Komunikasi non-verbal merupakan salah satu dari bentuk pertukaran pesan yang tidak menggunakan kata-kata melainkan gerakan-gerakan tubuh serta ekpresi wajah dalam penyampaian pesannya. Kecepatan bicara, naik-turunnya suara juga menjadi salah satu faktor terbentuknya komunikasi non-verbal.Â
Budyatna (2011) menjelaskan bahwa komunikasi non-verbal adalah terciptanya sebuah ekpresi eksternal selain kata-kata yang terucap atau tertulis, termasuk dari gerakan tubuh yang menjadi karakteristik tertentu sebuah penampilan, karakteristik suara serta penggunaan ruang dan jarak.Â
Komunikasi non-verbal sendiri dapat memicu alat indera manusia mulai dari pendengaran, penglihatan, perasaan, dan penciuman untuk memberikan sebuah pesan serta menyebutkan beberapa bentuk kalimat yang dapat dilihat melalui gerakan tubuh itu sendiri.
Menurut Muhammad (2009), komunikasi non-verbal sendiri merupakan sebuah penciptaan dan pertukaran dari adanya pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, termasuk sikap tubuh, vokal yang bukan berbentuk kata-kata, ekspresi muka, kontak mata, serta kedekatan jarak dan sentuhan dari para komunikatornya.
Penggunaan komunikasi non-verbal dapat digunakan sebagai alat tukar pesan dalam kehidupan dan tidak akan lepas dari aktivitas sehari-hari. Mulai dari percakapan tanpa kata kata yang terucap, sampai bentuk digital yang menunjukan bentuk komunikasi non-verbal dalam penyampaian pesannya.
Penyampaian pesan yang berbentuk komunikasi non-verbal dapat dijumpai dalam berbagai bentuk media. Salah satu adalah film, film merupakan alat daya tarik masyarakat dalam penyampaian pesan serta hiburan yang dapat dinikmati di berbagai platform media.Â
Berbagai film dengan berbagai genre menunjukan pesan dalam bentuk komunikasi non-verbal yang berbeda melalui ekspresi muka serta gerakan tubuh demi mengikuti tujuan dari pembuatan film itu sendiri.
Film aksi dengan adegan-adegan yang berbahaya menunjukan bahwa untuk aksi yang dilakukan di film bergenre aksi sangat berbahaya untuk ditiru.Â
Film bergenre horror pun memiliki bentuk komunikasi non-verbal yang menunjukan dari gerakan dan ekpresi tubuh seorang tokohnya yang memberikan suasana menyeramkan dan gelap. Film animasi pun juga menjadi contoh yang konkrit dalam bentuk komunikasi non-verbal yang ditunjukan kepada para penontonnya.Â
Film animasi "Upin dan Ipin" menjadi salah satu contoh bentuk pertukaran pesan menggunakan komunikasi non-verbal yang ditunjukan untuk para penontonnya yang sebagian besar merupakan anak anak.Â
Fase anak anak dianggap sebagai fase penyerapan dan pembelajaran, maka dengan film Upin dan Ipin ini memberikan sebuah pesan yang ditanamkan di setiap adegannya yang menunjukan bagaimana contoh sikap dan etika yang baik dalam berkehidupan sebagai anak anak. Selain itu, film Upin dan Ipin secara tidak langsung memberikan contoh kepada anak anak dalam berdisiplin, berbagi, serta menghargai orang.