Mohon tunggu...
Prayogo PH
Prayogo PH Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pelajar seumur hidup

Hiduplah seperti larry

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kutai Kartanegara, Kerajaan Tertua yang Menjelma Jadi Ibu Kota Baru

8 September 2019   12:03 Diperbarui: 8 September 2019   12:11 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu telah memutuskan untuk memindahkan Ibukota Baru RI ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.

Mungkin, nama Penajam Paser Utara atau Kutai Kartanegara tak begitu familiar di benakmu. Namun jika kamu menelaah kembali buku sejarah yang pernah dipelajari semasa di bangku sekolah, sebenarnya nama Kutai Kartanegara tidak begitu asing.

Pasalnya Kutai Kartanegara memiliki sejarah dengan kerajaan besar tertua di Indonesia yang juga bernama serupa. Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kutai Kartanegara merupakan akar sejarah dari kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Hal tersebut dibuktikan karena pernah ditemukan batu tugu yang bernama Yupa yang terdapat pahatan pesan berbahasa Sanskerta. Di batu tersebut berisi inforamasi mengenai silsilah kerajaan Mulawarman, cucu dari Raja Kudungga, raja pertama Hindu yang berdiri sekitar 300-an Masehi.


Melansir dari laman Kesultanan Kutai Kartanegara, kerajaan yang dipimpin oleh Raja Mulawarman, anak dari Aswawarman dan cucu dari Kudungga itu bernama Kutai Martadipura.Kerajaannya berlokasi di seberang Kota Muara Kaman, Kalimantan Timur, dekat dengan Sungai Mahakam.

Lalu sekitar abad ke-13 sampai ke-14, muncullah sebuah kerajaan baru yang menamakan dirinya sebagai Kutai Kartanegara. Kerajaan ini berada di bawah kepemimpinan Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325) dan berlokasi di Tepian Batu atau Kutai Lama.

Kata Kutai berasal dari kata bahasa China "Kho Tay" yang berarti negara yang besar. Sementara Kartanegara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya memiliki aturan. Sehingga jika diartikan secara harafiah, Kutai Kartanegara berarti negara besar yang memiliki aturan.

Pada abad ke-17, agama Islam mulai masuk ke dalam Kerajaan Kutai Kartanegara. Islam diterima dengan baik oleh keluarga kerajaan. Kemudian gelar raja pun diganti menjadi sultan, begitu pula dengan nama-nama generasi yang lahir di masa itu dan sesudahnya, mulai menggunakan nama-nama bernafas Islam.

Nama Kerajaan Kutai Kartanegara pun ikut berubah menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara. Raja yang pertama kali mengunakan gelar sultan adalah Sultan Aji Muhammad Idris. Sayang, sang Sultan meninggal saat berperang melawan VOC membantu ayah mertuanya, Sultan Wajo La Madukelleng di Sulawesi Selatan.

Gerbang menuju Tanah Ulayat Adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura Foto: Wikimedia Commons
Gerbang menuju Tanah Ulayat Adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura Foto: Wikimedia Commons

Kutai Kartanegara ing Martadipura berubah jadi Daerah Istimewa Kutai pada 1953 silam, berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 1953. Enam tahun setelahnya, Daerah Istimewa Kutai dipecah jadi tiga daerah tingkat II, yaitu Kutai, Balikpapan, dan Samarinda.

Menurut Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara, penduduk setempat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah Kutai Biru atau Keraton yang terdiri dari masyarakat yang memiliki garis keturunan keraton atau bangsawan.

Kelompok kedua adalah Kutai Pantai atau Pesisir, yang berisi masyarakat dari beragam macam etnik di Indonesia yang berasimilasi atau berbaur dengan penduduk asli.

Kelompok ketiga adalah Kutai Ulu atau Pedalaman yang berasal dari 18 etnis dengan tradisi dan bahasa yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun