, menunjukkan kedatangan agama Buddha di wilayah ini juga.
Penyebaran yang sama terjadi pada agama Hindu yang meluas ke seluruh Asia melalui jalur perdagangan darat dan laut, membawa ajaran agama dan gaya artistik ke Indonesia, Malaysia, dan wilayah Asia Tenggara lainnya.
Jalur arteri perdagangan yang tersebar luas ini, yang menghubungkan timur ke barat pada akhir zaman kuno dan Abad Pertengahan, sering disebut sebagai "Jalan Sutra", setelah barang-barang mewah dikirimkan di sepanjang jalan tersebut.
Tetapi di samping barang dagangan eksotis, rute ini juga menyebarkan agama, pengetahuan, dan ikonografi. Lingkaran halo adalah ikon dari pertukaran ide dinamis yang ada di masa lalu.