Mohon tunggu...
Predi Sinaga
Predi Sinaga Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Menyuarakan suara dengan coretan

Pemikir dan Akademisi yang terus menggali/ Apresiasi coretan saya dengan cara terbaikmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bintang Emon Sang Komedi Cerdas, Salahkah Kritikannya?

15 Juni 2020   23:54 Diperbarui: 16 Juni 2020   00:03 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dialah Bintang Emon, Komika cerdas yang sudah tidak asing lagi bagi pengguna medsos. Bintang Emon sering membuat konten video lucu yang mengandung unsur satire, nasihat, dan juga kritikan yang membuat banyak orang yang menggemarinya. Bintang Emon adalah nama panggung dari Publik Figure yang bernama asli Gusti Bintang ini.

Belum lama ini Emon membuat sebuah kritikan terkait kasus Novel Baswedan yang dikemas dalam video yang bisa dibilang satire dan menimbulkan gelak tawa.

Video ini diunggah di media sosialnya Twiter dan juga Instagram. Banyak respon yang dilayangkan kepada  emon karna dianggap berani untuk menyuarakan keadilan.

Secara singkatnya, isi dari video itu menyampaikan bahwa pelaku penyiraman air keras didakwa tidak sengaja merupakan hal yang mengada ngada, Di akhir video juga kelucuan video ini komplit karena ada kata bakso yang terucap disana.

akan tetapi yang namanya public figure ada yang menyukai ada juga yang tidak, seperti yang dialami Bintang Emon selepas mengunggah video tersebut, Bintang mendapatkan teror dari orang yang tidak dikenal melalui akun akun sosmednya, manager dan bahkan keluarga dekatnya dengan konteks fitnah yang dilayangkan adalah bahwa Bintang seorang pengonsumsi Narkoba.

Apakah itu Benar?, jelas tidak dong Bintang Emon baru baru ini juga sudah memberikan bukti pemeriksaan medis yang menyatakan bahwa Dia negatif narkoba.

Jadi apa sebenarnya tujuan dan teror ini, dan adakah dalang utama dibaliknya?, untuk itu kita tidak bisa mengira secara pasti, namun dari kejadian ini kita bisa melihat bahwa bersuara untuk keadilan bukan lagi dipandang sebagai hak mendasar, banyak hal yang ditakutkan ketika orang ingin mengungkapkan pendapatnya, apakah kita sedang kembali ke jaman kelam?, menurut saya tidak, jaman kelam jelas membukukan bahwa berpendapat dikekang oleh pemerintah dan kehilangan hak adalah konsekuensinya.

Namun saat ini adalah jaman dimana provokator sangat marajalela yang pada dasarnya mengadu domba antara orang benar dengan orang yang belum tentu salah, dalam era  modern ini disebut BUZZER, apakah ini politis?,  kita tidak akan pernah tahu apa kepentingan mereka. 

Dari sisi lain, apakah sebenarnya kritikan dari Bintang ini melanggar hukum atau tidak?, Jawabannya jelas tidak melanggar,  dipandang dari sisi hukum ataupun substansi kritikan tersebut tidak melanggar hukum, mengapa?

1. Bintang Emon berbicara sesuai dengan fakta yang ada, artinya tidak ada unsur berita bohong atau penggiringan opini buruk.

2. Bintang Emon adalah rakyat biasa yang memiliki hak untuk berpendapat dan dijamin oleh UU.

3. Kritikan yang disampaikan adalah murni dan tidak ada ujaran kebencian atau ajakan untuk melakukan hal yang melanggar hukum.

Jadi, mengapa Bintang Emon diteror?, sebagian besar  bisa dikatakan sebagai strategi untuk membenturkan antara pemerintah dengan rakyat, yang membenturkan siapa?, orang orang yang memiliki kepentingan untuk itu.

Oleh karena itu, langkah yang tepat kita lakukan sebagai masyarakat yan baik adalah mendukung yang benar tanpa menyalahkan pemerintah belum tentu salah, karena ini adalah akibat yang lebih parah ketika rakyat selualu menyalahkan pemerintah dalam segala hal.

Bintang Emon adalah komika yang cerdas, kritis dan peduli. Mari jangan sampai karena kita dengan membabi buta mendukungnya dan mementingkan ego tapi tidak menjaga kepentingan Bintang.

Karena saya yakin orang orang seperti Bintang ini rawan dengan yang namanya ditunggangi, kita tidak mau ada di jaman itu.

Jadi biarkan Bintang memberikan pendapatnya dengan bebas, berbicara layaknya tanpa ada dorongan dorongan. Karena dengan begitu, Bintang tidak akan terbebani. Bintang dan kita adalah sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun