Mohon tunggu...
Pipit Agustin
Pipit Agustin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seniman Tepung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Palestina: Bebalnya Israel atau Lemahnya Kita?

25 Oktober 2023   20:02 Diperbarui: 25 Oktober 2023   20:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saat itu hingga hari ini, kewajiban menjaga bumi Palestina masih melekat pada kaum muslimin hingga akhir zaman nanti. Inilah sebabnya, eksistensi Yahudi di tanah Palestina itu adalah sebuah pelanggaran dan bentuk Penjajahan yang tidak bisa dtoleransi, tidak dengan solusi dua negara ala PBB, tidak pula dengan meminta kedua belah pihak untuk berdamai. Sungguh, kaum Yahudi lah yang bebal dan tidak patuh terhadap perjanjian. Mereka adalah kaum yang terkenal hobi berkhianat. Jejak pengkhianatan mereka dapat ditemukan dalam sejarah sejak zaman perjanjian Hudaibiyah, hingga resolusi yang digagas PBB saat ini.

Ambisi Yahudi menguasai palestina makin menemukan kemudahan pascaruntuhnya kekhilafahan islam oleh antek Yahudi dan Inggris, Mustafa Kemal. Kini, perjuangan rakyat Palestina harus dilakukan secara mandiri oleh rakyat Palestina sendiri tanpa adanya bantuan militer dari negeri-negeri muslim di sekitarnya. Sementara itu, Israel dikabarkan mendapat bantuan militer dari negara adidaya Amerika. Jelas hal ini makin memperberat Palestina mencapai kemerdekaan sejatinya.

Lantas, bagaimana bisa dunia Islam 'hanya' mampu mengirim bantuan kemanusiaan tanpa pasukan militernya?

Lemah tanpa Persatuan Umat

Umat Islam begitu lemah pascaruntuhnya entitas politik (khilafah) yang menyatukan negeri-negeri mereka dari Maroko hingga Merauke.  Padahal, keberadaan khilafah itu secara nyata mampu memberikan perlindungan menyeluruh dengan perlindungan yang tangguh. Belasan abad khilafah tegak menyatukan berbagai negeri tanpa sekat kebangsaan, mempersatukan umat berbagai etnis, ras, bahkan agama. Khilafah ini pula yang mampu mengomandoi mobilisasi militer untuk membebaskan negeri yang terjajah, sebagaimana Khilafah Ustmaniyah pernah mengirimkan militernya untuk membantu Kesultanan Aceh mengusir penjajah Belanda dari wilayahnya.

Sungguh, jika bukan oleh khalifah, sangatlah sulit memobilisasi pasukan kaum muslim dari seluruh negeri Islam yang ada untuk menolong pejuang Palestina. Oleh karenanya, khilafah adalah kebutuhan bagi umat Islam. Nabi Saw. pernah bersabda, "Imam (khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung." (HR. Bukhari Muslim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun