Â
Di zaman yang serba canggih dan digital seperti sekarang ini, gadget atau apapun yang berhubungan dengan dunia digital sudah pasti menjadi barang wajib yang dimiliki. Bayangkan, begitu mudahnya mengakses informasi terkini. Tanpa perlu repot datang ke lokasi. Mencari apa yang kita butuhkan, semua tersedia dalam sebuah ruang maya yang di sebut internet. Tapi apakah anda pernah merasa, ketika bertemu, berbicara atau bahkan sedang meeting dengan teman dan rekan kerja anda, yang lain sibuk memperhatikan sedang sebagian lainnya sibuk membalas BBM, mengupdate status di Facebook dan meng-upload foto ke dalam akun media sosialnya. Atau menjumpai seseorang yang sedang berkendara, tetapi masih sibuk dengan gadgetnya. Meski dalam kondisi menyetir sekalipun. Jika pernah, itulah penyakit yang sedang mewabah di era modern ini. Digital Addict
Hari-hari ini, seiring perkembangan game, arus informasi dan maraknya beragam sosial media, kian banyak orang yang bergantung kepada Smartphone atau komputer tablet. Mulai bangun tidur ketika mengawali aktifitas hingga tidur kembali, 2 benda itu tidak pernah jauh-atau bahkan tidak bisa lepas dari genggaman. Keinginan untuk mengupdate status di Facebook, mengganti DP BBM, melihat postingan di Instagram dan bahkan bermain game seolah tiada habisnya. Secara tidak sadar, kita telah terkena wabah Digital Addict
Nafsu untuk mengikuti perkembangan informasi dan gosip, membuat kita tidak bisa meninggalkan gadget walau sejenak. Secara umum intensitas dalam dunia digital tersebut memperkaya dan memperluas pergaulan dan informasi kita. Tetapi dalam hal yang lainnya juga mengurangi bahkan menggerus keintiman yang sesungguhnya. Ketika anda sedang bercengkrama dengan pasangan tetapi pasangan anda lebih memilih melihat postingan dan unggahan foto terbarunya, apa yang anda rasakan. Itulah kenyataan yang terjadi saat ini. Smartphone berhasil mendekatkan yang jauh, tetapi juga menjauhkan yang dekat.
Mungkin kita bisa sedikit membenahi diri kita dari wabah Digital Addict ini dengan mengikuti saran dari seorang penulis dan konsultan, Baratunde Thurston, yang dijuluki sebagai the most connected man in the world, dalam majalah Fast Company menyarankan agar kita melakukan Digital detox dengan cara unplug. Baratunde Thurston bahkan meninggalkan akses internet selama 25 hari. Memutus semua koneksi dan akses digital kita dan mulai menaruh perhatian terhadap sekeliling kita seperti pasangan, keluarga atau bahkan hobby kita yang sempat hilang oleh derasnya arus digital yang tidak berkesudahan.
Â
simak artikel dari Baratunde Thurston dari majalah Fast Company
http://www.fastcompany.com/3012521/unplug/baratunde-thurston-leaves-the-internet
Gambar :Â http://digitaldetox.org/wp-content/uploads/2014/12/digital-detox-retreats-fb.jpg
Â
Happy Digital Detox
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H