Minggu 31 Agustus 2014 (WIB) pagi, Will Power akhirnya berhasil mewujudkan mimpi yang sudah lama ia idam-idamkan yaitu meraih gelar juara pembalap IndyCar musim 2014 di lomba penutup musim di Fontana, California. Lomba tersebut dimenangi oleh pembalap tim Chip Ganassi Racing (CGR) Tony Kanaan, sementara Power yang bergabung dengan tim Penske hanya finis kesembilan setelah sebelumnya ia start dari posisi 21, namun posisi finisnya tersebut sudah cukup bagi Power karena disaat yang sama saingan sekaligus rekan setimnya Helio Castroneves hanya mampu finis di posisi 14. Bagi tim Penske sendiri gelar Power kali ini adalah yang pertama sejak musim 2006 saat mereka mengantar pembalap AS Sam Hornish, Jr. ke tangga juara.
Bukan hal yang mudah bagi Power untuk bisa menggapai mimpinya di musim ini. Pembalap asal Australia ini pernah tiga kali menjadi penantang gelar sebelumnya tetapi ia harus menelan pil pahit gagal di saat-saat akhir pada musim 2010, 2011 dan 2012 sehingga membuatnya dijuluki sebagai Mr. Runner-up karena prestasinya tersebut. Power berujar dalam wawancara setelah lomba bahwa ia merasa kemenangannya di musim 2014 ini membuatnya merenung karena ia sudah mencoba berjuang selama 15 tahun untuk bisa meraih gelar juara di semua ajang balapan yang ia ikuti.
15 tahun? Ya, Power telah membalap secara profesional sejak 1999 di Formula Ford. Pada awal dekade 2000-an ia meninggalkan kampung halamannya di Australia untuk pergi ke Eropa mengembangkan kariernya. Ia sempat berdekatan dengan ajang F1 pada 2004 saat mengetes mobil Minardi meskipun akhirnya tidak bisa memasuki ajang tersebut. Ia juga pernah membalap untuk tim A1GP Australia.
Tuhan memang sudah menentukan rezeki kita jika kita mau berusaha menemukan jalannya. Pada musim 2005 Power masuk ke ajang ChampCar World Series (CART) yang saat itu ‘berperang’ dengan Indy Racing League (IRL). Tampil sebagai pembalap debutan ia langsung menunjukan skillnya dengan tampil menawan di lomba Surfers Paradise 300 di Australia yang pada akhirnya mengantarnya meraih kontrak resmi dengan Walker Racing. Disana ia bertahan sampai musim 2007 dengan kemenangan perdana yang ia raih di Las Vegas disusul kemudian kemenangan keduanya di Toronto.
Power lantas memenangi GP Long Beach tahun 2008 yang menjadi lomba terakhir CART sebelum mereka melebur jadi satu ke IRL. Sebagai akibatnya kontrak Power di tim Walker ditransfer ke tim KV Racing setelah tim Walker memutuskan mundur karena ketiadaan sponsor untuk membalap di IRL yang kini dikenal dengan nama IndyCar.
Musim 2009 Power dikontrak oleh tim Penske sebagai pembalap cadangan untuk menggantikan Helio Castroneves di beberapa lomba karena Helio bermasalah dengan pajak. Sebagai pembalap pengganti ia berhasil memenangi lomba di Edmonton, tapi ia juga harus mengalami cedera parah usai alami kecelakaan saat sesi latihan di Sonoma yang membuatnya absen sampai akhir musim.
Bekal kemenangan di Edmonton memberikan Power kursi tetap di Penske untuk musim 2010. Ia langsung membuktikan kepercayaan tersebut dengan menang lima lomba trek road course dan kemudian menjadi penantang gelar di musim tersebut. Sayang peluangnya merebut gelar sirna usai mengalami insiden di lomba penutup musim di Miami. Dario Franchitti keluar sebagai juara musim 2010.
Pada musim 2011 Power kembali berusaha untuk menjadi juara. Ia menang enam lomba termasuk kemenangan oval-nya di Texas. Nasib buruk menghinggapi Power di Kentucky saat ia bersenggolan dengan Ana Beatriz yang membuatnya gagal memenangi balapan meskipun sempat memimpin selama 48 lap. Disisi lain Franchitti memanfaatkan lomba ini untuk unggul 18 poin dari Power lewat finis kedua yang ia raih. Pada balapan penutup musim di Las Vegas, Power terlibat dalam kecelakaan 15 mobil yang merenggut nyawa Dan Wheldon. Panitia memutuskan membatalkan lomba tersebut sekaligus membuat Dario Franchitti dinyatakan sebagai juara IndyCar musim 2011.
Pada musim 2012 Power memenangi tiga lomba beruntun yaitu di Alabama, Long Beach dan Sao Paulo yang mengantarnya menguasai klasemen. Namun nasib kurang baik yang ia alami di pertengahan musim membuatnya mulai terkejar oleh Ryan Hunter-Reay yang juga memenangi tiga lomba beruntun. Meskipun Power sukses finis kedua di Ohio dan Sonoma, ia gagal menjadi juara musim 2012 setelah di lomba penutup musim di Fontana ia melintir dan menghajar tembok yang kemudian membuat Hunter-Reay keluar sebagai juara musim 2012.
Pada musim 2013, Power tampil kurang konsisten. Ia sempat terpuruk sejak awal musim sebelum kemudian bangkit di akhir musim dengan kemenangan di Sonoma disusul kemudian kemenangan di Houston dan di Fontana, sirkuit oval yang menjadi mimpi buruk untuk dirinya di musim sebelumnya.
Di musim 2014, Power awali musim dengan baik lewat kemenangan di lomba pembuka di St. Petersburg disusul podium kedua di Long Beach. Power juga menang dan meraih podium kedua di lomba doubleheader Detroit. Power mulai mendekati saingan sekaligus rekan setimnya Helio Castroneves saat Castroneves finis di posisi 12 di lomba kedua doubleheader Toronto. Power akhirnya ambil alih pimpinan klasemen dari Castroneves setelah Castroneves mengalami masalah di lomba Mid-Ohio. Power kemudian berhasil menang di trek oval di Milwaukee dan mulai menjauh dari Castroneves.