Vandy ; bagi saya selain suku Sahu, di Halmahera Barat sendiri juga terdapat suku Wayoli yang tak kalah eksis pada zamannya. Dari zaman kerajaan kesultanan Jailolo seperti apa yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa kedua suku ini memiliki kemiripan dan sama-sama memiliki andil besar terhadap ekspansi dan eksodus orang-orang Halmahera.
Rekam jejak kedua suku ini seharusnya menjadi icon yang harus didorong dan dipahami betul pada kalangan-kalangan  anak muda dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia bahkan Dunia, karena lewat kedua suku tadi lah hasil rempah-rempah yang dikirim sampai ke Mesir dan Eropa.
Setelah argumentasi singkat dari bung Vandy, kemudian saya mencoba untuk membuat kawan-kawan lain agar tidak menjadi pendengar setia dan baik. Karena saya yakin masih banyak cerita dan faktum sejarah yang akan lahir dari kawan-kawan yang hadir ini.
Presiden laef ;baiklah kawan-kawanku seperjuangan, sebangsa dan setanah air. Alih-alih membacakan pidato layaknya Bung Karno. Wkwkwkw. Apa premis dasar dari kawan-kawan yang lain tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat Halmahera Barat.? Apakah hanya sebatas pemaparan dari kedua orang awam, saya dan bung Vandy saja ? Sedikit jahat memang, tetapi itulah ciri khas saya sebagai orang awam yang nantinya akan menggugat.
Tanggap bung Grek dan Rion dan melirik bung Tox yang diam-diam menggerogoti gorengan. Krenyes, krenyes. Eheem.! Jadi begini saja bung Pres dan Vandy, karena waktu sudah terlanjur larut, maka kita pending saja dulu pembahasan kita kali ini. Jawaban tersebut sebenarnya sudah terpikirkan dari saya sebelum bung Grek menanggapi komentar saya tadi. Dasar Cabul, kata saya, sambil ketawa terbahak-bahak dan diikuti oleh yang lainnya.
Sejatinya, kita semua terlahir di dapur yang sama, di rumah yang sama, cerita yang sama dan memiliki cara pandang yang sama. Lewat beranda di percakapan Rumah Tua. Kita mendedikasikan diri kita lewat pertemuan dan pembahasan-pembahasan awam kita dan tetap memegang pada tulisannya bung Dandhy Dwi Laksono, bahwa saatnya orang Awam menggugat. Bukan untuk mengkultuskan bung Dandy, hanya saja pemaknaan kalimat tersebut sangatlah dalam bagi kami. Dengan segala keterbatasan, kami berharap masih ada gagasan-gagasan yang lahir dari pintu masuk Rumah Tua kita, hari ini, esok dan nanti.
Salam Perjuangan Masyarakat Awam..!
Bersambung..!!!
Jailolo, 29 mei 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H