“ eeee mbak Senja, kemana aja kok gak pernah kliatan? “
“Ealah, aku di rumah aja mbak, biasalah ngurus rumah sama anak”
“Mau cari buku apa kangen sama saya? “
“Dua duanya mbak, hahaha “
“Ini mbak saya kasih bukunya Pramoedya lagi, Bumi Manusia “ hampir 2 jam aku dan Wilujeng bertukar cerita ngalor ngidul, tapi bagaimanapun pembicaraan itu tetaplah menyenangkan.
Sama seperti dulu Bram, wilujeng selalu memberiku tulisan Pramoedya. Aku tak tau pasti apa yang membuatmu mengagumi cerita karanganya. Namun yang aku mengerti, kisah yang berharga tak selalu berakhir bahagia, dan karenamu Bram, aku selalu mencintai masalalu kita, mencintai kota yang mempertemukanku denganmu, mencintai kota yang merampas bahagia namun tetap harus dirawat dengan cinta tanpa dusta, mencintai kota yang di bangun dari keringat, semangat, air mata dan jiwa kesatria, dan bagaimanapun sekarang harus aku menikmati kenyataan perih ini, begitulah caraku merindumu. Aku cinta kota ini Bram, dan Aku mencintaimu selalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI