Mohon tunggu...
Pandu AgungPrayogi
Pandu AgungPrayogi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa tugas belajar

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Peer to Peer Lending, Sebuah Kemudahan yang Tidak Mudah?

23 Desember 2023   17:46 Diperbarui: 23 Desember 2023   17:46 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya seperti yang penulis kutip dari portal berita antaranews berikut: Harun (26) menemukan ponsel yang ia inginkan di internet, tapi sayang, harganya yang senilai Rp6 juta dinilainya lumayan mahal. Ia bisa saja menggunakan uang tabungan, tapi saat itu, tahun 2022, pemuda yang berasal dari Gresik, Jawa Timur, baru bekerja di Jakarta selama 3 bulan. Jika menggunakan uang tabungan, sisanya bakal sangat menipis, dan akan membuatnya tak lagi bersemangat untuk berhemat ke depannya.

“Aku pikir sayang saja, kalau tiba-tiba tabungan berkurang banyak untuk beli handphone, jadi aku coba cari opsi kredit. Kebetulan waktu itu aku belum sempat mengurus kartu kredit, jadi aku coba pakai pinjol saja,” kata Harun.

Akhirnya, Harun mengajukan pinjaman dana kepada perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech) peer to peer lending atau biasa disebut pinjol yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Harun mendapatkan batas pinjaman senilai Rp5 juta sehingga ia perlu mengambil Rp1 juta dari tabungan untuk menutupi kebutuhan membeli ponsel. Untuk pelunasannya, ia perlu membayar dengan cara mencicil senilai Rp508 ribu setiap bulan selama 12 bulan. “Kalau dihitung, bunganya bisa sampai Rp1 juta sendiri, tapi itu lebih baik daripada tiba-tiba saldo seret karena habis membeli ponsel,” kata Harun.

Oke di sini tidak ada masalah, karena hutang terbayar dengan lancar walaupun uangnya tidak digunakan untuk hal yang produktif.

Contoh lain yang agak tragis penulis kutp dari portal berita detik.com sebagai berikut: Seorang pemuda asal Kediri gantung diri karena terlilit pinjol. Berdasarkan keterangan yang dihimpun polisi dari kerabat dan pengurus RT setempat, korban RE diketahui bermain game online dan terjerat pinjaman online sejak 2 tahun lalu. 

Keponakan korban, Asyek Bima Alamtana (19) mengatakan, dirinya sudah sering menasihati agar korban agar berhenti bermain game online, terutama pinjaman online. Karena itu bisa mengganggu kehidupannya. "Sudah 2 tahun ini bermain game online jenis pragmatis dan sudah seringkali diingatkan agar berhenti main itu tapi tetap saja," kata Bima kepada pihak kepolisian yang melakukan pemeriksaan.

Dapat dibayangkan, fasilitas peer to peer lending dimanfaatkan untuk kegiatan tidak produktif berupa game online. Dan parahnya terjadi gagal bayar yang pada akhirnya menyebabkan frustasi yang diakhiri dengan gantung diri.

Nah, mari kita melompat ke berita yang penulis kutip dari portal berita Kontan.co.id berikut ini: Proza, mantan karyawan swasta, memulai perjalanan bisnisnya dengan mendirikan KataLoGue Kopi pada tahun 2016. Tanpa pengalaman bisnis sebelumnya, keberhasilannya dalam dunia kopi semakin meningkat.  Dengan dukungan Fintech P2P, Proza melakukan ekspansi bisnisnya dengan membuka gerai ritel kopi baru. 

Kolaborasi ini tidak hanya berkaitan dengan permodalan, tetapi juga melibatkan penyempurnaan desain interior gerai ritel kopi, memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Kini, KataLoGue Group memiliki beberapa merek terkenal, termasuk KataLoGue Kopi, Petak25, Kai.Ros Coffee, Komunal 9, dan Ropang Harapan. Kesuksesannya menarik perhatian Dian Pelangi, brand fashion ternama di Jakarta, yang kemudian berkolaborasi dengan KataLoGue Group pada tahun 2022.

Dari sini harusnya kita sudah bisa sama-sama mengambil pelajaran bahwa jika ada suatu kejadian terkait peer to peer lending dan kita mencari tahu siapa yang salah, maka kemungkinan besar yang salah adalah si pemakai layanan yang biasanya tidak memanfaatkan layanan yang ada sebagaimana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun