Mohon tunggu...
PRAYUDI ARIF SEPTIAN
PRAYUDI ARIF SEPTIAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

---

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Emas 2045: Cita-cita dan Upaya Indonesia untuk Menjadi Negara Maju

2 Desember 2023   21:06 Diperbarui: 2 Desember 2023   21:15 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia bercita-cita menjadi negara dengan pandapatan per kapita yang setara dengan negara maju, sehingga dapat keluar dari Middle Income Trap (MIT). Oleh karena itu, Indonesia perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan, dari reformatif menjadi transformatif, melalui 3 area perubahan, yakni transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola.

Dalam menggapai cita-cita besar tersebut,Presiden RI Joko Widodo, yang didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi "Indonesia Emas 2045" .

Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Pada tahun tersebut, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia. Bukan hanya target, tapi ada usaha yang terus diupayakan agar bisa sampai ke sana. Inilah yang jadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas 2045. Usia 100 tahun itu artinya Indonesia akan mengalami usia emas pada tahun itu. 

Ledakan kelahiran yang diperkirakan membludak pada tahun ini dan tahun 2021 karena situasi pandemi ini menjadi hal yang perlu diberikan perhatian khusus. Bayi lahir pada tahun tersebut akan menjadi penduduk berusia produktif pada 2045 mendatang. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

 Oleh karena itu, jika bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dengan cara memaksimalkan produktivitas generasi muda, posisi Indonesia akan semakin kuat di mata dunia. . Namun, jika generasi muda tidak mampu mempersiapkan diri dan tidak berdaya saing tinggi, bonus demografi justru akan menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia.

Visi Indonesia menuju negara maju pada tahun 2045 adalah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur. Visi ini diwujudkan melalui empat pilar pembangunan, yaitu:

  • Pembangunan manusia serta penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Pilar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, baik dari segi pendidikan, kesehatan, maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan: Pilar ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
  • Pemerataan Pembangunan: Pilar ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah dan antar kelompok masyarakat.
  • Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan: Pilar ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan nasional Indonesia dan meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan.

cita-cita Indonesia menjadi negara maju ini, ada kaitannya dengan dua tokoh ekonom yang teorinya menjelaskan tentang negara maju. Robert Solow dan Trevor Swan adalah dua ekonom yang berkontribusi signifikan dalam pengembangan teori pertumbuhan ekonomi. Robert Solow (1914-1997) meraih gelar di Bronx, New York, dan menjadi profesor ekonom di Harvard University pada tahun 1940-an. Trevor Swan (1910-1994) meraih gelar di Wiltshire, England, dan juga menjadi profesor ekonom di Harvard University sekitar tahun 1940-an. Keduanya bekerja sama dalam mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang menjadi dikenal sebagai Model Pertumbuhan Neo Klasik. 

Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan memberikan wawasan tentang bagaimana negara berkembang bisa bergerak menuju status negara maju melalui beberapa faktor kunci:

  1. Akumulasi Modal: Negara berkembang dapat bergerak menuju status negara maju dengan meningkatkan akumulasi modal. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur, pendidikan, teknologi, dan peningkatan dalam produksi dan distribusi barang dan jasa.

  2. Peningkatan Produktivitas: Dalam teori Solow-Swan, peningkatan produktivitas sangat penting untuk pertumbuhan jangka panjang. Negara berkembang dapat menuju status negara maju dengan mengadopsi teknologi baru, meningkatkan efisiensi produksi, dan mengembangkan sektor-sektor yang lebih maju secara teknologi.

  3. Inovasi: Peran inovasi dalam teori ini sangat penting. Negara berkembang dapat memajukan diri mereka dengan mendorong inovasi dalam berbagai sektor, baik itu melalui riset dan pengembangan, kebijakan yang mendukung inovasi, atau melalui transfer teknologi dari negara-negara maju.

  4. Stabilitas Kebijakan: Kebijakan ekonomi yang stabil dan konsisten juga merupakan faktor penting dalam perjalanan negara berkembang menuju negara maju. Kebijakan yang mendukung investasi, meningkatkan infrastruktur, dan memberikan insentif untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat membantu mempercepat proses transisi ini.

 

Teori pertumbuhan ekonomi Solow-Swan relevan dalam menganalisis upaya Indonesia menuju negara maju di tahun 2045.

Beberapa hubungannya adalah:

  1. Teori Solow-Swan menekankan akumulasi modal (melalui investasi) sebagai faktor pendukung pertumbuhan jangka menengah. Oleh karena itu, untuk mencapai target pendapatan per kapita setara negara maju, Indonesia memerlukan tingkat investasi yang sangat tinggi dan berkelanjutan.
  2. Kemajuan teknologi menurut Solow adalah faktor kunci pertumbuhan jangka panjang. Agar bisa setara negara maju, Indonesia harus mengembangkan inovasi teknologi dan menerapkannya di berbagai sektor perekonomian.
  3. Pertumbuhan output dan pendapatan per kapita pada akhirnya akan melambat menuju steady state. Indonesia perlu produktivitas yang terus meningkat agar bisa terus tumbuh hingga mencapai level pendapatan negara maju.
  4. Bonus demografi perlu dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan melalui peningkatan angkatan kerja. Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja produktif dan berkualitas untuk menyerap bonus demografi.

Jadi Teori Solow-Swan memberikan landasan analitis yang penting bagi Indonesia dalam merencanakan dan merealisasikan target menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi dan daya saing global pada 2045 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun