Salah satu faktor utama yang mendorong pemerintah Brunei untuk  memproduksi migas secara besar-besaran adalah demi menopang gaya hidup  mewah warga Brunei.Â
Untungnya ada negara adidaya di seberang Laut Cina Selatan (LCS) yang bersedia menjadi juru selamat: Republik Rakyat China. Mungkin kedua negara tersebut bertolak belakang ideologi politik. Namun fulus menyatukan Negeri Tirai Bambu dan Negeri Petro Dolar dengan akrab.
Diketahui bahwa China telah menyelesaikan fase pertama industri yang mereka buka di wilayah pulau Muara Besar, Brunei.Â
Proyek itu disebut menjadi proyek investasi terbesar dari luar negeri yang pernah diterima oleh Brunei Darussalam dan diketahui bahwa proyek di pulau Muara Besar dikendalikan oleh perusahaan asal China, Hengyi Group.Â
Di wilayah itu tengah dibangun gedung refinery atau 'penyulingan' dan kompleks petrokimia terbesar yang memiliki jembatan dan jalur koneksi menuju Ibukota Banda Sri Begawan.
Diketahui bahwa proyek di pulau Muara Besar  dikendalikan oleh perusahaan asal China, Hengyi Group.Â
Di wilayah itu  tengah dibangun gedung refinery 'penyulingan'dan kompleks petrokimia terbesar yang memiliki jembatan dan jalur koneksi menuju Bandar Seri Begawan. Dikutip dari laman South China Morning Post, nilai investasi di Muara Besar mencapai hingga US$3,4 miliar.
Source: satu, dua, tiga, empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H