Mohon tunggu...
Prayogi Putra Deluhula
Prayogi Putra Deluhula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Political Science Student

I am Prayogi Putra Deluhula, Political Science Student at Sam Ratulangi University 2020. Known as a lifelong learner. I have an interest in a career as a politician and also an academic, besides that I also like things related to technology.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manisnya Pluralisme di Kota Apel

20 Desember 2022   01:01 Diperbarui: 20 Desember 2022   01:10 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 15 di bulan 9, cuaca sejuk mencapai kulit pemuda-pemudi yang pertama kali menginjakkan kakinya di kota Malang, Jawa Timur. Di "Kampus Putih" yang megah itu, binar-binar mata para kaula muda terpancar, seakan menandakan mereka baru memenangkan sesuatu yang ingin dicapai sejak lama. Universitas Muhammadiyah Malang menjadi saksi, 47 orang mahasiswa dari seantero nusantara, terhimpun jiwanya mengikuti program exchange Pertukaran Mahasiswa Merdeka Kemendikbud Ristek. Harapan kebahagiaan itu, nampaknya karena banyak diantara mereka yang baru akan merasakan suasana kuliah yang "sesungguhnya". Diantaranya adalah saya sendiri, 4 semester dipenjara oleh covid 19, akhirnya dapat merasakan euphoria kuliah secara langsung.

Di kota yang sejuk itu, kami ditempatkan di rusunawa UMM, membuat bounding kami tercipta lebih jauh dibanding mahasiswa pada umumnya. Sekamar dihuni oleh 3 orang, saya mendapatkan 2 kawan baru yang keduanya berasal dari Sulawesi Selatan, ai senangnya ji'. Anjas dan Syawal menjadi saudara pertama yang akan menemani saya selama satu semester kedepannya. Saya berprasangka, kami bertiga akan mengalami adaptasi yang sulit satu sama lain, ternyata tidak sama sekali. Awalnya saya mengira logat mereka sama-sama Bugis, wah saya dikagetkan logat Sidenreng Rappang punya Anjas, berbeda dengan logat Makassar punya Syawal. Syawal bahasanya lebih mudah saya mengerti, masih banyak memakai campuran Indonesia, walau seringnya diakhir kata ditambahkan ji' mi' ki'. Lain halnya dengan Anjas, dialek Sidrap (Sidenreng Rappang) kental sekali, sangat asing vocabulary nya. Dari sini kita sudah bisa melihat unsur Bhineka Tunggal Ika sudah ada, ragamnya nilai linguistik Indonesia, Anjas dan Syawal sudah praktekkan, sungguh banyak belajar saya dari mereka.

(dokpri)
(dokpri)

Hari Awal di UMM

Besoknya, agenda kami adalah memenuhi undangan dari Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si, beliau meresmikan program exchange ini. Ingat sekali di hari senin itu, setelah peresmian saya bergegas langsung menuju kelas pertama, mata kuliah Komunikasi Politik. Hari pertama kuliah itu, merupakan momen yang tak terlupakan karena sistem kelas di UMM sedikit berbeda dengan kampus pada umumnya yang dikelompokkan tiap fakultas. Disini memakai sistem GKB (Gedung Kuliah Bersama), setiap lantainya diberi nomor, seperti hotel. Waktu itu di MK Komunikasi Politik, kode kelasnya adalah di GKB 1 6.08 yang artinya saya harus ke lantai 6 di ruangan 08. Lucunya karena megahnya kampus ini, saya sampai linglung sendiri. Alhamdulillah saya masih dapat mengikuti kelas yang dipimpin oleh dosen luar biasa, Dr. Budi Suprapto, M.Si. Pak Budi dengan ramah mempersilahkan kami mahasiswa pertukaran, memperkenalkan diri didepan mahasiswa UMM lainnya. Dari depan mereka, saya sedikit terkejut, karena ternyata banyak sekali mahasiswa yang tidak berjilbab atau non-muslim di kelas ini. Pikir saya karena ini kampus berbasis Muhammadiyah, salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia, maka mayoritasnya banyak beragama Islam, ternyata tidak. Di kelas ini, seperti seimbang antar umat beragama lainnya, toleransi beragama seagung itu, lagi-lagi saya diajarkan kembali oleh konsep Unity in Diversity.

Sorenya, kami diminta berkumpul untuk first meet and welcome Modul Nusantara, mata kuliah khusus yang hanya dimiliki program exchange ini, dari namanya saja, kita bisa mengetahui modul ini melekat kepada tumbuhnya nilai nasionalis, substansinya terdiri dari empat jenis kegiatan yaitu kebhinekaan, inspirasi, refleksi dan kontribusi sosial.  Dosen tercinta kami, Ibu Dyah Worowirastri Ekowati, S.Pd., MPd., mengawali meeting ini dengan makan rujak bersama. Benar Ibu Dyah adalah dosen tercinta kami, dua tahun di dunia kampus, tidak pernah saya menemukan pendidik sehangat dan sebaik Ibu Dyah. Seperti memiliki dosen dan ibu secara bersamaan, kehangatan beliau dalam mendidik kami, hati yang sangat lembut, serta rasa simpati dan empati yang mungkin setelah ini saya tidak bisa didapatkan pada dosen manapun. Ibu Dyah mengenalkan kepada kami kebaikan dalam keragaman, kami yang berasal dari Sabang sampai Merauke selalu dianggap anak beliau sendiri. Dari sini lah terbentuknya sistem edukasi yang baik, hasil nyatanya adalah kami 47 mahasiswa dibimbing, hingga membuat dua karya buku ber-ISBN yakni "The Journey Modul Nusantara" dan "Sedalam Rasa Sejuta Makna". Bisa menjadi ingatan untuk kita semua, orang baik dengan niat baik akan menciptakan sebuah kebaikan. Semoga Ibu Dyah membaca ini, jangan pernah lupakan saya ya, Bu.

(dokpri)
(dokpri)

Ulang Tahun di UMM

Terasa sangat spesial bagi diri ini, tanggal 17 september 2022 menginjak kepala dua. Saya tidak pernah berekspektasi bisa merayakan ulang tahun di kampung orang lain. Biasanya ulang tahun hanya dirayakan bersama keluarga terdekat, di momen spesial ini saya diberi kejutan oleh keluarga baru PMM. Kenangan di malam itu, ingat sekali saya pulang dari kampus sekitar jam 23.00 WIB, kebetulan di Dome UMM sedang ada konser Rizky Febian, sudah menjadi rahasia umum kampus UMM selalu mengadakan event-event besar. Setelah pulang dari konser, saya dikejutkan dengan semua teman-teman telah berkumpul di depan kamar lengkap dengan kue ulang tahun. Bahagia sekali, tidak akan hilang di rekaman memori indah saya, terima kasih teman-teman.

(dokpri)
(dokpri)

(dokpri)
(dokpri)

Kontribusi Sosial Nyata Banjir Lebakharjo

Tidak hanya momen bahagia yang saya akan tuliskan, Jumat 21 Oktober 2022, kabar duka datang dari Malang Selatan. Tepatnya di Desa Lebakharjo musibah banjir menjadi kesedihan mendalam bagi kami, banyak rumah hancur terkena longsoran banjir, anak-anak sakit dan tidak bisa sekolah, pakaian dan makanan yang terbatas. Hingga membuat kami beriktikad pergi ke lokasi bencana untuk menolong, apa kiranya yang bisa kami tolong. Tanpa lama-lama, kami segera merapatkan hal ini dengan dosen agar diizinkan, hingga besoknya kami berangkat bersama para relawan lainnya. Bermodalkan niat, kami berangkat ke lokasi 3 jam menggunakan mobil truk. Salah satu perjalanan terberat yang pernah saya lalui, bayangkan medan yang gunung yang tanpa ampun penuh lika-liku, serta dinginnya hujan saat itu sangat tidak bersahabat. Bahkan di perjalanan, tidak sedikit dari kami yang jatuh sakit. Walaupun demikian tidak menyurutkan semangat kami yang sudah menyala-nyala itu. 3 hari bersama dengan penyintas di lokasi bencana, banyak sekali yang kami lakukan. Diantaranya adalah membersihkan rumah warga yang terkena longsor, membagikan makanan dan pakaian yang layak, bekerja sama dengan dokter membantu masyarakat yang sedang sakit, serta menjadi teman bagi anak-anak disana. Pengalaman hidup yang benar-benar luar biasa, terharu bisa menjadi bagian dari mereka. Melihat para korban bencana kembali tersenyum, membuat diri ini malu. Pengorbanan kesana tidak seberapa dengan apa yang mereka rasakan, ternyata Allah takdirkan kita memang untuk saling membantu.

 

(dokpri)
(dokpri)

 

 

Berteman dengan Mahasiswa Internasional

Di Rusunawa tempat kami, tidak hanya mahasiswa exchange dalam negeri yang menempati, melainkan juga mahasiswa exchange luar negeri. Oleh karena itu saya banyak mendapatkan relasi kawan yang bukan dari Indonesia. Teman internasional pertama saya adalah Han, mahasiswa yang berasal dari Uzbekistan. Jika diingat lucu sekali awal pertemanan kita, saya di lobby rusunawa waktu itu sedang menonton pertandingan UFC di laptop. Dari belakang tampaknya ada mahasiswa internasional yang mengintip malu, dia adalah Han. Ternyata dia juga penyuka UFC seperti saya, dari situlah hubungan saya dan dia semakin kuat. Dia juga sering membuatkan saya makanan khas Rusia yaitu, Makaroni Cargo. Selain Han, saya juga mempunyai teman dari Kolombia bernama Niko. Dia merupakan mahasiswa Hubungan Internasional yang begitu cerdas, dia banyak berdiskusi dengan saya tentang bahasa, sosial dan politik di Indonesia maupun di negaranya Kolombia. Selain itu yang membuat dia menarik adalah rasa cinta toleransi terhadap Islam yang begitu tinggi, padahal dia merupakan penganut paham agnostik. Dia pernah mengatakan begini kepada saya "Yogi, me sigue fascinando ver mezquitas. Su arquitectura, son tan bellas. Procuro no perder la capacidad de asombro nunca." Artinya "Yogi, saya selalu terpesona melihat Masjid. Arsitekturnya, mereka sangat indah. Saya mencoba untuk tidak pernah kehilangan rasa ingin tahu saya." Selain itu ada teman saya bernama Kuli, dia berasal dari Mali. Dia adalah seorang mahasiswa yang selalu ceria dengan keahliannya rapper nya begitu keren. Teman internasional saya semakin banyak ketika UMM menjadi tuan rumah International Student Summit, ajang silaturahmi bagi semua mahasiswa internasional di Indonesia. Saya jadi mempunyai karib dari Afghanistan, Yaman, Sudan, hingga negara tetangga seperti Malaysia. Sungguh kesempatan yang UMM berikan begitu banyak.

(dokpri)
(dokpri)

Mahasiswa Afghanistan, Yaman dan Sudan di Acara ISS(dokpri)
Mahasiswa Afghanistan, Yaman dan Sudan di Acara ISS(dokpri)

Pluralisme

Akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan rasa syukur yang luar biasa menjadi bagian dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain dari yang saya ceritakan di atas, program ini memberikan saya kesempatan untuk mengeksplorasi budaya dan wisata Jawa Timur, dimulai dari Bromo, Jatim Park, Kampung Warna-Warni Jodipan dan masih banyak lagi.  Pengalaman dan pelajaran hidup yang begitu melimpah, saya menjadi lebih mengenal diri sendiri. Manusia itu indah karena berbeda, manusia itu indah karena saling menolong, manusia itu indah ketika berbuat baik. Makna pluralisme itu terlampau luhur, semoga kita yang membaca sedikit pengalaman saya ini, bisa lebih saling menyayangi lagi satu sama lain. Indonesia kita jaga baik-baik dari perpecahan, Bhineka Tunggal Ika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun